Laman

Laman

Jumat, 30 Januari 2015

Diduga Kejatuhan Buah Duren, Seorang Pemuda Ditemukan Tewas Di Kebun Duren

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Warga Banjar Desa, Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem digegerkan dengan penemuan sesosok mayat di kebun durian, Rabu (28/1) kemarin. Mayat yang diketahuan bernama I Komang Supandi (49) yang merupakan pemilik kebun duren tersebut ditemukan tewas dalam keadaan luka berat di kepala.  Belum diketahui penyebab pasti kematian korban yang merupakan lulusan sarjana hukum yang memilih hidup bertani tersebut. Namun dugaan sementara korban yang masih melajang itu meninggal karena kejatuhan buah duren di kepalanya. Namun polisi tidak mau terlalu dini berkesimpulan karena masih menunggu hasil otopsi dan pemeriksaan beberapa saksi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Korban awalnya ditemukan oleh warga setempat yang bernama Mang Kasud (17) dan Ketut Tapa (18) yang hendak mencari buah durian yang jatuh dari pohonnya. Saat keduanya sampai di ladang durian milik korban, pihaknya mengaku melihat ada sesosok tubuh yang terbaring di tegalan di bawah pohon duren. Mang Kasud yang masih bersatus anak SMK itu awalnya mengira bahwa yang dilihatnya hanyalah tertidur di ladang duren. Namun pihaknya curiga karena ada bau menyengat yang keluar dari sekitar lokasi. Setelah dihampiri ternyata bau menyengat itu kelaur dari tubuh korban yang dilihatnya sudah mengeluarkan darah dari kepala dan dikerumuni lalat. Penemuan itu kemudian dilaporkan kepada keluarga korban sehingga dilaporkan ke Mapolsek Bebandem sekitar pukul 07:00 Wita.
      Kondisi mayat korban sungguh mengenaskan karena mengalami luka dikepala berdiameter 10 Cm. Luka tersebut tembus ke otak karena tempurung kepala korban pecah. Dari mulut dan hidung korban keluar darah. Korban diperkirakan sudah meninggal lebih dari 12 jam. Tubuh korban sudah mengeluarkan bau menyengat karena pada kepala korban yang terluka mengeluarkan cairan kental. Di samping tubuh korban ditemukan barang-barang berupa sebutir buah durian sebesar kepala orang dewasa, senter, dan sabuah parang. 
            Sementara wajah-wajah kesedihan terpancar dari keluarga korban. Supandi diketahui sebagai orang yang periang dan humoris sehingga banyak memiliki sahabat di desanya. Selain itu korban diketahui sebagai petani yang giat karena lebih memilih sebagai petani daripada menjadi PNS sesuai dengan lulusannya. “Kakak saya ini memang lebih memilih jadi petani daripada jadi PNS” ungkap Ni Luh Artini (46) yang merupakan adik kandung korban. Artini yang merupakan PNS guru di SD 1 Bungaya tersebut menambahkan bahwa kakanya itu pamitan kepadanya pada Selasa (27/1) malam sekitar pukul 19:00 Wita. “Kakak saya pamit sekitar pukul 07:00 malam dia bilang mau cari ulungan duren (mencari buah duren yang jatuh)” ujarnya. Pihaknya pun mengaku tidak merasa khawatir atau memiliki perasaan curiga kenapa korban tidak pulang saat pagi karena sudah terbiasa ketika musim duren mencari duren ke tegalan sampai menginap. “Kalau musim duren memang dia (korban) sering tidak pulang sampai malam atau pagi” tuturnya. Disampaikan bahwa selama ini dirinya tidak mengetahui kalau kakaknya memiliki masalah atau memiliki musuh yang kemungkinan punya dendam untuk membunuhnya. Kendati demikian pihaknya bersama keluarganya menyerahkan semua penanganan pada polisi. “Saya serahkan semuanya kepada kepolisian” ujarnya.
     Kapolsek Bebandem, AKP Gede Juli menyampaikan dirinya bersama jajarannya langsung menuju ke TKP setelah menerima laporan sekitar pukul 07:30 Wita. Setelah dilakukan olah TKP, korban lalu dibawa ke RSUD Karangasem untuk diperiksa. Namun pihaknya mengaku belum bisa membrikan keterangan pasti terkait kematian korban karena masih menunggu hasil otopsi. “Kami belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban karena menunggu hasil otopsi dan hasil pemeriksaan beberapa saksi” Ujar Kapolsek Bebandem, AKP Gede Juli saat ditemui di Kamar Mayat RSUD Karangasem, Rabu (28/1) kemarin. Mantan Kapolsek Penarukan Buleleng tersebut menyampaikan bahwa jenasah korban akan dibawa ke RSUP sanglah untuk diotopsi dan hasilnya bisa diketahui Hari ini. “Hari ini kita bawa ke RSUP Sanglah untuk diotopsi, besok (hari ini red) sudah kelaur hasilnya” ungkapnya. * 

Siswa Kelas 4 SD Tewas Kesetrum


KARANGASEM, Teropong Amlapura – Nasib naas dialami oleh seorang siswa SD yang bernama I Wayan Wardana (14). Pasalnya Wardana yang baru duduk di kelas 4 SD 1 Menanga tersebut ditemukan telah meninggal di sebuah persawahan di Bawah Kantor Telaga Waja Rafting, Rabu (28/1) kemarin. Korban yang berasal dari Dusun Batusesa, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Karangasem tersebut diduga meninggal karena tersengat aliran listrik ketika hendak menyambung instalasi listrik yang mengarah ke rumahnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, mayat korban ditemukan pertama kali oleh I Nyoman Sumadi (42) sekitar pukul 16:30 Wita. Sumadi yang merupakan buruh pasir di sebelah Telaga Waja Rafting tersebut secara tidak sengaja melihat sesosok orang terlentang di tengah persawahan tidak jauh dari tempatnya bekerja. Penemuan itu kemudian disampaikan kepada I Nyoman Jata yang merupakan pemilik sawah TKP yang rumahnya tidak jauh dari lokasi. Setelah dilihat ternyata sesosok orang yang terlentang itu adalah I Wayan Wardana yang notabena dikenalnya sering bermain ke lokasi penyidian pasir tempatnya bekerja. Penemuan itu kemudian dilaporkan kepada orang tua korban yaitu I Made Nawi (50) dan Ni Ketut Sami (35). Pihak keluarga yang mengetahui kejadian itu langsung histeris. Sementara warga yang melihat kejadian itu melapor ke Mapolsek Rendang.
       Dari hasil pemeriksaan polisi dan tim kesehatan dari Pusekesmas Rendang disampaikan bahwa korban meninggal karena sengatan listrik. Hal itu dilihat dari tanda-tanda dalam tubuh korban yang mengalami luka terbakar sedalam 2cm dan sepanjang 10 cm pada telapak tangan kiri korban yang masih memegang kabel listrik. Selain itu tangan kanan korban masih memegang tank penjepit yang digunakannya menyambung kabel. Diperkirakan korban yang diketahui sering tidak naik kelas itu bermaksud menyambung kabel listrik yang putus karena listrik di rumahnya padam. Memang korban menempel listrik dari rumah I Wayan Sudama (40) yang jaraknya sekitar 400 meter dari rumahnya. Namun karena kelalaian korban akhirnya tersengat listrik dan meninggal di TKP. *

Selasa, 27 Januari 2015

Prosesi Unik Pecaruan Agung Ngusaba Kaulu di Desa Adat Asak Karangasem, Ratusan Pemuda Beramai-ramai “Nyepegin” Sapi Jantan untuk Caru

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Beberapa daerah di Bali memiliki tradisi unik dalam setiap pelaksanaan upacara Agama. Seperti halnya prosesi unik yang dilakukan oleh krama Desa Adat Asak, Desa Pertima, Kecamatan Karangasem dalam upacara Pecaruan Agung Ngusaba Kaulu yang dilaksanakan, Minggu (25/1) kemarin. Seperti apa ceritanya berikut ini laporannya. 
Ada hal yang lain dari yang lain dalam upacara pecaruan yang dilakukan di Pura Patokan Truna yang ada di Balai Banjar desa Adat Asak. Sebab dalam pecaruan itu disiapkan sapi jantan besar yang sebelum dipakai caru lebih dulu “dibantai” terlebih dahulu oleh ratusan pemuda desa Asak yang telah dari pagi siap dengan penyepegan sapi  (sejenis pisau besar) ditangannya. Para pemuda tersebut menggunakan kamben hitam dan saput poleng dengan atasan tanpa baju yang diakui sebagai pakaian khusus yang hanya diapakai untuk upacara ngusaba kaulu saat prosesi “pembantai” sapi tersebut. Hal yang tidak lazim tersebut tentu mengundang banyak jurnalis dan fotografer termasuk wisatawan untuk mengabadikan acara itu.
         Sekitar pukul 10:00 Wita sapi jantan besar berwarna hitam itu terlebih dahulu diupacarai Pura Patokan Truna di Balai Banjar setempat dengan berbagai banten dipuput oleh Jero Mangku Wayan Gedur. Sapi yang dibeli krama desa seharga Rp.13 juta itu memiliki berat sekitar setengah ton. Setelah upacara selesai, Sapi berwarna hitam yang dikenakan kain dan kepalanya diisi symbol suastika itu sengaja dilepas lalu kemudian para pemuda menikamkan pisau besar (nyepegin) sapi tersebut. Tubuh sapi terlihat terluka dan darah berceceran dimana-mana sementara para pemuda bersorak-sorak gembira. Para pemuda yang berhasil menebaskan senjatanya kepada tubuh sapi dipercaya nantinya mendapatkan keselamatan dan kepercayaan diri dalam hidupnya. Seperti yang diungkapakan oleh salah seorang pemuda yang ikut prosesi tersebut yaitu Gede Candra Dinata. “Saya dapat menebas sekali” ujarnya sambil tersenyum. Pihaknya mengaku melakukan hal itu karena sebuah tradisi yang patut dilestrikannya. “Upacara ini sebuah tradisi yang hanya ada di sini (Desa Asak) jadi saya sebagai generasi muda patut ikut melestarikannya” ungkap Candra.
       Sementara itu, dicari dari filosofi mengapa diadakan pecaruan Agung dengan caru sapi jantan yang ditebas oleh ratusan pemuda, Bendesa Adat Asak, I Nyoman Winata menyampaikan bahwa hal itu sudah tradisi. Dijelaskan bahwa memang setiap tahun yaitu setiap sasih kaulu pananggal ping 6 nuju beteng dilakukan upacara pecaruan agung di Pura Patokan Truna di Balai Banjar Asak. Disampaikan bahwa pecaruan itu penting dilakukan mengingat untuk menetralisir kekuatan jahat para buta kala yang ada di sewewengkon Desa Asak. “Pecaruan itu untuk mentralisir kekuatan jahat yang ada di sini, ini sudah tradisi dari dulu, kalau tidak dilakukan bisa menimbulkan marabahaya kalau istilah Nak lingsir Gerubug Gering” ujarnya. 
         Disampaikan bahwa prosesi pecaruan diawali dengan sapi jantan yang dilepas lalu dibunuh beramai-ramai juga memilikiki makna religius. Menurut Winanta bahwa hal tersebut dilakukan mengingat sapi yang dilepas itu bukanlah sapi sembarangan. “Sapi itu bukan sapi sembarangan, harus dicari sapi yang besar dan tanpa cacat selain itu dipelihara satu minggu oleh pemuda dan sebelum dijadikan caru dibuatkan dulu banten dan upacara khusus” ungkapnya. Disampaikan bahwa sapi yang dilepas lalu  dibunuh itu adalah sapi yang sudah diberkati Ida Betare sehingga tetesan darahnya itu selain sebagai caru juga untuk kesuburan dan kemakmuran di desa Adat Asak yang terdisi dari dua banjar dan dihuni oleh 580 KK tersebut. “Kami percaya bahwa setiap tetesan darah dari sapi itulah yang menetralisir kekuatan jahat, itu caru yang alami selain itu dimanampun darah menetes disana akan memberikan kesuburan dan kemakmuran” ungkapnya.
         Selain itu, tidak sembarangan orang boleh yang melakukan penyepegan (menebas) sapi. “Orang-orang yang boleh nyepeg (menebas) sapi itu tidak sembarangan, harus orang muda yang belum menikah” ujarnya. Selain itu dalam melakukan penyepegan juga ada berbagai aturan mengikat. Disampaikan bahwa sapi yang dilukai di dalam areal pura Patokan Truna harus membayar denda setengah harga sapi. Jika dilukai areal lawangan pemeson pura dikenakan denda Rp.400 ribu. Dan kalau ada yang melukai sapi masih di dalam areal batas desa adat asak maka akan dikenakan denda Rp.100 ribu rupaiah. Kalau disepeg di luar areal desa baru tidak kena denda. Selain itu disampaikan jika ada yang menyepeg samapi meutuskan ekor sapi maka yang bersangkutan harus mengganti dengan sapi baru. 
        Kendati ada aturan tersebut namun para pemuda rupanya tidak hirau dengan denda, sebab ketika sapi baru keluar dari halaman pura sudah berkali-kali ditikam dengan pisau besar oleh ratusan pemuda yang sudah siap menunggu kedatangan sapi. Sapi yang berlari terkena tikaman puluhan pemuda yang berjejer di sepanjang jalan desa sehingga darahnya berceceran di sepanjang jalan. Sapi tidak sempat keluar batas desa karena beberapa pemuda di ujung desa menghadang sapi sehingga tidak bisa kemana-mana lalu dibantai di Depan Pura Balai Agung sekitar 200 meter dari pura Patokan Truna. Sapi pun dikuliti kemudian pada soreharinya dijadikan caru. Sementara daginggnya akan diolah oleh krama keesokan harinya untuk dimakan bersama. *

Pelajar SMP Tewas Tenggelam di Pantai Peranghati

KARANGASEM, Teropong Amlapura - Seorang pelajar SMP tewas tenggelam di pantai Peranghati, Dusun Munti, Desa Tiayar Tengah, Kecamatan Kubu, Karangasem. Kejadian tragis tersebut dialami oleh I Ketut Awan (14), Sabtu (25/1) sore. Awan yang beralamat dari Banjar Dinas Temakung, Desa Ban, Kecamatan Kubu tersebut diduga meninggal karena terseret arus laut lalu tenggelam sementara korban tidak bisa berenang.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, awalnya korban yang masih duduk di bangku kelas 2 salah satu SMP di Kecamtan Kubu tersebut bersama dengan 6 orang temannya pergi ke pantai Peranghati untuk mandi sekitar pukul 17:30 Wita. Namun korban yang tidak bisa berenang tersebut terpeleset sehingga terseret arus laut yang cukup deras pada saat itu. Akibatnya korban minta tolong namun karena teman-temannya juga tidak ada yang mahir berenang maka korban tenggelam dan terus terseret ke tengah laut. 
       Kejadian itu kemudian dilaporkan kepada warga di sekitar lokasi termasuk melapor ke Polsek Kubu dan Pol Air kubu. Setelah dilakukan pencarian korban ditemukan sekitar 15 menit kemudian namun sudah dalam keadaan meninggal. Mayat korban sempat dilarikan ke puskesmas Tianyar untuk diperiksa.  Namun setelah diperiksa tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban sehingga disimpulkan korban meninggal karena kecelakaan terseret arus lalu tenggelam. *

Gubernur Bali Made Mangku Pastika Bantu Masyarakat Miskin Di Dukuh Kubu

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika menunjukkan tindakan responsif sebagai pemimpin yang perhatian dengan masyarakat miskin. Buktinya Gubernur dua periode tersebut langsung mengecek ke lokasi dimana diberitakan di salah satu media bahwa ada 45 KK miskin yang menempati rumah yang tidak layak huni namun tinggalnya berdempetan. Gunernur Bali didampingi Karo Humas Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra, Inspektorat Bali, I Ketut Teneng, dan Kadis Sosial Karangasem, I Made Sosiawan pun langsung mengecek ke lokasi di Dusun Batu Giling, Desa Pakraman Dukuh, Kecamatan Kubu, Karangasem, Sabtu (24/1) kemarin.
Sampai di lokasi, Gubernur Mangku Pastika langsung mengecek ke lokasi seperti yang diberitakan media. Mangku Pastika sedikit menyindir bahwa ternyata kenyataan yang ada tidak percis sama dengan isi pemberitaan. Setelah dicroscek, ternyata warga yang perlu dibantu di lokasi hanyalah 2 keluarga sementara apa yang difoto rumah gubuk yang berjejer adalah dapur sementara rumah tempat tidurnya terpisah. “Yaw inilah makanya saya cek langsung, saya pun terkejut lihat pemberitaan 45 KK warga miskin tinggalnya dalam gubuk-gubuk berhimpitan” ujarnya. Namun di sisi lain, pihaknya memuji dengan bantuan media jadi hal-hal yang luput selama ini dari perhatian bisa diketahui semua orang. “Bagus itu diberitakan, dibumbui-bumbui sedikit dan didramatisir biar lebih tergugah pembacanya” ujarnya. Namun pihaknya pun mengingatkan asal jangan membuat berita fitnah atau diluar kenyataan yang sebenarnya karena itu sama halnya dengan kejahatan.
          Setelah dikroscek ternyata jumlah total rumah yang perlu dibantu di Dusun Batu Giling, Desa Pakraman Dukuh, Kecamatan Kubu adalah sebanyak 25 KK. “Kalau warga yang memiliki rumah yang sangat tidak layak dan sangat perlu dibantu disini ada 25 KK” Ujar bendesa Adat Dukuh, Ketut Giri. Disampaikan bahwa dari sekitar 1.200 KK yang tercatat sebagai warga desa pakraman Dukuh dipapparkan bahwa jumlah KK miskin yang tersisa adalah 45 KK dan yang menghuni rumah tidak layak dan sangat perlu bantuan berjumlah 25 orang. “Kami mohon nanti Bapak Gubernur bisa bantu masyarakat kami yang 25 KK karena kondisinya sangat miskin dan sangat perlu bantuan (bedah rumah)” ungkapnya.
         Pernyataan dari Bendesa Dukuh pun dijawab oleh Mangku Pastika dengan anggukan kepala. Mantan Kapolda Bali itu menyampaikan bahwa sekalian 25 memberikan bantuan tidaklah mungkin karena di daerah lain juga masih ada keluarga perlu bantuan bedah rumah. “Ya pasti saya bantu, namun bertahap, begitu juga datanya harus jelas, jangan dapurnya atau gudangnya difoto dikatakan rumah tidak layak huni” sindirnya. Jika memang benar-benar miskin dan sangat butuh bantuan pasti diprioritaskan. “Nanti buat saja proposal permohonannya nanti biar bisa dicek ke lokasi memang bener perlu dibantu atau tidak, kalau yang seperti ini memang layak” Ujar mangku pastika sambil menunjuk Gubuk yang ditempati oleh Wayan Sudi warga miskin di lokasi.  
           Kepala dinas Sosial Karangasem, I Made Sosiawan menyampaikan kadang keadaan di lapangan memang tidak seperti apa yang diberitakan atau dilaporkan oleh kepala dusun dari setiap desa. Sebab menurut Sosiawan bahwa ternyata dari laporan 11 ribu KK miskin di Krangasem setelah diferifikasi ulang tahun 2014 ternyata yang masih tersisa sekitar 6 ribuan saja. Sebab setelah diferifikasi ulang ke lapangan ternyata gubuk di tegalan atau dapur reot yang dilaporkan sehingga dibilang sebagai KK miskin. “Sering kita temukan ternyata bukan rumah tinggalnya yang difoto tetapi dapur atau gubuk di tegalan” ungkanya. Hal itu dibuktikan ketika meninjau langsung kemarin ternyata dari 4 gubuk berjejer yang difoto ternyata 3 diantaranya adalah dapur. “Ini buktinya, gubuk ini adalah dapurnya sementara rumah tinggalnya disitu” Ujar Sosiawan sambil menujuk rumah yang sudah pakai tembok batako dan beratap genting di ujung pekarangan tempat guguk-gubuk yang diberitakan tersebut. 
            Disampaikan bahwa dari 4 keluarga yang tingal di areal pekarangan tersebut hanya 2 keluarga yang layak dapat bantuan. Yang dapat bantuan adalah keluarga Wayan Sudi (65) yang sebenarnya sudah akan dibangunkan bedah rumah melalui CSR perusahaan GMT yang ternyata sudah membawa semen dan batako ke tempat tersebut. Dan Ni Luh Ngetis (50) seorang janda tua sebatangkara yang sudah lama ditinggal mati suaminya. Untuk Luh Ngetis akan dibantu bedah rumah kabupaten yang lebih kecil karena Luh Ngetis tidak memiliki anak dan tinggal sebatangkara.
        Selain di gugbuk-gubuk yang diberitakan, Gubernur Bali juga sempat mengunjungi keluarga Wayan Suparti (60) yang tinggal di Dusun Cega, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu. Wayan Suparit layak dibantu oleh gubernur karena yang bersangkutan memiliki 9 orang anak yang masih menjadi tanggungannya. “tiang nak Saya miskin pak, saya tinggal di sini dengan 9 anak saya” ujarnya memelas. Gubernur Bali pun menymapaikan bahwa akan segera membautkan bantuan bedah rumah kepada Suparti yang disambut dengan rasa syukur. “Suksme Pak Gubernur, Suksme bapak-bapak sareng sami” ujanya.
      Selain berencana membarikan bnatuan bedah rumah, Gubernur juga memeberikan sejumlah uang kepada Wayan Sudi, Ni Luh Ngetis dan Wayan Suparti. “Niki malu kanggoang beliang baas, mani umah bapane kar benangin tyng (ini dulu uang belikan beras, nanti rumahnya akan diperbaiki)” ujarnya. *

Jumat, 23 Januari 2015

Wabup Sukerana Turun ke Sawah Ajak Petani Karangasem Wujudkan Swasembada Pangan 2015

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerana turun ke sawah ikut menanam padi untuk menggerakkan masyarakat Karangasem menuju swasembada pangan 2015. Acara tanam padi itu dialakukan oleh Wabup serangakain pelaksanaan acara Pencanangan Gerakan Upaya Khusus (UPSUS) peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai yang dilaksanakan di Subak Uma Desa, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karanagsem Jumat (23/1) kemarin
Wapup Sukerana bersama Kodim 1623 Karangasem Letkol Arm. Erdi Eka Widjayanto, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura  I Nyoman Mertha Tanaya, Camat Selat I Ketut Mertadina, Jajaran SKPD Pemkab Karangasem, dan sejumlah warga tanpa takut belepotan dengan lumpur menanam padi di tengah pematang sawah.
      Wakil Bupati menjelaskan menyambut baik kerjasama di bidang pertanian antara TNI dengan Pemerintah supaya mempercepat pencapaian swasembada pangan khususnya padi, jagung dan kedelai di Kabupaten Karangasem. Gerakan ini merupakan tindak lanjut nota kesepahaman antara Kementerian Pertanian bekerjasama dengan TNI terkait dengan dukungan TNI dalam pendampingan program swasembada pangan” ujarnya.  Untuk lebih memancing animo masyarakat agar tergerak bergelut dalam bidang pertanian maka dilaksanakan langkah-langkah program strategis untuk mencapainya yaitu dengan kegiatan UPSUS di setiap kecamatan.
        Selain itu, Wabup Sukerana menghimbau untuk memfokuskan berbagai program yang merupakan bagian penting dalam pembangunan pertanian yang mulai tahun 2015 ini akan diperioritaskan untuk membangun infrastrutur irigasi, penyediaan sarana produksi berupa benih, pupuk, peralatan pertanian, dan mesin pertanian yang memadai. Selain itu, mantan ketua Koni Karangasem itu juga menghimbau kepada petani supaya memanfaatkan pupuk Simantri dan tidak menggunakan pupuk kimia dalam pembibitannya. “Saya himbau nanti SKPD agar diperhatikan pembangunan infrastruktur untuk pertanian, juga mesin-mesin pertanian agar disediakan supaya cepat maju, kalau untuk pukuk saya harap petani pakai pupuk organik buatan kelompok Simantri” sarannya.
      Wabup menyampaikan Pemkab Karangasem berkomitmen untuk tetap melestarikan pertanian dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan para petani. Disampaikan potensi lahan yang ada di Kabupaten Karangasem yang 92% lahan kering agar dikelola secara maksimal sehingga mampu mengejar target mewujudkan swasembada pangan. ”Jangan hanya berorientasi pada lahan sawah saja, tetapi upayakan inovasi bagaimana mengembangkan pertanian lahan kering dengan sistem pengairan yang bersifat khusus dan berkesinambungan sehingga bisa diperoleh hasil yang maksimal ujar pria asal Desa Juntal Kecamatan Kubu tersebut.
      Sementara itu, Dandim 1623 Karangasem Letkol Arm. Erdi Eka Widjayanto mengimbau pada masyarakat untuk tidak sungkan-sungkan meminta bantuan kepada anggota TNI dimanapun berada, atau anggota Babinsa yang tugas di desa untuk ikut serta membantu masyarakat. Karena tugas TNI selain menjaga keamanan negara Indonesia juga membantu masyarakat. “Saya sudah intruksikan semua anggota TNI untuk membantu petani untuk ikut bersama-sama menciptakan swasembada pangan di Karangasem” ungkapnya. *

Mahasiswa Trisakti Jakarta KKL Masalah Pengolahan Sampah di Karangasem

KARANGASEM, Teropong Amlapura - Sebanyak 40 orang mahasiswa dan 5 orang Dosen dari Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti Jakarta berkunjung ke Kabupaten Karangasem, Kamis (22/1) kemarin. Kedatangan rombongan akademisi dari Trisakti itu dalam rangka Kuliah Kerja Lapangan (KKL) untuk melihat secara langsung penerapan dan pengolahan akhir sampah di TPA yang ada di Karangasem.  Rombongan diterima oleh Asisten Administrasi Umum (asisten III) Setda Karangasem, I Wayan Supandi dan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Karangasem, I Made Suama di Wantilan Kantor Bupati Karangasem.
Ketua rombongan Mahasiswa Trisakti, Ramadani Yanidar menjelaskan tujuan kedatangan mereka ke Karangasem untuk kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) terkait masalah pengolahan sampah. Disampaikan yang ikut program PKL adalah sebanyak 40 orang mahasiswa jurusan Tehnik Lingkungan semester 7. Pihaknya menuturkan bahwa mahasiswa yang sudah memperoleh teori-teori di kampus sangat dipandang perlu untuk lebih menerapkan dari teori yang didapat untuk dipraktekkan dan disesuaikan di lapangan. “Kami datang untuk ingin tahu masalah penanganan lingkungan di Karangasem, khususnya terkait bagaimana pengolahan akhir sampah di TPA” ujarnya.
       Disampaikan mahasiswa yang ikut PKL itu ditugaskan untuk mengamati, bertanya, dan berdiskusi terkait TPA yang akan dikunjungi. Nanti hasilnya dibuat dalam bentuk laporan data yang akurat untuk dijadikan sebagai tugas akhir mahasiswa untuk bisa menyelesaikan jenjang pendidikan program S1 jurusan Tehnik Lingkungan Universitas Trisakti. “Kami harap mahasiswa kami diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan tanya jawab mengenai bagaimana tehnik pengolahan, penerapan serta pemanfaatannya sampah yang dilaksanakan Pemkab Karangasem melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan,” ujar Ramadani.
        Asisten III Sekda Karangasem, I Wayan Supandi menerangkan bahwa wilayah administrasi Kabupaten Karangasem terdiri dari 8 Kecamatan, 75 Desa Difinitif, 3 Kelurahan. Dikatakan bahwa tiap desa dan kelurahan sudah ada Bank Sampah. Bank sampah itu berfungsi menampung sampah plastik dari masyarakat dibeli dengan harga Rp.1500 per kilogram. Sementara nanti Bank Sampah yang menyalurkan sampah plastik yang dibeli dari masyarakat dibawa ke DKP. “Sampah yang ada dimasyarkat itu dikumpulkan di Bank Sampah dulu nanti sampah plastiknya dibeli oleh pemkab melalui DPK dengan harga Rp.2000 perkilogram” ungkapnya, Untuk membuat Bank Sampah sendiri ditetapkan melalui Keputusan Bupati yang artinya diakui secara hukum. “Permasalahan sampah itu tentu harus segera ditangani. Pasalnya, jika tidak, akan menimbulkan persoalan lain yang lebih kompleks, bukan saja terkait kebersihan lingkungan, tetapi juga problem sosial” ujarnya. Supandi menyampaikan bahwa untuk masalah kebersihan kabupaten Karangasem sudah 8 kali berturut-turut memperoleh Tropi Adipura.
      Sementara itu, Kadis DKP Karangasem, I Made Suama, menambahkan bahwa Pemkab Karangasem memiliki satu tempat pengolahan sampah yaitu di TPA dan IPLT Banjar Dinas Linggasana, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem. Disampaikan TPA Linggasana itu sudah berupaya menerapkan sistem pemprosesan sampah berupa penangkapan gas metan menjadi Bio Gas, sampah plastik menjadi BBM, sampah organik menjadi kompos dan pemrosesan tinja menjadi kompos. “Kami sudah menerapkan sistem pengolaan sampah yang cukup modern karena kami bisa mengubah sampah menjadi gas metan yang dipakai warga untuk keperluan memasak” ujarnya.
          Selanjutnya di akhir pertemuan dilakukan pertukaran cindramata sebagai kenang-kenangan berupa plakat dari Pemkab Karangasem yang diwakili oleh asisten III I Wayan Supandi dan diterima oleh ketua rombongan sekaligus Ketua Jurusan Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Trisakti, Ramadani Yanidar. Rombongan mahasiswa pun bertolak dari wantilan pemkab Karangasem menuju TPA Linggasana ditemani oleh Kepala Dinas DKP Karangasem, I Made Suama. *

Kamis, 22 Januari 2015

PDAM Karangasem Berencana Naikkan Tarif Dasar Air 10 - 20 Persen

KARANGASEM, Teropong Amlapura – PDAM Karangasem berencana untuk menaikkan tarip dasar air minum sebesar 10-20% pada bulan Pebruari 2015 mendatang. Adanya rencana kenaiakan itu diakui oleh direktur PDAM, I Gede Baktiasa. “Ya memang kami rencanakan ada kenaikan tarip sekitar 10-20%” ujar Baktiasa, Rabu (21/1) kemarin. Pihaknya menyampaikan bahwa rencana keniakan itu telah dikordinasikan dan tinggal menunggu persetujuan dari pihak legeslatif yaitu DPRD Karangasem.
Baktiasa menyampaikan bahwa dari tahun 2008 adanya peningkatan tarip dasar listrik yang sudah 3 kali meningkat membuat PDAM terlalu tinggi mengeluarkan beban pengeluaran mengingat sebesar 40% pompa PDAM menggunakan tenaga listrik ribuan Watt dari PLN. Selain karena itu, Baktiasa menyampaikan kenaikan tarip air jug dipicu pluktuasi harga BBM juga ikut berpengaruh terhadap kost PDAM dalam menyalurkan air kepada 28 ribu pelanggannya. “Kami sudah membuat rencana jangka panjang untuk menaikkan tarip, jadi setiap tahun tarip itu harus disesuaikan untuk menyeimabangkan antara produksi dan pemasukan” ungkapnya.
Pihaknya menyampaikan bahwa rata-rata tarip dasar air yang diterapkan saat ini di PDAM adalah 2.800 perkibik. “Sekarang rata-rata tarifnya Rp. 2.800 setelah disesuaikan nanti bisa jadi antara Rp. 3.100 – 3.500 perkibik” ujarnya. Disampaikan natinya keuntungan dari kenaikan itu untuk menutupi biaya operasional dan perluasan jaringan baru. Dijelaskan bahwa jaringan PDAM saat ini baru hanya sekitar 35% masyarakat Karangasem yang dilayani oleh PDAM. “Keinginan pusat kan 60% di setiap daerah dilayani air, tentu itu harus dikejar dengan berbagai upaya yaitu peningkatan tarip demi perluasan jaringan” ungkapnya. *

Gebrakan Geredeg di Awal Tahun 2015, Lakukan Mutasi 40 Pegawai Pemkab Untuk Pelayanan Publik Yang Lebih Optimal

KARANGASEM, Teropong Amlapura - Bupati Karangasem, I Wayan Geredeg membuat gembrakan mengejutkan dalam bidang pemerintahan di awal tahun 2015. Buktinya, Bupati dua periode tersebut melakukan mutasi sebanyak 40 orang pejabat di lingkungan pemkab Karangasem, Selasa (20/1) kemarin. Dari 40 orang yang mutasi itu ada 8 pejabat yang mengalami promosi yaitu  eselon IVa sebanyak 5 orang, eselon IVb sebanyak 2 orang, eselon V sebanyak 1 orang. Sementara  32 pejabat  lainnya hanya mengalami pergeseran jabatan yaitu eselon IIIa sebanyak 10 orang, eselon IIIb sebanyak 4 orang, eselon IVa sebanyak 17 orang dan  eselon V sebanyak 1 orang.
Mutasi yang dilakukan itu terkesan mendadak karena pelantikan sendiri dilakukan disaat suasana vakultatif libur habis melakukan hari raya siwaratri. Namun Bupati Geredeg menolak kalau pelantikan tersebut dikatakan dilakukan secara mendadak. "Ini memang sudah direncanakan sebelumnya" ujarnya. Kemungkinan Bupati Geredeg memutasi pegawai sebab mulai 21 Januari 2015 dirinya tidak boleh lagi mengambil kebijakan strategis mutasi karena masa jabatannya berakhir enam bulan mendatang yaitu mulai tanggal 21 Juli 2015.
            Adapaun beberapa pegawai yang terlihat dimutasi adalah Kabag Humas dan Protokol yaitu Putu Arnawa yang kini jadi Sekretaris BLH digantikan oleh I Made Suparta mantan pegawai Inspektorat. Ada juga Kabag Humas DPRD Karangasem, I Made Sosiawan yang kini ditempatkan sebagai sekretaris Budpar digantikan oleh mantan sekretaris BLH, Edi Setiadi. Selain itu, Kabag Kesra I Wayan Astika juga digantikan oleh Ida Bagus Pidada yang sebelumnya menjabat sebagai sekretaris Budpar.
             Bupati Geredeg dalam sambutannya mengatakan bahwa mutasi dan rotasi jabatan merupakan hal yang biasa dan lumrah dilakukan dalam sebuah organisasi dan dibirokrasi pemerintahan, karena promosi, rotasi dan penyegaran ini dilakukan sebagai sebuah bentuk penghargaan atas prestasi kerja yang selama ini diperlihatkan dan juga untuk mendapatkan wawasan dan pengalaman baru dari pejabat yang bersangkutan dalam mengemban karier berikutnya serta hendaknya mutasi yang dilaksanakan ini jangan dipolitisasi. ”Kita mengharapkan agar semua pejabat yang baru dilantik itu diposisikan dijabatan barunya karena skill dan kemampuanya serta dimaknai sebagai wujud dari upaya pembentukan sumber daya aparatur yang profesional, bersih dan berwibawa dalam memberikan pelayanan sebaik-baiknya pada masyarakat dan hendaknya para pejabat yang baru dilantik itu dapat menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana yang diharapkan,”ujarnya.
Lebih lanjut Geredeg menegaskan, bahwa kegiatan pelantikan merupakan suatu kebutuhan dalam menghadapi dinamisasi perkembangan organisasi ini dalam rangkaian proses pencapaian tujuan dari visi dan misi Pemerintah Kabupaten Karangasem. ”Mutasi jabatan dalam struktural organisasi birokrasi merupakan proses yang diperlukan untuk memenuhi efektivitas pencapaian dalam kebutuhan sistem organisasi demi terwujudnya pelayanan publik yang optimal,”tegasnya. *

Ribuan Umat Rayakan Siwaratri Di Pura Besakih

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Ribuan umat terlihat memadati pura Agung Besakih untuk melaksanakan persembahyangan siwaratri, Senin (19/1) malam lalu. Kendati sempat diguyur hujan lebat, namun antusiasme warga untuk bersembahyang menyambut malam siwaratri di pura terbesar di Bali itu tidaklah surut. Buktinya, warga terlihat berbaur dengan beberapa pejabat untuk secara bersama-sama mencakupkan tangan untuk memohon keselamatan dan kerahayuan hidup, terutama berdoa untuk peleburan terhadap dosa-dosa yang telah diperbuatnya.
Suasana persembahyangan nampak begitu hidmat pada setiap acara persembahyangan yang dibagi dalam tiga palet yaitu jam 20:00 Wita petet pertama, 24:00 Wita palet kedua dan palet ketiga dilakukan pukul 05:00 Wita. Apalagi dalam dalam setiap upacara persembahyangan Siwaratri di Besakih kemarin juga diater oleh 4 orang sulinggih yaitu Ida Pedanda Gede Pinatih dari Gria Ulon Jungutan, Ida Pedanda Gede Ketut Putra Kawan dari Gria Budakeling, Ida Pedande Gede Ketut Pinatih Pasuruan dari Gria Tengah Jungutan, dan Ida Pedande Gede Buruan Paing dari Gria Buruan Sibetan.
         Lebih membuat semarak acara perayaan siwaratri di Besakih, ternyata pihak provinsi yang dikordinasi oleh Gubernur Bali I Made Mangku Pastika mengadakan acara renungan bersama tokoh spiritual Gede Prama yang dilaksanakan di balai pesandekan Besakih. Umat nampak begitu antusias mendengarkan ajaran-ajaran dharma dari Gede Prama selama dua jam yaitu mulai pukul 21:30 – pukul 23:30 wita. Dalam kesempatan itu Gede Prama membawakan topic berjudul “Siwa Tantra”. Dan di akhir acara membagikan buku buatanyya secara gratis yaitu sebuah buku yang berjudul “nyanyian kedamaian”.
       Selain itu, pihak provinsi juga mengadakan acara nonton bareng wayang kulit dalang Cenk-Blonk yang dilaksanakan mulai pukul 01:00 hingga pukul 03:00 Wita di Jaba Pura Besakih. Setelah itu, provinsi juga mengadakan hiburan berupa Bondres Susi dari Buleleng dari pukul 03:00 – 05:00 Wita yang dilaksanakan dibalai pesandekan penataran Agung Besakih. Pukul 05:00 Wita dilakukan persembahyangan palet ketiga dan sekitar pukul 06;00 wita para pemedek kembali ke rumahnya masing-masing dengan damai. *

Siswa SMP Spesialis Pencuri HP Dibekuk Polisi

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Seorang siswa SMP berinisial IGT (15) dibekuk polisi setelah kedapatan mencuri HP di sebuah konter di jalan Gajah Mada Amlapura, Minggu (18/1) lalu. IGT yang berasal dari Banjar Juntal, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu itu tidak bisa berkutik ketika polisi menggelandangnya ke mapolres karangasem untuk diperiksa. Dari hasil pemeriksaan, ternyata pelaku bukan baru pertama kali melakukan aksinya. Pelaku yang masih duduk di bangku kelas III SMP di Kecamatan Kubu itu mengaku sudah mencuri sebanyak 10 kali di beberapa conter HP di Kecamatan Kubu dan Kecamatan Abang.
Kasat Reskrim Polres Karangasem, AKP Dewa Putu Anom Danuwijaya menyampaikan bahwa pelaku sudah lama menjadi incaran polisi. “Pelaku sudah lama dalam pengawasan kita, kita curigai yang bersangkutan menjadi pelaku serangkaian kasus pencurian di wilayah Kubu dan Abang” Ujar Kasat Reskrim ketika dikonfirmasi Senin (19/1) kemarin. Dugaan polisi itu ternyata benar, sebab dari hasil pengembangan polisi menemukan bahwa ternyata pelaku yang menjadi sumber berbagai pencurian di Kubu dan di Abang. “Pelaku mengaku sudah 10 kali melakukan pencurian yaitu 5 TKP di Kubu dan 5 TKP di Abang” ujarnya. Disampaikan pelaku mengaku terakhir melakukan aksinya pada 14 Januari 2015 lalu dengan mencuri HP Blackbarry dan uang Rp.800 ribu di desa Laba Sari, Kecamatan Abang.
         Kasat Reskrim mengaku telah melakukan koordinasi dengan jajaran polsek Kubu untuk menangani sang pencuri culik. Dari pemeriksaan yang dilakukan di rumah pelaku, ternyata pelaku tidak menjual hasil curiannya. Sejumlah HP dan uang yang dicurinya disimpan di dalam kamar pelaku. “Dari pemeriksaan di rumah pelaku, ditemukan 15 HP dan uang senilai Rp.800 ribu rupiah” Terangnya. Ternyata pelaku hanya menjadikan hasil curiannya itu sebagai barang koleksi bukan untuk dipergunakan atau dijual. Kendati demikian polisi masih tetap melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut untuk mengetahui motif dan juga kemungkinan adanya rekan yang diajak pelaku melakukan aksinya.  “Kasus ini masih kita dalami” pungkasnya. *

Jumat, 16 Januari 2015

Wabup Sukerana Tanam 2 Ribu Pohon di Bukit Kayon

KARANGASEM, Teropong Amlapura - Wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerana benar-benar menunjukkan kepeduliannya terhadap kelestarian lingkungan. Buktinya, berkerjasama dengan Forum Komunikasi Putra Mahotama (FKPM), Rumah Sakit Indera, BPTH Bali Nusra, dan Desa Pakraman Jasri Karangasem Wabup Sukerana melaksanakan acara penanaman pohon di Pura Bukit Kayon, Lingkungan Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Jumat (16/1) kemarin. Adapun pohon yang ditanam adalah 2 ribu pohon gaharu dan sotong merah yang nantinya akan dapat difungsikan sebagai penghijauan dan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
Made Sukerana menyampaikan bakti sosial penanaman pohon merupakan implementasi dari konsep Tri Hita Karana, yaitu untuk palemahan.  Dirinya menyampaikan bahwa dengan penanaman pohon maka akan menciptakan hutan baru untuk keseimbangan alam. ”Dengan penanaman pohon kita menciptakan hutan baru, hutan mempunyai peran yang sangat penting sebagai penyangga kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya” ujarnya
        Lebih jauh dijelaskan bahwa hutan berperan untuk menjamin ketersediaan air, sumber energi dan jasa lingkungan lainnya termasuk penghasil oksigen, sebagai tempat rekreasi dan konservasi keanekaragaman hayati. “Mari kita jaga lingkungan sekitar kita, berbuat sedikit hasilnya banyak yang bermanfaat untuk  anak cucu kita, dan jangan tergoda dengan janji-janji investor, berdayakan masyarakat serta lingkungan kita sendiri,” Ajaknya.   
      Selain penanaman pohon, acara bakti sosial juga diisi persembahyangan bersama di Pura Bukit Kayon yang merupakan pura yang dikeramatkan oleh masyarakat Jasri. Acara baksos juga diisi Safari Kesehatan Gratis di Balai Masyarakat yang diikuti oleh puluhan masyarakat setempat. Untuk mendukung kegiatan tersebut, Wakil Bupati Karangasem I Made Sukerana, mepunia sejumlah uang yang diterima oleh bendesa Adat Jasri. *

Siswa SMA "Hajar" Siswa SMP

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Seorang pelajar salah satu SMA di Kubu dilaporkan telah menganiaya seorang pelajar SMP. Dia adalah Gede Su (16) asal Banjar Dinas Tegal Sari, Desa Tiayar Barat, Kecamatan Kubu yang dilaporkan telah melakukan pemukulan terhadap korban Nyoman AT (15) yang masih berstatus pelajar di salah satu SMP Negeri di Kecamatan Kubu. Keluarga Nyoman AT tidak terima karena tidak tau masalah malah dipukul oleh pelaku hingga mengalami memar dan kepalanya merasa pusing.
Berdasarkan informasi yang dihimpun penganiayaan pelajar SMA itu berawal ketika Gede Su mencari Gede Arnawa ke salah satu SMP di Kubu, Kamis (15/1) lalu. Karena saat itu Gede Arnawa masih belajar maka dirinya menunggu di luar sekolah. Ketika Arnawa pulang sekolah, Gede Su kemudian mencari Arnawa ke parkiran sekolah lalu memukul dan mencekiknya. Namun Arnawa berhasil melepaskan diri dan berlari dari pelaku. Namun dalam waktu yang tidak tepat, korban Nyoman AT yang hendak pulang menuju parkiran untuk mengambil sepeda motornya bertemu dengan pelaku. 
         Pelaku yang dalam keadaan marah kemudian menghampirinya lalu berbicara “Cai Kal Nulungin ia (Kamu akan membantu Arnawa)” tanyanya kepada korban. Korban yang tidak tau apa-apa diam saja tidak menjawab pertanyaan pelaku. Pelaku yang kalap kemudian memukul dahi korban dengan pukulan tangan mengepal sehingga dahi korban mengalami memar dan kepalanya merasa pusing. Atas kejadian itu, korban kemudian melapor ke Polsek Kubu. Kasus tersebut kini masih didalami oleh Unit Reskrim Polsek Kubu dengan melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. “Kasusnya masih didalami” Ujar Kapolsek Kubu, AKP Nengah Muliadi saat dikonfirmasi, Jumat (16/1) kemarin. * 

Siswa SMP Terbakar Terkena Ledakan Lomloman Spritus

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Meski tahun baru 2015 sudah lama berlalu, namun demam ledakan petasan, kembang api, dan lomloman ternyata belum juga berakhir. Buktinya kegiatan membungikan suara menggelegar itu masih sering terdengar di telinga. Seperti halnya yang dilakukan oleh I Gede Suardika (13) anak  yang tinggal di Dusun Gunaksa, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem, Kamis (15/1) kemarin.
Namun naas, karena terlalu keasikan main lomloman spritus, Siswa kelas VII SMP 1 Abang itu tubuhnya melepuh terbakar akibat  sambaran api spritus yang menyembur ke arah tubuhnya. Rupanya ledakan spritus tidak kearah depan namun malah berbalik ke belakang dan merusak tutup lomloman yang terbuat dari botol plastik tersebut. Atas kejadian tersebut, korban mengalami luka bakar di bagian tubuhnya sebelah kanan terutama tangan, dada, perut, leher dan telinganya. Jari tangan kananya juga terlihat melepuh terkena cipratan api spritus yang panas. Korban pun dilarikan ke RSUD Karangasem sekitar pukul 10:00 Wita untuk mendapatkan perawatan karena luka yang dialaminya cukup serius.
            Berdasarkan keterangan Nyoman Suta (60) yang merupakan paman korban menyampaikan bahwa Gede Suardika memiliki lomloman sudah sejak menjelang perayaan tahun baru 2015 yang merupakan hadiah dari bapaknya yang bekerja di denpasar. “Lomloman itu diberi oleh bapaknya yang bekerja di denpasar” Ujar Suta yang menyampaikan bahwa dirinya sudah mengajak ponakannya itu sejak masih balita kerena ditinggal merantau oleh bapak dan ibunya bekerja di Denpasar. Suta menyampaikan kalau dirinya di rumah selalu melarang korban untuk bermain lomloman. “Kalau saya di rumah dia (Suardika) selalu saya larang untuk bermain lomloman” tuturnya.
            Begitu juga dengan pengakuan Ni Nengah Sasih (60) yang merupakan bibi dari korban. Sasi menyampaikan bahwa ketika kejadian terjadi sekitar pukul 10:00 Wita itu dirinya sedang metulung (bergotongroyong) di tetangnyanya untuk buat banten mau ada upacara pernikahan. “Pas kejadian saya tidak ada di rumah karena sedang metulung di tetangga buat banten untuk acara pernikahan, kalau saya di rumah pasti sudah saya larang (bermain lomloman)” ujarnya.
            Korban pun terus saja merintih kesakitan karena kulitnya melepuh bekas terbakar. Korban selalu meminta dikipas untuk menahan rasa perih di tangan, dada, leher dan telinganya yang terkena cipratan api spritus. Pihak dokter dari RSUD Karangasem menyampaikan bahwa korban mengalami luka sekitar 15 persen dari tubuhnya dan berada pada posisi luka bakar grade 2. “Pasien mengalami luka bakar cukup serius sekitar 15 persen dari tubuhnya, yang paling berat lukanya di dada” Ujar Dokter Made Ari Rujati yang menangani korban. Pihaknya menyampaikan bahwa kesembuahan luka korban memerlukan waktu yang cukup lama mengingat luka yang dihasilkan itu sampai menyentuh lapisan kulit bagian dalam sehingga menimukan gelembung-gelembung cairan. “Kesembuahnnya sendiri tergantung kondisi pasien, butuh waktu beberapa hari untuk pemulihan” Tuturnya. * 

Tim KTR Sidak Sekolah, Temukan Bekas Puntung Rokok

KARANGASEM, Teropong Amlapura - Sekolah-sekolah ternyata belum sepenuhnya menjalankan Perdak KTR dengan baik. Buktinya ketika melakukan sidak KTR di SMPN 1 Abang, Kamis (15/1) kemarin masih ditemukan pelanggaran. Dalam sidak gabungan antara Sat POL PP, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bali, Kepolisian, dan Dinas Kesehatan tersebut ditemukan bekas puntung rokok yang masih segar di depan ruang guru. "Masih ditemukan punung rokok berarti masih ada yang merokok di sini" ujar Kasi Penindakan Sat POL Karangasem, I Komang Merta yang memimpin sidak tim KTR kemarin. Oleh karena itu, pihaknya pun menyuruh kepala sekolah untuk memberikan himbauan kepada guru-guru agar tidak merekok di sekolah karena akan menjadi contoh yang buruk bagi siswa.
Selain temuan bekas puntung rokok, di SMP ini tim juga menenukan seorang siswa yang mengaku merokok. Siswa tersebut mengaku merokok tiga batang sehari saat tim KTR melakukan sosialisasi tentang bahaya merokok di beberapa kelas. "Nanti bapak harapkan adik berhenti merok yaw, itu demi kesehatan dan demi masa depan adik nanti" ujar Komang Merte kepada siswa tersebut yang dibalas dengan anggukan.
            Kepala SMP 1 Abang, I Wayan Sukardi pun tidak bisa menampik kenyataan bahwa memang ada masih stu dua oknum guru di sekolahnya yang  masih terbiasa merokok. Kendati demikian pihaknya mengaku telah menghimbau dalam rapat-rapat kepada guru untuk tidak merokok di sekolah. “Kedepan nanti akan saya himbau agar tidak ada lagi guru merokok di sekolah” ujarnya. Terkait dengan adanya murid yang mengaku merokok pihaknya mengaku akan segera mengambil langkah pembinaan. “Nanti siswa itu akan saya bina agar berhenti merokok” tuturnya.
            Sidak pun dilanjutkan ke sekolah lain yaitu SMKN 1 Abang. Di tempat ini tim tidak menemukan bekas puntung rokok atau asbak yang menjadi indikator orang merokok. Tim hanya mendapati kalau di SMK sangat jarang adanya tanda larangan merokok sebagai alat sosialisasi. Mengingat sosialisasi yang dilakukan di SMK masih sebatas info lisan. "Kami akui bahwa stiker larangan merokok memang jarang, namun kami senantiasa sosialisai terkait bahaya merokok baik ketika guru mengajar di kelas, dalam ekstra KSPN, ataupun sosialisasi terkait UKS" Ujar kepala SMK 1 Abang, I Gede Suberatha. Atas pengakuannya tersebut tim kemudian membagikan stiker larangan merokok agar ditempel di beberapa sudut sekolah sehingga dilihat oleh siswa.
            Sementara itu, sekretaris LPA Bali, Titik Suharyati menyampaikan bahwa pihaknya sedang sangat gencar-gencarnya untuk memberikan sosialisasi dan warning kepada anak-anak sekolah agar tidak merokok. menurutnya merokok pada anak-anak dewasa ini seakan sudah menjadi tren yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan masa depan si anak. “Kalau dari kecil anak-anak kita sudah kecantuan merokok bagaimanan nanti masa depannya, bagaimanan nanti masa depan bangsa ini, maka kita semua harus bergerak untuk menangkal bahaya rokok mulai dari diri sendiri dan bangku sekolah” ungkapnya. Disampaikan bahwa pihaknya akan terus melakukan sidak dan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk menyebarluaskan tentang bahaya merokok bagi anak-anak. *