KARANGASEM, Teropong Amlapura – Warga Banjar Desa,
Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem digegerkan dengan penemuan sesosok
mayat di kebun durian, Rabu (28/1) kemarin. Mayat yang diketahuan bernama I
Komang Supandi (49) yang merupakan pemilik kebun duren tersebut ditemukan tewas
dalam keadaan luka berat di kepala. Belum
diketahui penyebab pasti kematian korban yang merupakan lulusan sarjana hukum
yang memilih hidup bertani tersebut. Namun dugaan sementara korban yang masih
melajang itu meninggal karena kejatuhan buah duren di kepalanya. Namun polisi
tidak mau terlalu dini berkesimpulan karena masih menunggu hasil otopsi dan
pemeriksaan beberapa saksi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Korban
awalnya ditemukan oleh warga setempat yang bernama Mang Kasud (17) dan Ketut
Tapa (18) yang hendak mencari buah durian yang jatuh dari pohonnya. Saat keduanya
sampai di ladang durian milik korban, pihaknya mengaku melihat ada sesosok
tubuh yang terbaring di tegalan di bawah pohon duren. Mang Kasud yang masih
bersatus anak SMK itu awalnya mengira bahwa yang dilihatnya hanyalah tertidur
di ladang duren. Namun pihaknya curiga karena ada bau menyengat yang keluar
dari sekitar lokasi. Setelah dihampiri ternyata bau menyengat itu kelaur dari
tubuh korban yang dilihatnya sudah mengeluarkan darah dari kepala dan
dikerumuni lalat. Penemuan itu kemudian dilaporkan kepada keluarga korban
sehingga dilaporkan ke Mapolsek Bebandem sekitar pukul 07:00 Wita.
Kondisi mayat korban sungguh mengenaskan
karena mengalami luka dikepala berdiameter 10 Cm. Luka tersebut tembus ke otak
karena tempurung kepala korban pecah. Dari mulut dan hidung korban keluar
darah. Korban diperkirakan sudah meninggal lebih dari 12 jam. Tubuh korban sudah
mengeluarkan bau menyengat karena pada kepala korban yang terluka mengeluarkan
cairan kental. Di samping tubuh korban ditemukan barang-barang berupa sebutir
buah durian sebesar kepala orang dewasa, senter, dan sabuah parang.
Sementara wajah-wajah kesedihan terpancar dari keluarga korban. Supandi
diketahui sebagai orang yang periang dan humoris sehingga banyak memiliki
sahabat di desanya. Selain itu korban diketahui sebagai petani yang giat karena
lebih memilih sebagai petani daripada menjadi PNS sesuai dengan lulusannya.
“Kakak saya ini memang lebih memilih jadi petani daripada jadi PNS” ungkap Ni
Luh Artini (46) yang merupakan adik kandung korban. Artini yang merupakan PNS
guru di SD 1 Bungaya tersebut menambahkan bahwa kakanya itu pamitan kepadanya
pada Selasa (27/1) malam sekitar pukul 19:00 Wita. “Kakak saya pamit sekitar
pukul 07:00 malam dia bilang mau cari ulungan duren (mencari buah duren yang jatuh)”
ujarnya. Pihaknya pun mengaku tidak merasa khawatir atau memiliki perasaan
curiga kenapa korban tidak pulang saat pagi karena sudah terbiasa ketika musim
duren mencari duren ke tegalan sampai menginap. “Kalau musim duren memang dia
(korban) sering tidak pulang sampai malam atau pagi” tuturnya. Disampaikan
bahwa selama ini dirinya tidak mengetahui kalau kakaknya memiliki masalah atau
memiliki musuh yang kemungkinan punya dendam untuk membunuhnya. Kendati
demikian pihaknya bersama keluarganya menyerahkan semua penanganan pada polisi.
“Saya serahkan semuanya kepada kepolisian” ujarnya.
Kapolsek Bebandem, AKP Gede Juli menyampaikan dirinya bersama jajarannya
langsung menuju ke TKP setelah menerima laporan sekitar pukul 07:30 Wita.
Setelah dilakukan olah TKP, korban lalu dibawa ke RSUD Karangasem untuk
diperiksa. Namun pihaknya mengaku belum bisa membrikan keterangan pasti terkait
kematian korban karena masih menunggu hasil otopsi. “Kami belum bisa
menyimpulkan penyebab kematian korban karena menunggu hasil otopsi dan hasil
pemeriksaan beberapa saksi” Ujar Kapolsek Bebandem, AKP Gede Juli saat ditemui
di Kamar Mayat RSUD Karangasem, Rabu (28/1) kemarin. Mantan Kapolsek Penarukan
Buleleng tersebut menyampaikan bahwa jenasah korban akan dibawa ke RSUP sanglah
untuk diotopsi dan hasilnya bisa diketahui Hari ini. “Hari ini kita bawa ke RSUP
Sanglah untuk diotopsi, besok (hari ini red) sudah kelaur hasilnya” ungkapnya.
*