Laman

Laman

Minggu, 22 November 2015

Memilih Cerdas, Cerdas Memilih Untuk Karangasem

    foto: Ketiga Paslon Peserta Pilkada Karangasem Saat Mengikuti Debat Publik 

KARANGASEM, Teropong Amlapura - Kabupaten Karangasem yang selalu dicap sebagai daerah kering dan miskin masih punya harapan untuk maju. Harapan itu ada pada pemimpin yang tepat. Sebab di tangan pemimpin yang cerdas, bersih, dan berani maka kemajuan itu pasti akan datang. Di tangan pemimpin yang cerdas rakyat yang bodohpun bisa dibuat cerdas. Di tangan pemimpin yang bodoh maka rakyatnya yang cerdas pun jadi bodoh. Jangan anti memilih pemimpin karena kegagalan dan kekecewaan masa lalu. 

Harapan mendapat pemimpin yang baik (berkualitas) masih ada seperti di Jakarta menemukan Ahok atau di Kota Surabaya menemukan Bu Risma. Pemimpin yang Pro Poor itu lahir dari dari masyarakat yang sadar akan nasibnya yang perlu dibantu pemerintah. Pemimpin yang punya program dengan visi misi yang menyentuh masyarakat itulah yang harus dipilih. Nasib anda saat ini akan berubah di tangan pemimpin yang berkualitas. Stigma bahwa siapapun pemimpinnya nasib anda akan tetap seperti hari ini itu adalah anggapan yang keliru. Percaya karena program yang dibuat pemimpin nanti akan menyentuh anda secara langsung dan tidak lansung. Akan ada kebijakan pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan, bantuan langsung, dan program-program pembangunan ekonomi, sosial, budaya yang dibawa pemimpin baru. Jadi pilih dia pemimpin yang berkualitas, yang visi dan misinya punya terobosan yang nanti bisa mengubah nasib anda seterusnya. Jangan memilih pemimpin instan dari uang yang diberikannya hanya sehari (serangan fajar) itu akan membuat nasib anda menderita 5 tahun.

Rakyat yang cerdas perlu luangkan waktu sejenak melihat mana visi misi calon pemimpin. Lihat mana yang PRO POOR, PRO JOB dan PRO GROUWT yang realistis. Realistis karena APBD Karangasem lebih kurang Rp 1.300 Miliar (1,3 Triliun) pertahun. Tapi itu jelas masih kecil untuk Karangasem dengan 500 ribu jiwa penduduk dan luas wilayah 839,54 Km2

Maka lihatlah siapa pemimpin yang punya jaringan ke pusat. Koneksi pusat dimiliki oleh pemimpin yg berpengalaman di pusat, pernah jadi orang pusat, atau kenal baik dengan orang-orang pusat. Kenal orang-orang hebat di pusat penting sekali sebab proyek pembangunan di pusat harus dijemput dengan jaringan dan koneksi agar sampai ke daerah. Mengandalkan proyek APBD sangat tidak maksimal apalagi untuk pembangunan yang menelan biaya ratusan miliar seperti pipanisasi, bendungan, atau dermaga. Maka lihat rekam jejak pemimpin itu. Lihat latar belakangnya termasuk keluarganya. Lihat pula Partai pengusungnya apa karena pemerintahan di Kabupaten sangat bergantung dari garis partai di pemerintahan pusat. Partai pemerintah akan mengalirkan program pemerintah segaris partai demi kemajuan partai di daerah untuk pilpres berikutnya. Jadi jangan heran pemimpin non partai pemerintah tidak akan dapat bagian kue program pemerintahan pusat. Maka mari memilih untuk menjadi cerdas sehingga kita cerdas memilih. 

Masyarakat Karangasem diberikan pilihan SMS, MasDipa, dan SuKSes. Nomor urut 1,2,3 mana yang lebih baik anda bisa menilai. Mana yang sesuai dengan kreteria di atas anda yang menilai. Masih ada waktu menentukan sebelum 9 Desember 2015. Masih ada Debat Publik yang akan digelar 22 November dan 29 November 2015 agar bisa menilai mana pemimpin yang berkualitas. Satu suara anda menentukan masa depan pembangunan Karangasem 5 tahun kedepan. 

Mari Memilih Cerdas untuk Cerdas Memilih Pemimpin Karangasem. ***


Kamis, 19 November 2015

Mobil Pick Up Terperosok ke Jurang, Pasutri Nyaris Tewas

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Sebuah mobil Pick Up terperosok ke jurang sedalam 5 meter di Banjar Kangkang, Desa Kerta Mandala, Kecamatan Abang, Karangasem, Kamis (19/11/2015). Kecelakaan tersebut nyaris memakan korban pasutri Wayan Subrata (41) dan istrinya Ni Wayan Murni (38). Mereka berdua yang ada di dalam mobil tersebut mengalami luka berat sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Ketut Sudiarta (40) yang menjadi saksi mata dalam kecelakaan tersebut menyampaikan bahwa kecelakaan terjadi sekitar pukul 11;30 Wita. Pihaknya mengaku bahwa kecelakaan terjadi karena Wayan Subrata yang menjadi sopir mobil tersebut gugup saat mengendarai mobilnya sehingga terperosok ke jurang. Terlebih disampaikan Wayan Subrata baru sekitar seminggu lalu membeli mobil dan baru belajar mengendarai mobil sehingga belum mahir menggedalikan mobilnya. “Pak Wayan baru bisa mengendarai mobil, dia mengaku gugup sehingga menginjak gas ketika hendak mengerim,” turunya.
         Kecelakaan yang terjadi percis di tikungan menuju jalur Desa Culik tersebut pun menarik perhatian warga yang melintas karena ingin melihat kondisi korban dan mobilnya. Mereka terus bertanya-tanya kronologis kejadian. Sementara mobil Pick Up warna putih DK 9745 KM milik korban mengalami rusak berat pada bagian depan. Kaca dan bember depan mobil hancur karena mengalami benturan dengan batu dan tanah di dasar jurang. Warga pun rame untuk melihat proses evakuasi terhadap mobil korban. *

Senin, 16 November 2015

Kampaye SMS Dihadiri Ribuan Massa, Hasto Sebut Program SMS Sejalan Dengan Pemerintahan Jokowi

foto: Kampaye Akbar Paslon SMS (Sudirta-Made Sumiati) di Stadion Gunung Agung Amlapura

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Sesuai dengan ekpektasi awal bahwa kampaye SMS (Sudirta-Made Sumiati) akan dibanjiri ribuan masa terbukti sudah. Dari pengamatan di lapangan, tidak kurang sekitar 35 ribu massa mengahdiri acara kampaye akbar tim SMS yang dilaksanakan di stadion Gunung Agung di Jalur 11 Amlapura, Minggu (15/11) kemarin. Massa yang kebanyakan mengetanakan  kaos bergambar paket SMS dan membawa bendera PDIP tersebut memenuhi stadion sejak pukul 14:00 Wita. Massa datang dari seluruh kecamatan dengan menggunakan Truk-truk dan sepeda motor.

Susana tambah semarak karena 50 Sekae Baleganjur membahana memenuhi seisi stadion. Wayan Sudirta dan Made Sumiati yang mengenakan pakean putih-putih pun berjaan dari luar stadion menyapa massa yang berbaris di sepanjang jalan menju stadion.  Calon nomor urut satu tersebut didampingi oleh Sekeje PDIP Hasto Kristiyanto, ketua DPD PDI Wayan Koster, Anggota DPR RI Made Urip dan seluruh fungsionaris DPD Bali dan DPC PDIP Karangasem.

Hasto yang menyapa seluruh massa menyampaikan bahwa sudah saatnya berubah untuk kemajuan Karangasem. Hasto yang mengucapkan salam dari Ketum PDIP Ibu Megawati menyampaikan kalau perubahan karangaem ke arah lebih maju ada di tangan calon PDIP yaitu Paket SMS. Hasto menyampaikan bahwa membawa mandat Ibu Megawati yang menyampaikan bahwa memerintahkan seluruh kader partai untuk bergerak dan mendukung calon dari PDIP di semua daerah pilkada merupakan intruksi yang kuat untuk bisa memangkan pilkada Karangasem.

Pihaknya pun menyebut bahwa program yang dibuat SMS sejalan dengan Pemerintahn Jokowi yang notabena adalah kader PDIP. “Kalau bupatinya SMS tentu akan sejalan dengan program yang ada di pemerintahan, Karangasem akan diperhatikan pusat, saya tadi sudah telpon menteri PU agar masalah di Karangasem yaitu air bisa mengalir sampai ke kecamatan Kubu dan seluruh kecamatan di Kabupaten Karangasem,” ujar Hasto yang disambut riuh ribuan massa.

Hasto pun menambahkan bahwa hanya satu calon yang diusung PDIP di Karangasem. Apapbila ada calon yang mengaku-ngaku didukung PDIP itu tidak benar. “Ingat calon PDIDP itu hanya satu yaitu SMS (Wayan Sudirta dan Made SUmiati), jadi kalau ada calon lain yang ngaku didukung PDIP itu adalah penipu,” tegasnya. Pihaknya pun yakin, dengan dukungan massa yang ada saati ini, dibantu relawan yang ada di setiap desa dan dusun, dan setiap orang mengajak saudara atau temannya untuk memilih SMS, maka 9 Desember 2015 akan menjadi kemenangan bersama PDIP, kemenagan untuk menuju Karangasem lebih maju, lebih bersih, dan lebih sejahtera.

Sementara calon Bupati Wayan Sudirta dalam orasinya menyampaikan bahwa 31 program yang dicanankangaknnya SMS merupakan program pro rakyat yang telah mendapatkan kajian akademisi. Pihaknya mengaku menyusun program berdasarkan data dan fakta sehingga yang yang dibuatnya adalah sebuah solusi atas suatu problem yang ada di Karangasem. Dismpaikan bahwa pendidikan, kesehatan, pariwisata, ekonomi, pertanian, dan tata kelola birokrasi menjadi proritas dalam programnya. “Kita sampaikan bahwa nanti pendidikan wajib belajar 12 tahun SMA/SMK bebas SPP dan gratis semua biaya sekolah, calon lain hanya baru bisa 9 Tahun,” ujarnya. Selain itu, untuk masalah kesehatan pihaknya siap membantu warga miskin yang sakit berobat di RSUD. Begitu juga sektor pariwisata dan pertanian akan digenjot. Sementara untuk tata kelola birokrasi dirinya mengaku akan menyerahkan pada Sekda yang bersih dan jujur sehingga tidak nanti ada mutasi guru karena kepentingan politik, dan tidak ada perekrutan PNS yang dikenakan pungli atau sogok dan suap untuk bisa lulus.

Sementara itu Calon Wakil Bupati Ni Made Sumiati pun mengaku akan mengairkan Air Telaga Waja sampai ke Kecamatan Kubu. Dimana proyek pipanisasi tersebut tarsus tersendat dan terkendala sehingga masa pemeritanhannya akan dibenahi. “Masyarakat Kubu nanti jangan khawatir, setelah 9 desember SMS menang maka Air Telaga Waja akan mengalir segera ke Kubu, itu janji kami paket SMS kepada Masyarakat Kubu,” ujarnya. Pihaknya yakin karena telah mendapat dukungan dari Pusat yang notabene adalah pemerintahan yang dipegang PDIP. Begitu juga dengan Dermaga dan infrastruktur lainykan akan diperbaiki tapi pihaknya bukan untuk mencari proyek karena dirinya bukan kontraktor. “Saya dan Pak Wayan Sudirta ini orang hukum, bukan pengusaha atau kontraktor, jadi kami tidak akan mencari proyek, semua APBD akan kita alokasikan kepada masyarakat” pungkasnya. *

Konser Amal Komunitas Funk Demi Anak Sekolah Kurang Mampu

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Kepedulian sosial yang dilakukan oleh komunitas Funk Karangasem patut ditiru. Mereka menyelenggarakan konser bersama bertajuk “Karangasem Kolektif Berkarya Bersama” dengan tujuan mengumpulkan dana yang akan disumbangkan kepada anak-anak sekolah yang kurang mampu. Dari hasil konser rencananya akan dibelikan buku tulis dan alat sekolah sehinggga bisa merenginakan biaya sekolah seperti yang telah dilakukannya tahun 2014 lalu ketika menyumbang ratusan buku tulis di SD 2 Pidpid, Karangasem.
Panitia Acara, Gusti Bagus Dhyanasika menyampaikan bahwa acara konser amal anak Funk Karangasem sudah digelar dua tahun berturut-turut. Dhyanasika yang juga bassis Band Lintas Hitam itu mengaku mengumpulkan dana dari Band Funk yang tampil. Setidaknya ada 31 Band Funk dari seluruh Bali yang tampil dalam acara yang digelar di Balai Masyarakat Desa Abang, Karangasem, Sabtu (14/11/2015). Personil Band yang tampil dalam acara memberikan donasi berupa uang dan buku yang nantinya akan disumbangkan kepada anak sekolah yang kurang mampu. “Dana yang terkumpul nanti kita sumbangkan ke anak-anak sekolah kurang mampu di desa-desa terpecil di Karangasem, Selain berupa uang, kami juga menerima sumbangan buku dan alat tulis dari anggota komunitas” ungkapnya.
     Dhyanasika yang akrab disapa Gus Jambul itu mengaku dengan menggelar konser amal mencoba untuk menghilangkan stigma negatif yang selama ini dicap kepada anak-anak funk. Pihaknya berkeinginan menepiskan stigma di masyarakat bahwa anak Punk tidaklah hanya bisa mabuk-mabukan, nongkrong di jalan, pecandu narkoba, bertindak anarkis atau membuat kekacauan di masyarakat. Namun punk hanyalah semacam aliran seni yang disalurkan lewat musik yang bernada keras dan bersifat kritik yang kontrukstif. “Kami ini bukan musuh masyarakat, kami ingin diketahui bahwa kami juga sangat peduli dengan sesama terutama masa depan bangsa” pungkasnya. *

Minggu, 08 November 2015

Cegah 3 Ribu Pemilih Pemula Golput, KPU Gencar Sosialisasi Ke Sekolah-Sekolah

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Pemilih pemula yang baru pertama kali menyalurkan hak pilihnya menjadi atensi serius KPUD Karangasem. Dengan harapan agar 3 ribu orang pemilih pemula tidak golput, KPUD kini gencar melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah SMA/SMK di Kabupaten Karangasem. KPU datang jemput bola dengan harapan para pemilih pemula terutama generasi muda datang ke TPS menyalurkan hak pilihnya untuk memilih pemimpin yang menentukan masa depan Karangasem 5 tahun mendatang.
Komisioner KPUD Karangasem divisi sosialisasi I Gede Krisna Adiwidana menyampaikan sosialisasi kepada siswa di SMA/SMK terus dilakukan oleh KPU. Hampir setiap hari KPU menyambangi sekolah-sekolah bersama PPK dan PPS untuk mengajak siswa untuk datang memakai hak pilihnya pada 9 Desember 2015 mendatang. “Kita lalukan sosialisasi agar menekan angka golpot apalagi kepada mereka anak SMA/SMK yang merupakan pemilih pemula,” ujar Krisna saat ditemui di kantor KPUD Karangasem, Jumat (6/11/2015).
      Krisna menyampaikan bahwa mereka yang berhak memilih adalah yang sudah berusia 17 tahun yaitu lahir di bawah 9 Desember 1998. Disampaikan ada sekitar 3 ribu pemilih pemula dari 382.924 DPT di Karangasem. Pihaknya pun berharap para pemilih pemula nanti benar datang ke TPS utuk menyalurkan hak pilih sehingga mengurangi angka golput. *

Panwaslih Atensi Ancaman “Serangan Fajar” Pilkada Karangasem

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Ketua Panwaslih Kabupaten Karangasem, Wayan Eka Swecantara mengintruksikan kepada Panwascam dan Pengawas Pemilihan Lapangan (PPL) untuk mengawasi secara ketat proses pilkada Karangasem. Pihaknya pun menghimbau agar mengawasi setiap gerakan akan adanya kemungkinan ancaman money politik atau yang lebih sering disebut serangan fajar. Pihaknya pun menyampaikan bukan tidak mungkin serangan fajar itu ada di Karangasem mengingat pildaka Karangsem menjadi ajang pertarungan yang sangat ketat antara tiga pasang calon yang sama-sama berpeluang besar untuk memperebutkan kursi Karangasem I.
Eka menyampaikan kendati sulit untuk membuktikan serangan seangan fajar kecuali tertangkap langsung, pihaknya tetap meminta kepada segenap Panwascam dan PPL untuk stanbuy mengawasi, mencatat, dan merekam setiap kemungkinan serangan money politik. Pihaknya menyampaikan bahwa serangan fajar itu biasanya diberikan pada saat masa tenang atau mendekati hari pencoblosan.  “Kita sudah intruksikan PPL dan Panwascam agar mengawasi segala bentuk potensi kecuruangan pilkada termasuk atensi terhadap money politik” Ujar Eka seusai memberikan bimtek kepada PPL dan Panwascam di UMK Center Amlapura, Jumat (6/11/2015). 
    Pihaknya pun menghimbau kepada masyarakat agar menolak tindakan money politik yaitu menolak pemberian uang untuk memilih calon tertentu. Pihaknya mengharapakan masyarkat jadi pemilih cerdas yang memilih pemimpin berdasarkan hati nurani dengan melihat rekam jejak dan visi misi yang ditawarkan para calon. Pihaknya menghimbau memilih calon yang terbaik demi kemajuan pembangunan Karangasem selama 5 tahun mendatang. *


Senin, 02 November 2015

Penertiban AKP, Satpol PP dan Panwaslih Saling Dalih Tak Punya Wewenang

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Masalah Penertiban APK di ranah pribadi yang dinyatakan melanggar oleh Bawaslu menyisakan polemik antara Satpol PP dan Panwaslih Karangasem. Sebab antara kedua lembaga tersebut saling dalih tak punya wewenang dalam melakukan penertiban. Karena keduanya masih tidak sepaham sehingga APK pun masih tetap berdiri bertebaran dimana-mana. Selain itu, kedua lembaga tersebut rupanya takut setelah disomasi oleh salah satu calon akan dipidanakan jika berani menurunkan APK yang di ranah pribadi. Sebab dilihat dari perda dan PKPU yang mengatur masalah APK memang tidak mengaturnya secara jelas di ranah pribadi sehingga rentan gugatan.
Kasatpol PP Karangasem, Iwan Suparta menyampaikan bahwa pihaknya tidak mau menurunkan APK di ranah pribadi sebab tidak ada wewenangnya untuk menurunkan APK di ranah pribadi tersebut. Pihaknya mengaku hanya bisa melakukan penindakan APK berdasarkan perda. “Kami eksekutif dalam pilkada kan harus netral, kami menertibkan (APK) apabila melanggar perda yaitu yang berada di areal umum, kalau menertibkan yang ada di ranah pribadi pakai PKPU itu bukan ranah kami, penertiban itu tentu oleh penyelenggara pemilu yaitu KPU dan Panwaslih, di situ kami sifatnya hanya ikut mengamankan pelaksanaan ketika penertiban,” ungkapnya saat ditemui Senin (2/11) kemarin.
      Pihaknya pun menyampaikan bahwa dalam PKPU no 7 tahun 2015 pasal 72 disebutkan bahwa panwaslih berkordinasi dengan Satpol PP untuk menertibkan APK. Menurutnya kata kordinasi itu hanya sebatas permintaan bantuan kepada Satpol PP untuk mengamankan situasi penertiban yang dilakukan oleh panwaslih dan KPU sebagai penyelenggara pemilu. “Nah yang menertibkan kan harus panwaslih dan KPU, satpol PP hanya membantu mengamankan, yang cabut kan memang harus mereka (Panwaslih dan KPU), Setelah dicabut baru kita bantu mengamankan,” ungkapnya. Pihaknya menyampaikan tidak mau mencabut APK di ranah pribadi karena mengacu pada hasil ketika berkonsultasi ke Porvinsi Bali dimana Satpol PP dikatakan tidak punya wewenang ikut dalam penertiban APK yang merupakan tugas KPU dan Panwaslih sebagai penyelenggara pemilu.
     Sementara di sisi lain, ketua Panwaslih Karanagsem Wayan Eka Swecantara menyampaikan bahwa tidak memiliki wewenang dalam menertibkan APK. Menurutnya wewenanganya hanya berkordiansi dengan satpol PP dan satpol pp yang menertibkan. “Tugas panwas sudah selelsai menurut undang-undang yaitu mrncata, mengkaji, dan merekomendasikan pelanggaran APK ke KPU, pada saat penertian panwas hanya memastikan sesuai dengan rekomendasi panwas,” ungkpanya. Atas dasar itulah kemudian pihaknya pun menolak ketika diminta satpol PP untuk menurunkan APK di ranah pribadi yang menurutnya melanggar. Akibatnya rencana awal untuk menertibkan APK (Senin, (2/11) kemarin) batal. Padahal puluhan anggota satpol PP sudah siap dan datang ke Kantor panwaslih untuk ikut mengamankan penertiban. “Rencana penertiban ditunda dulu,” Ujar Eka Swecantara yang mengaku akan menyusun jadwal ulang sambil melakukan kordinasi terkait masalah siapa yang sebenarnya berhak menertibkan APK tersebut. *


Asik Berduaan di Kamar, Dua Pasangan "Mesum" Dijaring Satpol PP

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Sebanyak 2 pasangan mesum terjaring operasi yustisi (sidak) yang dilaksanakan Satpol PP Karangasem, Jumat (30/10). Pasangan yang bukan suami istri itu ditemukan sedang asik berduaaan di dalam kamar. Diduga pasangan itu habis melakukan persetubuhan sebab ditemukan bekas sperma di kasur dan ada bekas obat kuat tisu Magic Power yang sudah habis dipakai. Kedua pasangan itu pun digiring ke Kantor Satpol PP untuk didata dan diberikan pembinaan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Satpol PP melakukan operasi yustisi penertiban penduduk di lingkungan Kota Karangasem yang dimulai sekitar pukul 10:00 Pagi. Tim menyasar sejumlah kos-kosan dan penginapan. Pertama tim meninjau penginapan Kembang Remaja, penginapan Genitri, dan kos-kosan di belakang SMA PGRI Amlapura. Namun operasi di dua tempat itu hasilnya nihil. Baru kemudian tim menuju penginapan Kerta Yasa di Jalan Untung Surapati Amlapura dan menemukan pasangan yang sedang cek in di sebuah kamar penginapan. Setelah dicek ke kamar yang ditunjukkan penjaga penginapan, ternyata di  dalam ada I Kadek DK (22) dan Ni Ketut AP (25). Setelah lama digedor akhirnya mereka berdua mau mebuka pintu. Diperiksa di dalam kamar ternyata ada bekas sperma di kasur dan ada obat kuat tisu Magic Power yang sudah dipakai. Mereka mengaku bukanlah pasangan suami istri. Kadek DK berasal dari Desa Pidpid Kecamatan Abang, dan Ni Ketut AP berasal dari desa Ababi, Kecamatan Abang. Mereka menjalin hubungan perselingkuhan sebab mereka berdua sudah memiliki suami dan istri masing-masing.
Selain itu, tim yang menyasar kos-kosan yang ada di belakang penginapan Kerta Yasa juga menemukan MP (22) dan EH (35) di dalam kamar kos. MP adalah gadis yang berasal dari Kota Waringin Barat Kalimantan Tengah. Ia mengaku berpacaran dengan EH yang berasal dari Kabupaten Belu, NTT. EH mengaku hanya mengunjungi pacarnya karena ia kerja di Denpasar sementara MP bekerja di Karangasem.
Mereka pun digiring ke kantor Satpol PP untuk mendapatkan pembinaan. Selain itu, mereka juga diberikan surat pernyataan agar tidak melakukan perbuatan itu lagi. Setelah didata, kedua pasangan itu dibiarkan meninggalkan kantor Satpol PP. *

Gubernur Tekankan Jamkrida Harus Dukung Bumdes Gerbangsadu

KARANGASEM, Teropong Amlapura - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menekankan pentingnya peranan Jamkrida untuk membantu keberadaan Bumdes Gerbangsadu. Menurutnya, Program Jamkrida yang dibentuk untuk mengantisipasi realita persoalan di lapangan, yakni banyaknya masyarakat yang memiliki usaha tetapi terkadang dalam perkembangan usahanya mengalami kendala permodalan. Ditambah  semakin sulit meminjam apabila masyarakat tidak memiliki aset sebagai jaminan. Untuk itulah keberadaan Jamkrida yang dapat memberikan pinjaman tanpa jaminan bisa dijadikan solusi. "Saya kira peranan Jamkrida pada kondisi seperti ini  penting dan bisa dimanfaatkan. Dan rumus untuk menekan kemiskinan itu, kurangi pengeluaran dan tingkatkan pendapatan. Sederhana saja rumusnya, tidak usah yang ribet-ribet," ujar Made Mangku Pastika saat mengadakan peninjauan Bumdes Arta Dharma Duta di Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Karangasem seusai melaksanakan acara Simakrama, Sabtu (31/10).
Menurut Gubernur dua periode tersebut, kemajuan kinerja yang sudah dicapai Bumdes di desatersebut mendapatkan apresiasi dari Pastika. Ia mengaku bangga dengan capaian dan manajemen Bumdes tersebut, dan berharap terus ada peningkatan. Apabila kinerja itu bisa terus dipertahankan dan pertumbuhannya meningkat sesuai dengan standar pertumbuhan yang ditetapkan oleh Pemprov, Pastika berjanji akan kembali menggelontorkan bantuan dana."Kalau pertumbuhannya terus meningkat sesuai standar, saya akan kembali gelontorkan bantuan dana. Karena saya lihat perkembangannya sangat bagus, manajemen dan pembukuan ya pun sangat bagus. Saya bangga, perkembangan seperti ini yang saya harapkan," ungkapnya.
    Sementara itu, Ketua Bumdes desa Menanga, Wayan Ridana, menyatakan pihaknya mengalami kendala permodalan. Sebagai centra penjualan hasil-hasil pertanian di seputaran kecamatan Rendang, dana hibah program Gerbangsadu sebesar 1 miliar diakuinya masih kurang. Karena menurutnya banyak peminjam berharap mendapatkan bantuan pinjaman lebih banyak dari yang sudah dilaksanakan saat ini. Bumdes yang mengalami pertumbuhan hhingga 15% per-tahun ini, diakui Ridana juga mendapatkan penyertaan modal dari aset desa mencapai Rp.267 juta. Dan dari dana tersebut Bumdes yang sudah dikelolanya sudah berhasil memiliki aset hingga mencapai 2,4 miliar.  
        Lebih jauh Ia menjelaskan dari 317 kk kurang mampu di desa tersebut, sudah 137 kk yang terlayani, sehingga ke depannya Ia berharap semua kk kurang mampu yang tersisa sebanyak 180 kk bisa terlayani. Untuk mencapai hal itu, Ia menyatakan sudah mengadakan kerjasama dengan pihak Jamkrida untuk mendapatkan bantuan modal, yang secara resmi dimulai pada tanggal 28 Oktober 2015. Dengan bantuan pinjaman yang akan didapatkan, Ia berencana akan mengembangkan usaha-usaha lain yakni usaha dagang dan bank sampah. Karena menurutnya Bumdes desa Menanga yang dekat dengan pasar memiliki potensi yang bagus untuk memiliki usaha bank sampah, serta daerahnya yang strategis dengan objek-objek wisata.
       Seusai peninjauan tersebut,  guna menjalin kedekatan dengan masyarakatnya  Gubernur menyempatkan diri   bermalam dirumah salah satu penerima bantuan bedah rumah, Ketut Suba, di Br. Kubakan, Ds. Pempatan. Suba yang hanya sebagai pengayah tukang dan istrinya sebagai buruh suun di pasar, mengakui hanya memiliki penghasilan rata-rata 50 ribu per-hari  untuk menghidupi istri beserta 3 orang anaknya . Bantuan bedah rumah yang diberikan Pemprov dirasakannya sangat membantu, untuk itu ia sangat bertrimakasih atas bantuan tersebut. Ia juga berharap program-program yang sangat membantu masyarakat kecil seperti program bedah rumah, bisa terus dilanjutkan dan dari segi jumlah pun diharapkan terus meningkat dari tahun ke tahun. *

Rabu, 28 Oktober 2015

PJ Bupati Arda Himbau Generasi Muda Bijaksana Memanfaatkan Teknologi

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Penjabat (Pj) Bupati Karangasem Ida Bagus Ngurah Arda menghimbau kepada para pemuda untuk bijaksana dalam memanfaatkan teknologi. Ia mengingatkan bahwa jika tenologi dipakai dengan cara yang tidak baik maka akan mengakibakan kehancuran masa depan pemuda dan bangsa Indonesia. Dirinya tidak ingin pemuda-pemudi di Karangasem menjadi korban teknologi sehingga bukan kemajuan yang diperoleh namun justru kemunduran yang terus mengancam kehidupan.
Menurut PJ Bupati, pesatnya perkembangan teknologi informasi terutama medsos (Media sosial) ibarat pisau bermata dua. Satu sisi, teknologi dapat memberikan jaminan kecepatan informasi sehingga memungkinkan para pemuda untuk meningkatkan kapasitas komunikasi dengan dunia luar, juga mendapat pengetahuan dan skill. Namun pada sisi yang lain membawa dampak negatif yaitu akses pornografi, pergaulan bebas, narkoba, dan paham-paham radikalisme. “Nah perlu ada kontrol agar dampak positif teknologi yang terus didapatkan oleh para pemuda,” ungkap PJ Bupati seusai apel peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-87 tahun 2015 yang dilaksanakan di Lapangan Tanah Aron, Rabu (28/10) kemarin.
     Arda menyampaikan Informasi-informasi yang bersifat destruktif mulai dari pornografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme dan terorisme juga masuk dengan mudahnya tanpa dapat dibendung. Sehingga teknologi yang salah digunakan itu melahirkan generasi baru yang memiliki pola pikir serba cepat, serba instan, lintas batas, cenderung individualistik dan pragmatik.
    Oleh sebab itu, PJ Bupati menyampaikan bahwa perlu adanya revolusi mental untuk mengatasi segala kemungkinan dampak negatif teknologi. Menurutnya hanya dengan pembangunan karakter bangsa Indonesia yang kuat, tangguh dan kokoh dipakai untuk menghadapi dampak negatif dari era modernisasi dan globalisasi sekarang ini. “Maka konsep revolusi mental harus ditanamkan dalam diri anak muda, itu bisa dibina di sekolah dan oleh orang tua,” ujarnya. Oleh sebab itu, pihkanya meminta peran serta guru dan orang tua agar mengawasi pemakaian teknologi bagi putra-putrinya sehingga tidak disalahgunakan. *

Bosan Dengan Janji-janji, Warga Desa Ban dan Munti Gunung “Serbu” Gedung DPRD Karangasem

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Warga Desa Ban dan Munti Gunung Desa Tiayar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem “menyerbu” kantor DPRD Karangasem, Selasa (27/10) kemarin.  Warga yang berjumlah sekitar 50 orang tersebut menuntut kepada Dewan agar menyalurkan aspirasi mereka agar pemerintah melanjutkan proyek jalan yang ada di Desa Ban dan Desa Tiayar Barat yang sempat mangkrak di tahun 2014 lalu. Warga mengaku bosan menunggu janji-janji yang disampaikan oleh pemimpin terdahulu untuk memperbaiki proyek jalan pada APBD perubahan tahun 2015 namun tak terealisasi. Warga kecewa ternyata proses kelanjutan pengerjaan proyek perbaikan di APBD Perubahan 2015 gagal tender. Niat warga menikmati akses jalan pun ikut terganjal sehingga warga berinisiatif untuk mengadu kepada anggota dewan.
        Kordinator aksi, I Wayan Potag menyampaikan bahwa jalan yang dari Dusun Dlunungan menuju Dusun Darmaji Desa Ban, Kecamatan Kubu kini kondisinya berbahaya jika dilalui. Potag yang juga merupakan Perbekel Desa Ban itu menuturkan bahwa jalan sepanjang 3,9 Km tersebut hanya 1,9 Km yang sudah diaspal. Sementara sisanya lagi 2 km hanya dikeraskan dengan sirtu batu krikil sehingga kini menjadi licin dan penuh lubang sehingga berbahaya untuk dilewati. Potag takut jika musim hujan datang maka akan mengakibatkan banjir dan jalan penuh lumpur sehingga sulit dilewati. “Kalau nanti musim hujan tidak juga diaspal kan berbahaya karena jalan jadi licin dan tergerus karena banjir,” ungkapnya.
     Hal senada disampaikan oleh Ketut Karya yang merupakan perwakilan Warga Munti Gunung, Desa Tiayar Barat. Pihaknya menyampaikan agar jalan lingkar menju Pura Puseh Munti Gunung segera dilanjutkan pengerjaanya. Disampikan jalan sepanjang 2,6 Km tersebut hanya 900 meter yang baru selesai dirabat beton. Pihaknya menuntut agar sisa jalan yang belum dirabat beton bisa dikerjakan dengan segera. “Masyarakat Munti Gunung terus tidak diperhatikan, dapat proyek jalan tidak diselesaikan, kami minta keadilan, kami minta agar jalan itu dilanjutkan kembali” pintanya.
        Mendapati tuntutan masyarakat, Ketua DPRD Karangasem Nengah Sumardi yang menerima kedatangan warga menyampaikan akan mendorong agar pemerintah bisa melaksanakan pengaspalan jalan di desa Ban dan di Munti Gunung Tiayar Barat yang belum selesai. Pihaknya mengakui bahwa tahun 2014 berjanji memasang anggaran di perubahan tahun 2015. Sumardi mengaku hal itu sudah dilakukan, hanya saja karena gagal tender maka penganggaran harus dibawa ke induk 2016. “Kami sudah pasang anggaran di perubahan 2015 namun ternyata tidak ada yang ikut tender, maka solusinya harus dibawa ke induk 2016,” ungkap Sumardi yang langsung bertanya kepada Bappeda dan dinas PU apakah bisa dianggarkan di induk tahun 2016.
      Kepala Bappeda Kabupaten Karangasem, I ketut Sedana Merta yang ikut menerima warga menyampaikan bahwa bisa saja anggaran dimasukkan ke dalam induk 2016 asalakan anggran di perubahan 2015 dinyatakan gagal tender dan akan menjadi silva. Selain itu, perlu adanya catatan risalah tentang penyaluran aspirasi dari Dewan yang diusulkan ke TAPD sehingga bisa dianggarkan ke induk 2016. “Bisa diajukan ke induk 2016 berdasarkan aspirasi yang disampaikan warga ke DPRD yang nanti disepakati antara eksekutif dan legislatif dalam pembahasan APBD 2016,” Ungkapnya.
      Sementara itu, Kabid Bina Marga dinas PU Kabupaten Karangasem I Gusti Ayu Nyoman Sugianti yang ikut menerima warga menyampaikan bahwa memang tidak ada kontraktor yang mengajukan penawarna terhdapat tender di dua jalan yang dipermasalahkan warga. Disampaikan jalan Dlunungan menuju Darmaji sepanjang 2 Km sudah dianaggarkan 1,6 Miliar. Sementara jalan lingkar menju pura puseh Munti Gunung sepanjang 600 meter dianggarakan Rp.650 Juta. “Para kontraktor tak ada yang bermint mungkin kerena takut pengalaman sebelumnya gagal menyelesaikan proyek karena waktu terbatas (60 hari) sehingga harus diblacklish dan kena pinalti,” ungkapnya. Pihaknya berharap dengan nanti masuk di anggaran induk 2016 dengan jangka waktu yang lebih panjang dan patokan harga lebih tinggi membuat kontraktor tertarik unutk mengambil dua proyek yang sempat gagal di tahun 2014 tersebut.
    Setelah mendengar penjelasan itu, Warga pun bertepuk tangan. Mereka berharap agar apa yang disampaikan bukan sekadar janji-janji manis dan jawaban diplomatis. Sebab jalan sangat dibutuhkan warga sebagai satu-satunya akses untuk pengembangan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan di masyarakat. “Kami harap agar memang jalan yang kami harapkan ini bisa terealisasi demi kepentingan masyarakat kami yang termasuk daerah kering dan terpencil,” ungkap seorang warga sambil meninggalkan Gedung DPRD. *

Cekcok dengan Suami, Istri Tewas Minum Potassium

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Gara-gara meminum racun ikan jenis potassium sianida, Ni Wayan Oka (45) tewas meregang nyawa, Selasa (27/10) kemarin. Oka yang merupakan pengusaha salon kecantikan di Kota Amlapura tersebut sempat dibawa ke UGD RSUD Karangasem sekitar pukul 03:52 Wita. Namun sayang nyawanya tidak tertolong karena racun sudah menyebar ke seluruh tubuhnya. Ibu dua anak itu meninggal karena keracunan hebat hingga mulut dan hidungnya mengeluarkan busa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban yang tinggal di Banjar Dinas Saren Kangin, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem tersebut pertama kali diketahui keracunan oleh anaknya Ni Putu Citrawati (17) sekitar pukul 03:00 pagi. Citrawati yang tidur dengan korban terkejut ketika melihat ibunya mendesis-desis mengeluarkan busa dari mulut dan hidungnya. Citrawati yang masih duduk di kelas 2 SMA itu pun menyampaikan peristiwa itu kepada bibinya sehingga korban dilarikan ke RSUD Karangasem untuk mendapat pertolongan. Namun sesampainya di RSUD Karangasem korban dinyatakan sudah tidak bernyawa.
      Ditanya tentang penyebab korban meminum racun, Citrawati mengaku tidak tahu. “Saya tidak tahu,” ujarnya saat ditemui di UGD RSUD Karangasem. Begitu juga dengan suami korban I Ketut Suda (47) yang menyampaikan tidak memiliki masalah apapun dengan korban sehingga dia tidak tahu alasan istri keduanya itu nekat minum racun. “Saya tidak tahu (alasan korban bunuh diri), saya tidak memiliki masalah dengan istri saya,” ungkapnya.
    Sementara itu, Kapolsek Bebandem APK Gede Juli menyampaikan bahwa korban meninggal memang karena keracunan potassium. “Korban memakan potassium yang dicampur dengan nasi, ditemukan sisa potassium di dalam kamar korban,” ujarnya. Ditanya tentang penyebab korban meminum potassium diduga karena memiliki masalah keluarga. Korban yang merupakan istri kedua memang sempat cekcok mulut sehari sebelumnya dengan suaminya. Namun itu tidak dapat dijadikan alasan karena memang tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban yang mengarah pada pembunuhan atau penganiayaan. “Korban murni meninggal karena minum racun sendiri,” pungkasnya. *

Selasa, 27 Oktober 2015

Stres Ditinggal Suami, Kasih Nekat Gantung Diri

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Kesedihan yang mendalam  rupanya dirasakan oleh Ni Negah Kasih (60) sejak ditinggal mati oleh suaminya 6 bulan lalu. Karena terlalu merasa kehilangan, Kasih pun menjadi stress seperti orang yang linglung hilang ingatan. Bahkan beberapa kali mencoba untuk menyusul suaminya ke alam sana namun sempat digagalkan oleh pihak keluarga. Hingga akhirnya, warga yang tinggal Banjar Dinas Bugbug Kelodan, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem tersebut mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, Selasa (27/10/2015).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban pertama kali ditemukan oleh anaknya I Wayan Merta (35). Merta yang bangun sekitar pukul 04:00 pagi sudah tidak melihat ibunya yang diajaknya tidur sekamar. Ketika dicari-cari ternyata korban ditemukan sudah dalam keadaan tergantung di dalam kamar mandi. Korban ditemukan gantung diri dengan selendang warna hijau yang diikatkan pada iga-iga. Merta pun menghubungi adiknya I Nengah Landep yang juga merupakan anggota kepolisian Polda Bali yang kemudian menghubungi mapolsek Kota Amlapura melaporkan kejadian tersebut.
    Kapolsek Kota, Kompol Anwar Sasmito menyampaikan ketika menerima laporan langsung ke TKP. Pihaknya bersama tim dokter dari Puskesmas Karangasem pun melakukan pemeriksaan terhadap tubuh korban. Hasilnya tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban. Korban meninggal murni karena gantung diri diduga dipicu stress akibat ditinggal mati oleh suami yang sangat dicintainya. *

Musim Kemarau, Petani Lebih Memilih Menanam “Dagdag” daripada Padi

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Musim kemarau tidak hanya menjadi petaka namun di sisi lain justru menjadi keberuntungan bagi sebagian orang. Seperti halnya petani di Subak Tibugadang di Desa Tista, Kecamatan Abang, Karangasem yang bersyukur adanya kemarau. Para petani di subak ini kini dalam masa panen atas “dagdag” yang mereka petik dari sawah-sawah mereka. “Dagdag” merupakan daun ubi jalar yang dijual untuk makanan ternak babi. Ubi jalar dipilih ditanam pada masim kemarau karena tanaman ini kuat dengan panas dan hanya butuh seidikit suplay air untuk tumbuh lebat.
Selain itu, dari segi ekonomi dan pasar dengan menanam dagdag juga lebih menguntungkan. Sebab dagdag yang dihasilkan petani di subak yang berada di perbatasan Desa Tista dengan Desa Laba Sari tersebut senantiasa diserbu pembeli. Para pengepul senantiasa memburu dagdag dari petani untuk dijual di Pasar Culik, Pasar Mangsul, dan Pasar Abang.
        Nengah Krai salah satu petani di Subak Tibugadang menyampaikan penghasilan menanam ubi jalar yang dicari daunnya untuk dagdag jauh menghasilkan daripada menanam padi. Sebab satu cekel dagdag (sekitar 40 batang daun ubi jalar) dijual Rp.25.000. Sementara satu pesel dagdag (kira-kira 250 batang dagdag) dijual ke pengepul Rp.15 ribu rupiah. Oleh sebab itu, Krai yang berasal dari Dusun Berina, Desa Tista, Kecamatan Abang itu mengaku bisa meraih laba bersih Rp.1,5 Juta  perbulan dari menanam dagdag. “Sawah saya seluas 5 are, ya sebulan panen dagdag dapat Rp.1,5 Juta,” Ujar Krai saat ditemui sedang mengankat dagdag hasil panennya. Menurutnya, penghasilannya itu jauh dari penghasilan menanam padi yang panen hanya 3 bulan sekali dengan pendapatan sekitar  Rp.1 juta rupiah selama tiga bulan.
      Hal yang sama juga disampaikan oleh Nyoman Sudira yang juga menanam dagdag di sawah miliknya. Pihaknya menyampaikan bahwa menanam ubi jalar untuk dicari dagdagnya hanya bisa dilakukan ketika musim panas. Sebab ketika musim hujan, ubi jalar yang ditanam akan sulit tumbuh dan mati. “Kalau kebanyakan air karena hujan bisa mati terendam, daunnya juga tidak lebat karena batannya justru tumbuh akar,” ungkapnya. Pria asal dusun Ancut, Desa Tista, Kecamatan Abang itu mengaku  menanam ubi jalar tidak dicari umbinya namun dijual daunnya. “Yang dijual kan daunnya, kalau musim hujan daunnya kuning dan batangnya tumbuh akar maka daunnya sedikit, bisa rugi” ungkapnya. Pihaknya pun menyampakan jika musim hujan dengan air subak dan hujan yang melimpah akan kembali menanam padi kendati hasilnya tidak maksimal. *

Hasil Verifikasi KPU, Puluhan Pemilih Ganda Dicoret Dari DPT

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang sudah diplenokan oleh KPUD Karangasem sejumlah 382.924 pemilih sepertinya akan terus mengalami perubahan. Sebab berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan KPU, ternyata di lapangan masih ditemukan adanya pemilih ganda yang terselit dalam DPT. Oleh sebab itu, KPU akan mencoret puluhan pemilih ganda yang ditemukannya tersebut. “Berdasarkan laporan dari PPS di lapangan ditemukan ada 38 orang pemilih ganda di Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem dan 37 orang dari Desa Ulakan Kecamatan Manggis,” Ujar Ketua KPUD Karangasem, Made Arnawa saat ditemui di Kantor KPUD Karangasem, Senin (26/10/2015).
Arnawa yang saat itu didampingi komisioner KPU divisi teknis Putu Deasy Natalia menyampaiakan bahwa kemungkinan data pemilih ganda yang akan dicoret dari DPT akan terus bertambah. Karena berdasarkan rekomendasi penwaslih ada 82 pemilih ganda yang masih tersisa di DPT. “Kita juga dapat laporan dari Panwaslih bahwa masih ada 82 pemilih ganda di DPT, ada dari kecamatan Abang, Kecamatan Kubu, dari Selat dan yang paling banyak ada di Desa Muncan 14 orang dan di Desa Talibeng 14 orang,” ungkapnya membeber rekomendasi yang diberikan panwaslih Karangasem. Selain itu, menurut Arnawa, yang lebih mengejutkan lagi bahwa tim pemenangan MasDipa memberikan data bahwa menemukan adanya 14.400 pemilih ganda yang lolos dalam DPT. “Nah temuan dari panwaslih dan MasDipa itu yang terus kita verifikasi ke lapangan sampai tanggal 10 Noveber 2015 nanti,” ungkapnya. Pihaknya menyampaikan kendati ditemukan nama dan tanggal lahir yang sama namun belum tentu itu orang terseut adalah orang yang sama. “Saya pikir tidak sampai segitu (14.400), bisa jadi di lapangan hanya namanya saja yang sama namun orangnya benar beda,” ungkapnya.
      Pria asal Kubu itu menyampaikan setelah dicoret dari DPT, KPU tidak akan mengeluaran form C6 (surat panggilan untuk memilih) sehingga yang dicoret tidak akan bisa mencoblos. Kendati yakin tidak akan ada kecurangan setelah tidak dicetakkan form C6, namun pencoretan itu berpengaruh kepada partisifasi pemilih. “Karena angka DPT tetap maka nanti akan kelihatan kalau partisifasi pemilih akan rendah karena banyak yang dicoret dulu sebelum memilih,” ujarnya.
    Terkait masih banyak ditemukan adanya pemilih ganda yang lolos dalam DPT, Arnawa mengaku ada kelalaian baik dalam pemutahiran data DP4 (Daftar Penduduk Potesial Pemilih Pemilu) yang dilakukan  PPDP (Petugas Pemutahiran Data Pemilih) maupun pemutahiran DPS (Daftar Pemilih Sementara) yang dilakukan oleh PPS (Panitia Pemungutan Suara) yang ada di masing-masing desa. “Kami akui bahwa tidak masksimal dalam melakukan pemutahiran data dari bawah (PPDP dan PPS),” pungkasnya. *


Senin, 26 Oktober 2015

Kesulitan Rekrut 8.307 KPPS, KPU Berencana Gait PNS dan Guru

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Ketua KPUD Karangasem, Made Arnawa mengaku kesulitan untuk merekrut 8.307 anggota KPPS (Kelompok Penyelenggra Pemungutan Suara). Kesulitan itu terjadi karena aturan PKPU nomor 3 tentang penyelenggara pilkada mempersyaratkan agar petugas KPPS minimal berusia 25 tahun dan berijasah minimal SMA. Selain itu, petugas KPPS juga tidak boleh yang telah 2 periode sebagai KPPS. Akibatnya, KPU berencana untuk merekrut tenanga KPPS dari kalangan PNS dan Guru untuk ikut terlibat sebagai penyelenggara pilkada. “Ya nanti kita memang akan rekrut PNS dan Guru agar bisa menjadi KPPS, kami akan segera berkirim surat kepada Sekda terkait hal itu,” Ujar Arnawa saat ditemui di Kantor KPUD Karangasem belum lama ini.  
Pihaknya menyampaikan, kalau bukan PNS dan Guru maka tidak ada opsi lain untuk KPPS terutama di daerah terpencil karena di sana susah mendapatkan lususan SMA. “Kwalifikasinya kan harus minimal ijasah SMA, sementara di daerah terpencil seperti di desa Ban, Kecamatan Kubu dan di Desa Pempatan, Kecamatan Rendang mencari orang tamatan SMA sangat susah, makanya nanti akan kita cari PNS atau guru yang bertugas di desa itu untuk jadi KPPS” ungkapnya. Kendati demikian pihknya mengaku tidak akan melarang jika ada masyarakat yang berijasah SMA untuk mendaftar. Jika ada lebih dari 9 orang yang daftar maka akan dilakukan seleksi. 
     Selan itu, Arnawa yang sudah dua periode sebagai komisioner KPU tersebut menyebutkan dalam aturan baru PKPU No 3 juga disebutkan anggota KKPS tidak boleh lebih dari 2 periode sebagai KPPS (pilkada 2005 dan pilkada 2010). Artinya KPPS yang direkrut harus yang baru memiliki pengalaman sekali sebagai KPPS atau newcomer. “Yang sudah pernah dua periode sebagai KPPS tidak boleh lagi, padahal itu yang kita harapkan dipakai karena sudah berpengalaman dan tau mekanisme pemilihan” ungkapnya. Karena petugas KPPS juga dituntut professional dan memiliki pemikiran dan kecerdasan maka sangat tepat jika KPPS adalah PNS dan Guru yang memiliki kopentensi yang tidak perlu diragukan. “PNS dan Guru kan orang intelek, sudah sarjana, jadi tidak masalah kalau jadi KPPS,” pungkasnya.
     Arnawa menjelaskan pihaknya membutuhkan 7 orang anggota KPPS dan 2 orang petugas keamanan yang ditempatkan setiap TPS (Tempat Pemungutan Suara). Dalam Pilkada Karangasem 9 Desember 2015 mendatang ada 923 TPS sehingga membutuhkan 6.461 orang sebagai KPPS dan 1.846 petugas keamanan. Jadi total untuk mencari orang yang bertugas di TPS saat pencoblosan adalah 8.037 orang. Untuk memudahkan KPU dalam mencari petugas KPPS tersebut maka akan diprioritaskan dicari dari kalangan PNS atau Guru. *

Drainase Keluarkan Bau Menyegat, Tim Sanitasi Turun ke Desa Culik

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Drainase (got) yang ada di Desa Culik, Kecamatan Abang, Karangasem mengeluarkan bau menyengat. Sebab warga membuang limbah ke got yang genangan airnya mampet. Selain itu, drainase juga mengalami pendangkalan karena tertutup sedimen dan sampah. Hal itulah yang menjadi temuan tim Sanitasi Pemkab Karangasem yang kemudian menjadikan Desa Culik sebagai wilayah dilaksankannya gebyar sanitasi Kabupaten Karangasem.
Ketua Pokja Sanitasi Ketut Sedana Merta mengakui bahwa drainase sepanjang 500 meter yang ada di sepanjang jalan Dusun Seloni dan Dusun Gria di Desa Culik, Kecamatan Abang memang kondisinya sangat tidak baik. Bau tidak sedap mulai dari Pasar Culik ke timur hingga Balai Serbaguna Desa Adat Culik. Selain mengganggu kesehatan, bau yang keluar dari drainase tersebut juga menimbulkan kesan tidak nyaman bagi mereka yang melewati jalan tersebut. Terlebih jalan itu merupakan akses satu-sataunya menuju daerah pariwisata Amed. “Got itulah yang akan kita perbaiki, kita angkat sedimen dan sampahnya memakai alat berat,”  Ujar Sedana Merta saaat ditemui dalam acara kerja bakti di Dusun Seloni, Desa Culik Kecamatan Abang, Jumat (23/10) kemarin.
       Sedana Merta yang juga menjabat sebagai kepala Bappeda Kabupaten Karangasem tersebut menyampaikan dengan diadakannya acara gebyar sanitasi di Desa Culik bisa mengkampayenyekan sanitasi dan hidup sehat kepada masyarkat agar tidak membuang sampah sembarangan dan tidak membuang limbah ke suangai atau got. Pihaknya juga menghimbau agar masyarakat menggunakan air bersih untuk mandi dan mencuci serta menggunakan jamban  kalau buang air kecil dan air besar. “Dengan acara gebyar sanitasi dilaksanakan di desa ini diharapkan bisa memancing warga untuk hidup bersih dan sehat,” ungkapnya.
     Sedana Merta menyampaikan bahwa kesadaran sanitasi di Karangasem memamang masih rendah. Di Kecamatan Abang pada khusunya ternyata lebih dari 50% (10.123 KK) Masyarakat yang tidak memiliki jamban. Kondisi itu memang sulit diatasi karena pemukiman penduduk yang berada di bukit-bukit dan di pelosok-pelosok sehingga tidak dialiri air bersih. Pihaknya menyamapikan jikapun diberikan bantuan jamban namun akses air bersih tidak ada maka jamban akan percuma. Oleh sebab itu, pihaknya mengaku masih mempokuskan pada  pengadaan air bersih melalui kerjasama dengan PDAM dan berharap Pipanisasi air Telaga Waja bisa segera direalisasikan sehingga bisa mengaliri 4 Kecamatan di Karangasem termasuk Kecamatan Abang dan Kubu. *

Rusak Parah, Gedung SD 5 Gegelang Ambrol

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Karena kondisinya yang sudah tua dan rusak parah, Gedung SD 5 Gegelang ambrol. Beruntung ambrolnya atap gedung tidak mengenai siswa karena peristiwa terjadi pada sore hari sekitar pukul 16;00 Wita, Kamis (22/10). Kendati tidak ada korban jiwa, namun peristiwa ambrolnya atap gedung sekolah yang berada di Desa Gegelang, Kecamatan Manggis, Karangasem tersebut membuat siswanya terancam tidak bisa melakukan aktifitas belajar. Sebab pasca kejadian itu,  4 lokal bangunan gedung kini tidak bisa dipakai lagi.
Kepala Sekolah SD 5 Gegelang I Nengah Nurija menyampaikan bahwa  atap gedung yang ambrol percis berada di atas ruangan yang biasa digunakan siswa kelas 1 dan kelas 2.  Pihaknya menyampaikan bahwa sudah sekitar 2 bulan melarang siswanya melakukan aktifitas di dalam ruang kelas I karena sudah terlihat akan roboh. “Sebelum roboh memang atanya sudah terlihat lenced (melorot), sehingga kelas I dipndahkan tempat belajarnya ke kelas II,” Ungkap Nengah Nurija saat dihubungi terkait jebolnya atap di sekolahnya.
     Pihaknya mengaku sebelum roboh masih memakai 3 ruang lain yang berada di sebelah kelas 1 yang roboh tersebut. “Karena sekarang sudah roboh kami nanti tidak akan memakai lagi ruangan yang lainnya takut ada roboh susulan sehingga berbahaya bagi sisiwa,” ungkapnya. Pihaknya pun mengaku masih melakukan kordinasi dengan guru-guru lainnya untuk memikirkan bagaimana cara mengajar 88 siswa di sekolah tersebut tanpa ditunjang ruang kelas yang memadai. Kemungkinan siswa akan diajak belajar di halaman atau selasar atau akan menggunakan sistem double ship pagi sore.
      Sementara itu, Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Karangasem I Gusti Bagus Budiadnyana saat dikonfirmasi mengaku sudah menerima laporan bahwa ada atap ruang kelas di SD 5 Gegelang yang ambrol. Pihaknya pun mengaku sudah menugaskan stafnya untuk mengecek ke lokasi. Selain itu, pihaknya mengaku bahwa bagunan SD yang ambrol tersebut sudah masuk rencana untuk diperbaiki di APBD Perubahan 2015. “Sudah kita cek, dan itu sudah masuk anggaran perbaikan di APBD Perubahan 2015 sehingga bangunannya nanti akan segera diperbaiki,” ujarnya. *

Wawasan Kebangsaan Pemuda Masih Rendah

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Wawasan kebangsaan di kalangan pemuda dinilai masih rendah. Hal itu dibuktikan dengan masih rendahnya pemahaman siswa terhadap 4 pilar kebangsaan Indonesia yaitu Pancasila, Undang-undang Dasar, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. Para pemuda masa sekarang cenderung apatis terhadap kepentingan Bangsa dan lebih mengutamakan kepentingan pribadi. Di sisi lain pemuda juga cenderung suka memakai barang luar negeri daripada memakai produk dalam negeri.
Menyadari akan hal itu, Kesbangpolinmas Karangasem mengadakan seminar kepemudaan yang mengambil tema menumbuhkan wawasan kebangsaan pada diri pemuda, Sabtu (24/10). Acara seminar itu dilaksanakan dalam ranga menyambut HUT Sumpah pemuda yang ke-87 di Wantilan Pemkab Karangasem yang diikuti oleh ratusan pemuda yang berasal dari sekolah SMA/SMK di Kabupaten Karangasem. Dalam seminar tersebut para pemuda diberikan penataran 4 pilar wawasan kebangsaan oleh  nara sumber yang berkompten diantaranya Tokoh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) juga mantan wakil Bupati Karangasem I Gusti Lanang Rai, Dandim 1623/Karangasem Kolonel Arm Erdi Eka Widjayanto, Ketua Organisasi Pemuda Pancasila Nengah Darna, dan Utusan Kantor Kementrian Agama Karangasem Wayan Lipur.
       Gusti Lanang Rai menyampaikan bahwa pemuda adalah harapan kemajuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, menurutnya setiap pemuda harus mengenal 4 pilar wawasan kebangsaan Indonesia. “Empat pilar bangsa Indonesia harus diamalkan dan ditanam dalam sanubari yang paling dalam,” ungkapanya. Pihaknya pun menyampaikan Pancasila, Undang-undang Dasar, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI jangan sampai dilupakan karena merupakan dasar hidup dalam berbangsa dan bernegara.
    Gusti Lanang Rai pun meminta kepada para pemuda untuk bermental pemimpin. Disarankan pemuda jangan alergi untuk berorganisasi atau terjun bergabung dengan partai politik sebab nanti para pemudalah yang akan memimpin Bangsa Indonesia kedepan. “Kalau mau jadi pemimpin memang harus berorganisasi, masuk partai polilitik,” sarannya. Namun disampaikan agar pemuda dalam berpolitik harus didasari rasa kemanusiaan yang bertujuan demi kemajuan masyarakat kecil. Sangat tidak disarankan memakai politik hanya untuk menjatuhkan orang lain atau menghalalakan segala cara hanya untuk meraih kekuasaan. *

Minggu, 25 Oktober 2015

Ribuan Krama Desa Adat Kesimpar Melasti Ke Pantai Bebayu











foto: ribuan krama Desa Adat Kesimpar, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem melakukan upacara melasti ke Segara (pantai) Bebayu

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Ribuan krama Desa Adat Kesimpar, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem melakukan upacara melasti ke Segara (pantai) Bebayu yang terletak di Desa Laba Sari, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Minggu (25/10) kemarin. Tidak kurang dari 2 ribu warga mengikuti prosesi melasti yang memakan jarak tempuh sekitar 15 Km tersebut. 
   Krama desa yang terdiri dari 20 banjar adat tersebut membentuk iring-iringan sepanjang 1 Km membawa 85 jempana (joli) yang dipikul beramai-ramai ke pantai dengan berjalan kaki. Krama juga membawa Kober, Tunggul, dan Tumbak yang ikut disucikan dalam prosesi melasti tersebut. Uniknya yang mengikuti melasti ini hanyalah kaum pria. Sementara kaum perempuan telah menunggu di pinggir pantai sehingga Segara Bebayu menjadi lautan manusia.
  Sesampainya di Segara Bebayu dilakukan persembahyangan bersama. Persembahyangan diikuti sekitar 4 ribu orang sebab hampir seluruh krama desa Adat Kesimpar yang berasal dari wilayah 4 Desa Dinas, yaitu Desa Simpar, Desa Abang, Desa Pidpid, dan Desa Nawa Kerti mengikuti prosesi melasti yang dilaksanakan setahun sekali tersebut. Kendati panas terik matahari sekitar pukul 11:00 Wita tidak menjadi halangan warga untuk melakukan persembahyangan di pinggir pantai Bebayu tersebut.
    Bendesa Adat Kesimpar, I Mede Sujana saat ditemui di pantai Bebayu menyampaikan melasti dilakukan dalam rangka Ngusaba Kelima yang puncaknya jatuh pada Hari Purnama, Selasa (27/10). Sujana menyampaikan melasti dilakukan untuk menyucikan pratima Ida Betara sebelum nantinya diupacarai di Pura Puseh. “Setelah melasti, Ida Betara mekabehan (dari 85 Jempana) akan nyejer di Pura Puseh Kesimpar untuk digelar upacara ngusaba kelima” Ungkapnya. (jurnalis-TA)