Laman

Laman

Jumat, 28 November 2014

Ribuan Massa Dampingi Made Sukerana Kembalikan Formulir

AMLAPURA – I Made Sukerana yang dielu-elukan akan menjadi calon kuat maju sebagai Bupati Karangasem 2015 benar-benar menunjukkan keseriusannya untuk menduduki posisi orang nomor satu di Bumi Lahar. Sebab setelah sebelumnya mengabil formulir pendaftaran calon bupati dari partai golkar diantar 168 tokoh masyarakat, Made Sukerana mengembalikan formulir tersebut diantar oleh ribuan massa. Setidaknya ada sekitar 2 ribu orang dari berbagai elemen masyarakat yang mendampingi Sukerana untuk mengembalikan formulir pendaftaran calon Bupati dari partai Golkar. Ini menjadi unjuk kekuatan dukungan yang ditunjukkan Sukerana untuk meraih rekomendasi dari partai berlambang beringin. Jumlah massa yang tumpah ruah tersebut melebihi target awal yang rencanananya akan melibatkan 1680 orang. “Sebenarnya ditarget diantar 1.680 orang tapi karena antusiasme masyarakat yang tinggi jadinya lebih banyak” Ujar Sukerana saat ditemui di DPC Golkar, Kamis (27/11) kemarin.
Proses pengembalian formulir sendiri dapat dibilang unik karena dimulai dengan longmark dari lapangan Candra Buana Karangasem. Massa awalnya berkumpul di lapangan Candra Buana dari pukul 08:00 wita. Massa yang jumalahnya ribuan tersebut bersama-sama Sukerana berjalan sejauh 500 meter melewati jalan Ngurah Rai Amlapura menuju kantor DPC Golkar Karangasem di depan lapangan tanah aron. Massa yang membawa berbagai spanduk dengan atribut Sukerana dan dibarengi 9 barung tetabuhan beleganjur membuat warga di sepanjang jalan yang dilewati heboh. Apalagi jalan yang dilalui oleh massa ditutup untuk beberapa menit yang sudah diamankan oleh polisi dan pecalang.
       Sukerana yang terlihat didampingi Istrinya dan beberapa tokoh partai dan puluhan perbekel tersebut tiba di kantor DPC Golkar sekitar pukul 09:30 Wita. Massa yang banyak dialihakan untuk ke lapangan tanah aron sementara Sukerana dan beberapa tokoh perwakilan langsung menuju ruang secretariat pendaftaran partai golkar. Pihaknya langsung diterma oleh I Nyoman Sudarsana yang menjabat sebagai ketua tim pendaftaran calon bupati Karangasem 2015 dari partai golkar. Setelah menerima formulir pihaknya langsung melakukan ferifikasi dokumen yang terdiri dari ijasah dan berbagai surat pernyataan tersebut.  “Setelah kami periksa kami nyatakan formulir pendaftaran yang diajukan oleh Pak Made Sukerana lengkap” Ujar Sudarsana yang disambut dengan riuh ratusan pendukung Sukerana yang ikut masuk merangsek ke aula DPC Golkar. Disampaikan bahwa pihaknya hanya menerima pendaftaran namun yang menentukan siapa yang direkomnendasi jadi calon Bupati adalah kewenangan DPD dan DPP partai Golkar.
       Di hadapan ribuan pendungkungnya Sukernana mengajak massa untuk berdoa semoga dirinya mendapatkan rekomendasi sehingga bisa dipilih menjadi calon bupati dari partai golkar. Pihaknya yakin golkar menggunakan cara dan mekanisme yang baik dalam memilih calon sehingga nantinya bisa kembali meminpin pemerintahan di Karangasem. “saya tahu partai golkar adalah partai yang besar, pastinya akan menggunakan cara dan mekanisme yang baik untuk mentukan calon bupait yang akan diusungnya” ujar Sukerana. Dirinya yakin dengan elektabilitas dan ketokohan serta kinerjanya selama lima tahun “berjuang” bersama Bupati Geredeg mampu meraih hati masyarakat.  Dirinya pun yakin jika diberikan rekomendasi maka akan mampu kembali meraih kursi bupati melanjutkan pemerintahan yang sudah 10 tahun dipegang partai golkar. “Saya sudah lima tahun sebagai kader golkar dan mendapingi Bapak Bupati Wayan Geredeg setidaknya sudah memahami bagaiman kondisi masyarakat karangasem, saya siap menjadikan Karangasem Mahotama yaitu Karangasem yang Maha Utama” Pungkasnya. 

Rabu, 26 November 2014

Bupati Geredeg Serahkan Hadiah Kepada Juara Gapoktan Simantri

AMLAPURA – Bupati Karangasem, I Wayan Geredeg menyerahkan hadiah kepada para kelompok tani yang berhasil menjadi juara lomba gapoktan simantri 2014 di Gedung WantilanPemkab Karnagasem, Rabu (26/11) kemarin. Bupati Geredeg menyerahkan secara simbolis hadiah berupa 1 unit motor roda tiga kepada Gapoktan Meker Sari, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis yang berhasil meraih juara 1. Disusul pemberian 2 ekor sapi kepada juara II yang diperoleh Gapoktan Amerta Linggasari, Desa Pidpid, Kecamatan Abang, dan pemberian 1 ekor sapi kepada juara III yang diraih Gapoktan Uma Mina Satwa Lestari, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem.
Bupati Geredeg dalam sambutannya menyampaikan bahwa lomba gapoktan simantri dilakukan dalam upaya untuk memacu semanagat para petani untuk lebih giat dalam mengolah lahan pertaniannya. Dijelaskan bahwa sudah semestinya sistem pertanian yang terintegrasi seperti simantri digalakkan karena kegunaannya/manfaatnya yang multi fungsi. Geredeg mencontohkan misalnya integrasi pertanaian dengan dengan peternakan dan juga dengan sumber energy yaitu hasil limbah ternak sapi dijadikan bio gas dan bio urine. 
     Oleh karena itu, Geredeg mengharapkan sebanyak 61 kelompok Gpoktan simatri yang ada di Kabupaten Karangasem untuk terus mengembangkan usahanya sehingga mampu lebih meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Bupati dua periode tersebut berncana nanti untuk memberikan pembinaan dan pemebentukan kelompok kepada peserta magang yang ke Jepang untuk menerapkan ilmu yang diperolehnya di negeri Sakura  untuk dikembangkan di Karangasem. “Nanati peserta magang yang pulang dari Jepang baik yang bekerja di pertanian sayur maupun di peternakan babi akan saya arahkan agar memebentuk kelompok sendiri mengembangkan usaha sesuai dengan bidang magangnya masing-masing” ujarnya Bupati Geredeg.
        Sementara itu, Kepala Bapeda Karangasem, I Ketut Sedana Merta yang juga selaku ketua tim teknis lomba gapoktan simantri menyampaikan bahwa lomba simatri dilaksanakan setiap tahun. Sedana Merta menjelaskan bahwa lomba tersebut dipakai sebagai perangsang agar gairah pertanaian di Karangasem semakin meningkat. Kendatipun diakui di daerah Karangasem sebanyak 91 persen lahan kering namun jika dimaksimalkan usaha ternak sapi simantri yang digalang pemerintah niscaya simantri bisa membantu meningkatkan ekonomi masyarakat kecil. Sedana Merta menyampaikan  bahwa pemerintah kabupaten Karangasem telah mengeluarkan dana Rp. 668.949.500, untuk pengembangan simantri. Selain itu didampaikan pemerintah Provinsi Bali juga telah mengeluarkan dana RP.12.706.374.500 dari tahun 2009 untuk mendirikan Simantri di seluruh Karangasem. Disampaikan bahwa tahun 2015 juga akan ada penambahan simantri yang baru yang dibantu setiap simantri Rp.200 juta rupiah. Diharapkan semakin lama dan semakin banyak gapoktan simantri di Karangasem akan mampu mempercepat usaha pengentasan kemiskinan di Karangasem yang kini masih berada di kisaran 17 ribu jiwa.
        Sedana Merta menyampaikan, selain kepada gapoktannya, pemberian hadiah juga diberikan kepada para pendamping gapoktan simantri yang telah menjadi juara. Pendamping yang diberi hadiah adalah Komang Putra Wiratama sebagai pendamping terbaik disusul oleh I Putu Gede Edi Setiawan juara kedua dan Sang Ayu Widnyani selaku pemdamping yang mendapat juara ke III. Selanjutnya nanti baik pembimbing maupun gapoktan yang berhasil meraih juara 1 di Kabupaten akan diikutkan dalam lomba gapoktan simantri tingkat provinsi Bali.


Puncak HUT PGRI di Karangasem, Puluhan Pensiunan Guru Mendapat Santunan Purnabakti

AMLAPURA – Puncak acara HUT PGRI Karangasem yang ke-69 dilaksanakan di GOR Gunung Agung Amlapura, Selasa (25/11) kemarin. Dalam pelaksaaan resepsi HUT PGRI tersebut diisi dengan pemberian uang santunan Purnabakti kepada 80 orang guru yang pensiun di tahun 2014. Penyerahan uang senilai Rp.1,5 juta rupiah untuk masing-masing pensiunan guru tersebut diserahkan Wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerana didampingi oleh Ketua PGRI Karangasem yang sekaligus kepala disdikpora Karangasem, I Gede Ariyasa.
Menurut Ketua Panitia acara Hut PGRI ke-69, Ketut Mertayasa menyampaikan bahwa pemberian uang purnabakti kepada para pensiunan memang sudah rutin setiap dilakukan setiap HUT PGRI. Uang tersebut diberikan sebagai tanda penghormatan atas jasa-jasa pengabdiannya selama puluhan tahun sebagai guru. Disampaikan uang tersebut diberikan dari mengambil uang iuran rutin yang diperoleh dari anggota PGRI.
      Mertayasa yang juga sebagai Kepala Sekolah SDN 1 Selat tersebut menyampaikan selain pemberian santunan dana purnabakti, dalam resepsi HUT PGRI yang berlangsung mulai pukul 13:00 Wita tersebut juga diisi acara pemberian penghargaan kepada dua orang anggota PGRI yang berprestasi. Mereka yang mendapat penghargaan yaitu seorang pengawas, Ida Bagus Nyoman Japa dan satu orang kepala sekolah Nyoman Sukadana, asal SMPN 1 Kubu. Mereka berdua adalah sosok berprestasi yang mendapatkan juara satu di tingkat provensi untuk pengwas berprestasi atas nama Ida Bagus Nyoman Japa, dan kepada kelapa SMP 1 Kubu I Nyoman Sukadana.
         Sementara itu, Wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerana yang memberikan sambutan di dalam acara tersebut mengharapkan guru sebagai pendidik genarasi penerus bangsa harus bekerja dengan mengedepankan sikap pengabdian. Diharapkan profesionalisme kerja yang selama ini masih kurang harus ditingkatkan lagi untuk menciuptakan generasi muda yang siap bersaing menghadapi globalisasi. Sukerana juga mengaharakan guru untuk bertindak dan bertingkahlaku yang baik dan bijaksana sebab guru adalah orang yang digugu dan ditiru oleh siswanya. Jangan sampai guru malah memberikan contoh yang tidak baik bahkan nanti sampai tersangdung kasus hukum. 

Dewan Karangasem Terima 3 Ranperda

AMLAPURA – Setelah tiga bulan menduduki kursi wakil rakyat, DPRD Karangasem kini mulai dibebani pekerjaan sesuai fungsinya sebagai badan legislasi (membuat undang-undang).  Sebab dalam rapat paripurna, Senin (24/11) kemarin DPRD Karangasem menerima tiga Ranperda (rancangan peraturan daerah) yang harus digodok menjadi peraturan daerah. Adapun rancangan peraturan daerah yang diterima dewan yaitu rancangan atas perubahan peraturan daerah Kabupaten Karangasem nomor 15 tahun 2011 tentang penerangan jalan, rancangan perubahan atas peraturan daerah Kabupaten Karangasem nomor 3 tahun 2011 tentang bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, dan pencabutan peraturan daerah Kabupaten Karangasem nomor 9 tahun 2012 tentang retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta cacatan sipil. Rancangan peraturan daerah (Ranperda) tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerana diterima oleh Ketua DPRD Karangasem, I Negah Sumardi disaksikan oleh segenap anggota DPRD serta jajaran pimpinan SKPD kabupaten Karangasem.
Dalam sambutan yang dibacakan oleh Wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerana secara umum disampaikan bahwa munculnya rancangan atas perubahan peraturan Kabupaten Karangasem daerah nomor 15 tahun 2011 tentang penerangan jalan sebab ada masalah teknis pembayaran yang dilakkan oleh PT.PLN selaku wajib pajak penerangan jalan. PLN memiliki kendala dalam pencairan SPTPD dimana selalu membayar jatuh tempo karena harus melakukan koordinasi ke pusat yang memakan waktu lama. Di peraturan daerah no 15 tahun 2011 teruang 15 hari batas untuk membayar pajak. Namun kenyataan di lapangan PLN selalu terlambat karena pembayaran diberikan dari pusat yang memakan proses lama sehingga peraturan itu perlu dilonggarkan batas hari pembayaran pajaknya.
        Sementara itu Wabup Sukerana menyampaikan ranperda tentang perubahan perda kabupaten karangasem nomor 3 tahun 2011 tentang bea perolehan hak atas tanah dan bangunan tersebut dilatarbelakangi masih enggannya wajib pajak penerima tanah waris untuk mengurus data wajib pajak padahal orang tua yang mewariskannya sudah meninggal dunia. Hal itu mengakibatkan banyak wajib pajak baru yang kemudian tidak terpungut. Untuk menggairahkan penerima waris mengurus pajak, pihaknya mengusulkan biaya mengurus wajib pajak yang baru dari ahli waris akan diturunkan biayanya yang dulu dikenakan biaya 5% menjadi 1%dari nilai waris tanah yang diterimanya. Hal itu dimaskudkan agar ahi waris mau mengurus wajib pajak yang baru sementara orang tua yang mewariskannya sudah meninggal dunia.
   Sedangkan masalah pencabupatan peraturan daerah nomor 9 tahun 2012 tentang retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta cacatan sipil dilatarbelakangi oleh perubahan undang-undang nomor 23 tahun 2006 sebagaimana sudah diubah dengan undang-undang nomor 24 tahun 2013 tentang administrasi kependudukan menjelaskan bahwa didalam pengurusan dan pnerbitan dokumen kependudukan tidak dipungut biaya. Oleh sebab itu,  peraturan daerah Kabupaten Karangasem nomor 9 tahun 2012 tentang retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta cacatan sipil harus dicabut.
    I Negah Sumardi yang meneriama tiga renperda tersebut menyampaikan akan menggodok ranperda tersebut di DPRD melalui rapat komisi dan rapat gabungan. Nanti setelah diputuskan hasilnya akan diserahkan kembali kepada eksekutif untuk bersama-sama mengesahkan menjadi Peraturan Daerah.

Minggu, 23 November 2014

Bupati Geredeg Berharap Desa Bugbug Terpilih Menjadi Model GIASH FAO

AMLAPURA - Bupati Karangasem I Wayan Geredeg berharap Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem dapat tercatat dan diakui oleh dunia sebagai model GIASH FAO yaitu desa dengan model pengelolaan sumber daya alam berbasis pemberdayaan masyarakat. Hal itu disampaikan bupati Geredeg saat menyambut kedatangan Tim Penilai dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB FAO (Food and Agriculture Organization) di Gedung Pertemuan Desa Adat Bugbug, Jumat (21/11/). Geredeg ditemani Wakil Ketua DPRD Karangasem  I Nengah Sumardi dan Kepala Bapeda Karangasem I Ketut Sedanan Merta menyambut rombongan tim penilai yang dipimpin Deputi Urusan Pemberdayaan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Pamuji Lestari, dan Anne Mcdonald, Mary Jane de la Cruz dari FAO Head Quarter Roma.
Geredeg menyampaikan pengakuan dari FAO ini bukan sekedar prestise atau prestasi semata namun lebih kepada Desa Bugbug nantinya dapat menjadi Desa Tradisional Agraris yang mampu mewujudkan GIASH (Globally Important Agriculture Heritage System) sebagai model pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Pemberdayaan Masyarakat yang bisa mengangkat nilai lokal menjadi nilai Universal yang mendunia. “Yang terpenting dengan model pengelolaan tersebut dapat dapat berkelanjutan dan mampu mensejahterakan masyarakatnya”, ucapnya.
      Lebih jauh disampaikan Desa Adat Bugbug merupakan salah satu Desa Tradisional di Kabupaten Karangasem dengan keragaman bentang alam serta keindahannya dari perbukitan, dataran dan hamparan pantai. Selain itu juga memiliki keanekaragaman hayati dengan system pengelolaan pertanian tradisional berdasarkan kearifan lokal yang diadaptasikan dengan pengetahuan dan teknologi didukung oleh lembaga pertanian tadisional seperti subak dan kelompok nelayan dalam mengelola pertanian secara terintegrasi sehingga diharapkan dapat menciptakan keberlanjutan system pertanian yang tangguh dan berbudaya.
   Sementara itu, FAO Representative Indonesia, Dr. Herianto Ageng mengungkapkan Desa Bugbug mempunyai potensial untuk diajukan sebagai salah satu warisan sistem pertanian di Indonesia. Namun, tidak menutup kemungkinan keberadaan Desa Bugbug ini akan diajukan sebagai warisan sistem pertanian dan pangan dunia. “Kita mencoba untuk mengajukan sistem pertanian Desa Bugbug ini untuk diakui di tingkat dunia. Setelah itu akan ada upaya untuk memperbaiki setelah diakui sehingga hasil pertaniannya bisa lebih dimanfaatkan” katanya.
       Di sisi lain, Kepala Landscape Management Laboratory Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Hadi Susilo Arifin menjelaskan Desa Bugbug terpilih sebagai perwakilan Bali untuk bertarung dengan lima provinsi lainnya dalam memperebutkan pengakuan dari FAO. Menurutnya, Desa Bugbug ini sangat cocok menjadi model sebagai warisan sistem pertanian dan pangan dunia karena memiliki konsep Nyegara Gunung.
      Prof. Hadi yang mengaku sudah satu tahun melakukan penelitian di Desa Bugbug tersebut memaparkan bahwa desa Bugbug memiliki luas 815 hektar, terdiri dari wilayah perbukitan dan pesisir. Diterangkan bahwa 40 persen dari luas desa tersebut terdiri dari lahan pertanian yang terbagi menjadi lima subak. “Desa Bugbug ini lebih khas dari desa lain karena memiliki perbukitan dan tepi laut. Dengan demikian hasil tanaman, ternak dan ikan lengkap.  Di Desa Bugbug ini lengkap dari hulu sampai ke hilir semuanya ada” tuturnya. Prof. Hadi juga menambahkan kalau Desa Bugbug memiliki keindahan alam yang bisa menjadi objek wisata andalan Karangasem jika dikelola dengan baik.
  


PGRI dari 8 Kecamatan Unjuk Gigi Berebut Juara Paduan Suara

AMLAPURA – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dari 8 kecamatan di Kabupaten Karangasem unjuk gigi dalam lomba paduan suara, Sabtu (22/11) kemarin. Mereka membawa nama kecamatan masing-masing mengeluarkan segenap kemampuan terbaik untuk meningkatkan gengsi guna meraih juara dalam lomba paduan suara yang dilaksanakan di Aula SMPN 5 Amlapura. Mereka yang ikut berlomba adalah grup paduan suara PGRI Kecamatan Abang, Sidemen, Karangasem, Manggis, Rendang, Selat, Kubu, dan Bebandem. Setiap regu beranggotakan 21 orang yang merupakan 1 orang bertindak sebagai dirigen dan 20 lainnya sebagai penyanyi. 
Semua peserta terlihat dengan baik menampilkan lagu Mars PGRI dan Hymne Guru yang menjadi mata penilaian. Kendati demikian, tiga dewan juri yang berasal dari kalangan professional yaitu NI Made Suartini, I Kadek Budiarta, dan Luh Putu Lasmini hanya akan memilih juara tiga besar yang nantinya berhak mendapatkan uang pembinaan dan sewaktu-waktu dikirim mewakili Karangasem berlomba ke tinggkat yang lebih tinggi. Dewan juri baru mengumumkan PGRI mena yang menjadi juara nanti pada tanggal 25 November 2015 saat puncak acara resepsi Hut PGRI yang ke-69.
       Menurut Ketua Panitia pelaksana, I Gede Ariyasa menyampaikan bahwa lomba paduan suara tersebut diselenggarakan serangkaian Hut PGRI yang ke-69. Ariyasa yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Karangasem tersebut menyampaikan lomba paduan suara dilakukan untuk meningkatkan semangat dan integritas para guru dalam posisinya sebagai pengajar dan Pendidik generasi penerus bangsa. Disampaikan bahwa dalam Mars PGRI dan Hymne guru memiliki nilai-nilai pengabdian dan pengorbanan kaum guru yang semestinya menjadi prinsip hidup seorang guru dalam berprilaku di dalam maupaun di luar sekolah. “Saya berharap guru-guru tetap memegang teguh semangat dan integritasnya sebagai pengajar dan pendidik generasi muda seperti apa yang tercermin dalam Mars PGRI dan Hymne Guru” ujarnya.
    Ariyasa yang juga menjabat sebagai ketua PGRI Karangasem tersebut menyampaikan alasan lainnya kenapa melaksanakan lomba paduan suara mengingat paduan suara sering ditampilkan dalam kegiatan resmi pemerintahan dan juga sering dilombakan di tingkat provinsi. Diharapkan nantinya paduan suara dapat berkembang di sekolah-sekolah dengan dimasukkan sebagai kegiatan ekstra kurikuler atau masuk muatan lokal.

Jumat, 21 November 2014

Made Sukerana Mengambil Formulir Bupati di Hari Kelahirannya Didampingi 168 Orang

AMLAPURA – Setelah sebelumnya pendaftaran calon bupati Karangasem 2015 dari Partai Golkar Karangasem dikabarkan sepi peminat, akhirnya Jumat (21/11) kemarin Ketua DPC Golkar Karangasem yang juga menjabat sebagai wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerana mengambil formulir pendaftaran. Sukerana mendatangi kantor DPC Golkar di Lapangan Tanah Aron Amlapura  sekitar pukul 09:00 Wita. Dirinya didampingi oleh sang istri dan 168 massa relawan yang berasal dari seluruh Karangasem yang diklaim siap untuk mendukungnya menjadi Bupati Karangasem 2015.
Sukerana menyampaikan dirinya memang mencari hari baik untuk mengambil formulir pendaftaran. Pihaknya sengaja mengambil tanggal 21 kemarin karena bertepatan dengan tanggal kelarihannya berdasarkan otonan bali. Pria asal Desa Juntal, Kecamatan Kubu tersebut mengaku mengambil pendaftaran di hari kelahirnnya agar mendapatkan keberuntungna. “Hari ini sama dengan hari kelahiran otonan saya, mudah-mudahan mengambil sekarang saya diberi keberuntungan” ujarnya. Sukerana mengharapkan beruntung untuk dapat rekomendasi jadi calon Bupati dari Golkar dan nantinya beruntung menjadi bupati Karangasem 2015. Dirinya juga beralasan memakai 168 orang mengingat angka tersebut merupakan angka keberuntungannya. “168 itu angka keberuntungan saya nanti ketika mengembalikan formulir tanggal 27 Desember 2014 nanti saya akan diantar 1680 orang” ujarnya. Dirinya percaya keberuntungan yang datang dari nasib akan bisa membawa seseorang mencapai kesuksesan selain kerja keras dan usaha yang giat dalam mencapai kesuksesan tersebut.
    Ditanya masalah kesiapan untuk menjadi calon bupati, Sukerana mengaku sangat siap untuk melanjutkan program-program pemerintah yang prorakyat yang telah dilakukannya selama ini dengan Bupati Geredeg. “Tentu saya siap untuk melanjutkan program-program dari Pak Bupati (Wayan Geredeg) yang merupakan kader Golkar” ujarnya. Ditanya tentang peluangngya memperoleh rekomendasi dari Golkar, mantan anggota DPR Provinsi Bali tersebut menjawab menyerahkan sepenuhya kepada mekanisme di partai golkar. “Saya serahkan mekanisme yang dilaksanakan di partai golkar yang antinya akan melakukan survey ke masyarakat untuk memilih figur yang paling tepat untuk dipilih jadi calon Bupati” ujarnya. Dirinya yakin dengan mekasnisme golkar yang memberikan seluas-luasnya kesempatan kepada siapapun untuk dipilih berdasarkan hasil survey yang dilakukan DPD Golkar. Pihaknya yakin mendapatkan hasil survey yang tinggi karena selama 4 tahun lebih menduduki kursi wakil bupati sudah melakukan banyak terobosan bersama Bupati Geredeg untuk membawa masyarakat Karangasem hidup lebih sejahtera.
     Sementara itu, I Nengah Sumardi selaku panitia penerimaan pendaftaran calon bupati dari partai Golkar Karangasem menyampaikan bahwa saat ini baru 4 orang yang melakukan pendaftaran. Pihaknya menyampaikan masih mebuka kesempatan pengambilan formulir sampai tanggal 24 November 2014 mendatang dan masa penggembalian formulir sampai 14 Desember 2014. Disampaikan bahwa untuk penjaringan calon Bupati di Golkar menggunakan mekanismen yang transparan dan objektif dengan menyewa lembaga survey tepercaya untuk menjaring calon. Sumardi menyampaikan siapapun nanati yang mendapat rekomendasi akan didukung sepenuhnya oleh golkar agar mampu memepertahankan pemerintahan Karangasem ke depan masih dipegang oleh Partai Golkar. 

Krisis Air di Subak Bekukih, PDAM Beri Solusi Air Bergilir

AMLAPURA – Warga Subak Bekukih, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem akhirnya bisa bertemu dengan direktur PDAM, I Gede Baktiasa, Jumat (21/11) kemarin. Pertemuan tersebut memang dilaksanakan khusus menindaklanjuti pertemuan sebelumnya pada Selasa (17/11) lalu dimana belum bisa diberikan solusi terkait kekeringan 200 hektare lahan sawah warga akibat saluran pipa air di reserfoar Blegondang yang tidak mengalir. Bermaksud untuk bersama-sama mencari solusi, direktur PDAM, Gede Baktiasa ternyata datang tidak sendirian untuk menemui warga. Pihaknya juga menggandeng Asisten 2 Setdakab Karangasem, Ida Bagus Oka, kadis PU Nyoman Sutirtayasa, Kepala Balai Sumber Daya Air Weda Smara, Camat Abang A.A Made Agung Surya Jaya, Perbekel Ababi, Ketut Wijana, dan jajaran terkait.
Menanggapi tuntutan warga, Baktiyasa mengaku tidak bisa berbuat banyak. Pihaknya tidak bisa memenuhi tuntutan warga untuk mengangkat air secara bersamaan ke pelanggan dan ke subak karena salah satu pompa yang dimikliki PDAM mengalami kerusakan. Selain itu, disampaikan pasokan air berkurang karena debit air di Blegondang menurun drastis karena musim panas. “Mohon dimaklumi karena satu pompa kami mengalami kerusakan dan memang debet air di Blegondang menurun karena musim panas” ujarnya.
     Oleh karena itu, pihaknya menawarkan solusi kepada warga agar aliran air Blegondang dilakukan secara digilir. “Kami tawarkan solusi pemakaianannya secara bergilir yaitu pagi untuk disalurkan kepada sekitar 900 pelanggan di kota dan di Ababi Barat, dan pada malam hari dialurkan ke irigasi subak Bekukih” sarannya. Pihaknya menyampaikan bahwa dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore itu dialirkan ke pelanggan sementara dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi air itu dialirkan ke pipa irigasi warga. Solusi itu diberlakukan megingat pemerintah masih menunggu selesainya bangunan reserfoar di Dusun Umah Anyar yang nantinya akan dipakai untuk memindahkan aliran air blegondang ke Ababi Barat sekitar 400 pelanggan sehingga air di blegondang hanya dibagi ke Pelanggan di Kota dan ke subak warga. “Kami harap masyarakat bisa bersabar menerima solusi ini sampai bulan Desember 2014” ujarnya. Pihaknya menyampaikan bahwa awal tahun 2015 reserfoar di Umah Anyar akan selesai dan warga juga akan dibuatkan saluran irigasi dari subak Gelgel dan Subak Cendana yang juga masih berada di Desa Ababi.
       Menaggapi tawaran tersebut, Awalnya warga yang diwakili oleh keliang subak bekukih, I Ketut Dana menyampaikan keberatan. Pihaknya mengaku kalau pada pertemuan tahun 2007 dengan Pak Bupati Geredeg sudah jelas disampaikan bahwa satu pipa di Blegondang memang untuk krama subak Bekukih. “Dari perjanjian tahun 2007 kami bersama Pak Bupati (Wayan Geredeg) sudah sepakat kalau air Blegondang itu satu pipa dialirkan ke Subak warga, tapi sekarang kenapa pipa air tersebut malah kosong tidak mengalir” ujarnya.
        Namun setelah diberi penjelasan bahwa pemerintah hanya bisa memebrikan solusi penyaluran air bergilir akhirnya warga mau menerima. Namun warga meminta agar pemerintah jangan ingkar janji kalau memang diselesaikan bulan desember harus tepat waktu. “Kami berharap janji untuk mengalirkan sampai bulan Desember 2014 dipenuhi karena masyarakat kami tidak mungkin melakukan aktifitas bertani di malam hari terus-terusan” ujarnya. 

Masyarakat Bunutan Ikuti Baksos Pengobatan Gratis dan Sosialisasi HIV AIDS

AMLAPURA – Masyarakat di Desa Bunutan, Kabupaten Karangasem mendapatkan kegiatan pengobatan gratis dan sosialisasi HIV AIDS. Tidak kurang dari 500 warga mengikuti kegiatan yang dupusatkan di dua tempat yaitu di Balai Masyarakat Bunutan dan di SDN 4 Bunutan tersebut. Kegiatan yang berbentuk bakti sosial tersebut diprakarsai oleh Dinas Kesehatan dan RSUD Karangasem serangkaian memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang ke 50, Jumat (21/11) kemarin.
Ketua panitia pelaksana, dr Made Wenata Jembawan, Spog menyampaikan bahwa pihaknya sengaja memilih Desa Bunutan, Kecamatan Abang dipusatkan sebagai kegiatan pengobatan gratis karena diketahui tingkat kemiskinan masyarakat di Bunutan yang masih tergolong tinggi. “Kami memang setiap tahun melaksanakan kegiatan bakti sosial, kali ini kami lakukan di Desa Bunutan” ujarnya. Pihaknya menyampaikan bahwa dimana tingkat kemiskinan yang masih tinggi disanalah banyak penyakit yang diderita oleh masyarakat yang selama ini kurang ditangani. Dokter spesialis kandungan tersebut menyampaikan bahwa selain pengobatan gratis pihaknya juga melakukan kegiatan sosialisasi HIV AIDS, pemeriksaan kandungan untuk ibu-ibu hamil, pemeriksaan penyakit mata, pemeriksaan penyakit kulit, dan pemeriksaan kesehatan gigi. “Khusus pemeriksaan kesehatan gigi dilakukan gosok gigi massal dengan melibatkan 150 anak-anak SD dari SDN 4 Bunutan dan SDN 7 Bunutan” ujarnya.
    Sementara itu, Perbekel Bunutan I Made Suparwata sangat mengapresiasi pelaksanaan bakti sosial yang dilakukan oleh dinas kesehatan dan RSUD Karangsem. Perbekel dua periode tersebut menyampaikan bahwa dengan kondisi masyarakat miskin yang berjumlah 1.487 KK dari 2.500 KK di Bunutan maka kegiatan pengobatan gratis sangatlah diperlukan. “Masyarakat kami masih banyak yang berada di bawah kemiskinan maka sangat perlu adanya kegiatan sosial pengobatan gratis” ujarnya. Selain itu, Suparwata menilai sosialisasi HIV AIDS yang dilaksankan oleh pihak RSUD diakuinya sangat positif mengingat masyarakat selama ini masih dirisaukan oleh kecilnya pengetahuan tentang penyakit HIV AIDS. Pihaknya mengharapkan pemahaman yang disampaikan ke masyarakat membuat masyarakat paham tetang bagaimana seharusnya mengantisifasi penyakit mematikan tersebut. “Selama ini masyarakat di sini sangat kurang pengetahuannya tentang penyakit HIV AIDS maka sangat bagus sekali jika dilakukan sosialisasi agar masyarakat kami paham” pungkasnya.

Sujiani Geredeg Lantik 5 Ketua TP PKK Kecamatan

AMLAPURA – Nyonya Sujani Geredeg selaku Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejaterahaan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Karangasem melantik 5 Ketua TP PKK Kecamatan di Aula Seketariat PKK, Rabu (19/11). Ketua TP PKK Kecamatan yang dilantik dalam acara tersebut antara lain TP PKK Kecamatan Karangasem, Kecamatan Rendang, Kecamatan Manggis, Kecamatan Abang, dan Kecamatan Kubu. Pelantikan ini dilaksanakan karena mutasi jabatan camat yang dilakukan beberapa waktu yang lalu.
Sujiani Geredeg yang didampingi oleh Wakil Ketua PKK Nyonya Sumawati Sukerana  mengungkapkan bahwa pelantikan ini merupakan upaya penguatan kelembagaan PKK secara berjenjang di tinggkat atas sampai tingkat bawah. Ini dilakukan guna mewujudkan visi dan misi PKK dalam menghadapi persaingan agar mampu maju di era globalisasi. Pihaknya mengharapkan kader PKK  yang baru dilantik agar memiliki semangat terus menumbuh kembangkan sikap dan perilaku, kemandirian pribadi, keluarga dan masyarakat. “Jangan sampai kita keliru dalam menerima globalisasi, kita harus mampu kembangkan kemandirian PKK di masyarakat” ujarnya.
       Menurut Sujiani sisi dan misi tersebut diwujudkan dengan misi meningkatkan mental spiritual, meningkatkan kesetiakawanansosial dan kegotongroyongan, meningkatkan pendidikan dan keterampilaan, meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan keluarga, meningkatkan derajat kesehatan dan meningkatkan pengelolaan gerakan PKK. Setelah dilantik diharapkan ketua PKK Kecamatan mampu dengan baik dalam menjalankan tugas dan fungsinya, utamanya dalam mengemban dua hal penting dalam PKK, yakni melaksanakan 10 program pokok PKK sesuai Program Kerja yang telah ditetapkan dan memberikan bimbingan serta pembinaan kepada TP PKK Desa di Wilayah Kecamatan.
       Lebih  lanjut Nyonya Sujani Geredeg mengatakan suksesnya pelaksanaan program TP PKK, diperlukan dukungan seluruh kader-kader PKK mulai dari tingkat Dasa Wisma sampai dengan Tim Penggerak PKK di semua tingkatan serta seluruh warga masyarakat. Peranan dan fungsi kader Dasa Wisma sangat penting dan strategis karena kader Dasa Wisma yang terdepan  dalam memberikan bimbingan dan motivasi kepada masyarakat. “Hal ini memerlukan dukungan dan peran aktif seluruh TP PKK dan Kader Kecamatan,” imbuhnya.
     Diakhir sambutannya, Ketua TP PKK menyampaikan rasa terimakasihnya dalam bentuk bingkisan pisah kenang pada Ketua TP PKK yang lama atas pengabdiannya dalam kelembagaan PKK serta jajaran dewan penyantun atas segala bantuannya dalam mendukung gerakan PKK.(Dikutip dari Humas Pemkab Karangasem)

Kamis, 20 November 2014

Kapal Kehabisan BBM, Puluhan Penyu dari Madura Gagal Diselundupkan Ke Bali

AMLAPURA – Puluhan penyu jenis pipih berhasil diamkan oleh Pol Air Wilayah Kubu, Karangasem. Penyu dengan nama latin Natator depressus yang berjumlah 51 ekor tersebut rencanananya akan diselundupkan dari Madura ke Pulau Benua, Denpasar, Bali.  Namun rencana penyelundupan yang dilakukan oleh 6 orang ABK Kapal yaitu Firdaus (30), Muharam (29), Bakri (39), Riko (28), Asan Arman (32), dan Arip (23) tersebut gagal karena sebelum sampai di Benua, kapal yang mereka tumpangi kehabisan BBM jenis solar di Perairan Dusun Nusu, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Karangasem, Selasa (18/11) malam. 
Asik menunggu kapal lain lewat untuk membeli solar, namun mereka malah bertemu Pol Air Wilayah Kubu yang saat itu sedang melakukan patroli. Oleh karena itu, 6 orang ABK kapal yang semuanya berasal dari Desa Sasean, Kecamatan Sepeken, Kabupaten Sumenep, Madura tersebut diamankan polisi karena tidak mampu menunjukkan surat izin membawa satwa penyu-penyu tersebut ke Bali.
        Ketika ditemui di Markas Pol Air Kubu, Rabu (19/11) kemarin para pelaku sedang diperiksa oleh penyidik dari jajaran Pol Air Kubu, Polsek Kubu, Polres Karangasem, dan dari Ditpol Air Polda Bali. Salah satu pelaku yaitu Bakri menyampaikan bahwa dirinya merupakan buruh yang ditugaskan untuk membawa penyu tersebut ke penangkaran penyu di Benua. “Saya tidak tahu apa-apa, saya hanya disuruh untuk membawa itu (penyu) ke penangkaran di Benua” ujarnya. Petani rumput laut itu mengaku diuapah masing-masing Rp.300 ribu rupiah untuk mengantar penyu dengan berbagai ukuran tersebut ke Bali. “Saya diberi upah Rp.300 ribu” ujarnya. Pihaknya mengaku berangkat dari Madura pada Senin, (17/11) lalu sekitar pukul 09:00 pagi. “Kami berangkat dari Madura pukul 9 pagi, lama perjalananan 12 jam, kami berbekal mie instan” ujarnya. Ketika ditanya tentang berapa kali sudah melakukan aksi mengantar penyu, pihaknya pun mengaku baru pertama kali melakukan pengiriman penyu ke Bali. “Baru kali ini saja pak” jawabnya.
Kepala Satuan Pol Air Polres Karangasem, AKP Made Wartama menyampaikan kronologis pengaggalan penyelundupan penyu berwal dari patroli laut yang dilakukan oleh dua anggota Pol Air Kubu yaitu AIPDA Made Darsa dan Brigadir Gede Nuada. Dari patrol yang dilakukan sekitar pukul 22:00 Wita tersebut ditemukan sebuah kapal boat yang terkatung-katung di perairan Dusun Nusu, Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Karangasem sekitar 2 Km dari Markas Pol Air Kubu. Karena ingin tahu apa yang terjadi pada perahu, Made Darsa dan Gede Nuada kemudian mendekati boat yang ditumpangi oleh para ABK kapal tersebut. Ternyata dari pemeriksaan yang dilakukan, pihaknya terkejut karena di dalam kapal boat berukuran 3 x 10 meter tersebut ditemukan ada tumpukan penyu.  “Ketika anggota saya minta tentang surat izin dari penyu yang dibawa tersebut namun para ABK tidak bisa menunjukkan sehingga mereka kami amankan terlebih dahulu untuk meminta keterangan lebih lanjut” ujarnya.
          AKP Made Wartama yang juga mantan Kapolsek Kubu tersebut menyampaikan jika dikaitkan dengan hukum para pelaku dikatakan melanggar pasal 40 UU No.5 tahun 1990 tentang satwa yang dilindungi dengan ancaman hukuman penjara maksimal 5 tahun penjara. Kendati demikian, pihaknya mengaku para pelaku akan dilimpahkan ke Ditpol Air Polda Bali yang memang memiliki wewenang lebih untuk mengatasi masalah-masalah perairan. Penyu-penyu yang ada di dalam kapal boat kemudian satu per satu diturunkan untuk dipindahkan ke dalam mobil truk untuk selanjutnya dibawa ke Ditpol Air Polda Bali di Denpasar. Dari 51 penyu yang diturunkan oleh polisi dibantu warga ternyata ada satu penyu yang sudah mati.
        Sementara itu, Kasi Sar Bimas Air Ditpol Air Polda Bali, Kompol Putu Suara Dinata yang langsung datang ke Markas Pol Air Kubu untuk menjemput barang bukti dan para pelaku menyampaikan bahwa pihaknya masih perlu melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui siapa bos dari para ABK yang mengaku hanya sebagai orang suruhan tersebut. Kompol Putu Suara Dinata mengaku pihaknya sebenarnya sudah lama mengincar adanya proses penyelundupan penyu yang dibawa dari luar Bali. Namun pihaknya belum berani memastikan apakah para pelaku merupakan bandar jaringan penjualan penyu atau hanya usaha yang dilakukan sendiri. “Nanti kita akan selidiki lebih lanjut” ungkapnya.

Dermaga I Padangbai Sedang Diperbaiki, Penumpang Diharapkan Bersabar

AMLAPURA – Masih dalam status diperbaikinya dermaga I Padangbai membuat jalur penyebrangan dari Padangbai Ke Pelabuhan Lembar menjadi terganggu.  Masalahnya dari dua dermaga yang dulu digunakan sekarang hanya satu dermaga tentu volume pengangkutan yang bisa dilayani menjadi terbatas. Terlebih lagi dalam sehari ada sekitar 280 truk dan 1.000 orang penumpang yang mengantre untuk menyebrang melalui pelabuhan padangbai. 
Oleh karena itu, Kepala Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan (ASDP) Padangbai, Arsil menghimbau kepada masyarakat untuk memaklumi dan bersabar jika harus menunggu giliran ketika menyebrang. “Kami sudah berusaha agar masyarakat tidak lama menunggu dalam menyebrang, namun bila ada gangguan teknis masyarakat mohon maklum dan bersabar” ujarnya. Disampaikan pada hari Selasa, (18/11) lalu sekitar pukul 01:00 Wita diakui penumpang lama menunggu keberangkatan karena pihaknya mengalami kendala teknis sebab ada kapal saat itu yang mengalami kerusakan.
      Untuk memperlancar keberangkatan para penumpang pihaknya mengaku melakukan upaya percepatan jadwal keberangkatan dengan memperpendek jadwal kebrangakatan dari 1 jam menjadi 30 menit dan menambah trip dari 22 menjadi 24 trip perhari. “Kami sudah berusaha dengan mempercepat jadwal keberangkatan dari 1 jam ke 30 menit dan dari 22 trip menjadi 24 trip dalam sehari” ujarnya. Arsil menambahkan pihaknya juga mengaku senantiasa mengoperasikan 26 kapal yang selalu siap melayani keberangkatan para penumpang dari Padangbai ke Lembar. Hanya saja pihkanya mengaku hanya memiliki 6 kapal besar yang bisa menampung lebih banyak mobil dan penumpang. “Kami hanya punya 6 kapal besar yang bisa menampung 30 mobil dalam sekali berangkat, kalau memakai kapal kecil hanya 16 mobil” ujarnya.
          Arsil menyampaikan pengerjaan dermaga satu paling cepat 2,5 bulan baru selesai atau baru dapat dioperasikan Januari 2015 mendatang. Disampaikan bahwa kekuatan dermaga yang diperbaiki tersebut akan ditambah daya kapasitasnya dari 30 ton menjadi 50 ton. “Kami sudah merancang agar dermaga yang baru dibangun lebih kuat dari sebelumnya sehingga tidak mudah rusak jika ada gelombang besar yang membuat kapal menabrak dermaga” ujarnya. 

Rabu, 19 November 2014

Duh, Siswa SMP Dilaporkan ke Polisi Perkosa Siswi SD

AMLAPURA – Ada-ada saja kelakuan aneh yang dilakukan anak-anak zaman sekaranga ini. Kendati dibilang masih berusia anak di bawah umur, namun terkadang tingkahnya melebihi ulah orang dewasa. Seperti hal yang dilakukan seorang siswa SMP di Kecamatan Kubu, Karangasem yang berinisial IGD (15) yang ditangkap polisi karena dituduh memperkosa seorang bocah SD berinisial LP (12). IGD yang berasal dari salah satu Dusun terpencil di Kecamatan Kubu tersebut harus digelandang oleh polisi Rabu, (19/11) kemarin karena dilaporkan oleh orang tua korban yang tidak terima anaknya diperkosa oleh pelaku.
Berdasarkan Informasi yang dihimpun, kejadian tidak senonoh yang dilakukan pelaku itu terjadi di sebuah tegalan kosong yang tidak jauh dari rumah paman korban, Rabu (12/11) lalu. Saat itu dijadikan kesempatan oleh pelaku karena korban sedang menginap di rumah pamannya. Ketika malam tiba sekitar pukul 23;00 wita, bukannya tidur namun mereka berdua malah pacaran sampai akhirnya melakukan aksi layaknya suami istri.
      Pasca kejadian tersebut, orang tua korban melihat perubahan dalam diri anaknya dimana sering mengeluh sakit pada perut dan kemaluan. Oleh karena itu, orang tua korban yang mengetahui ada yang janggal terus mendesak putrinya untuk bercerita. Setelah dipaksa buka mulut, Ni LP mengaku kalau pada malam ketika menginap di rumah pamannya dirinya diperkosa oleh IGD yang merupakan lelaki yang dipacarinya baru satu minggu.  LP yang duduk di bangku kelas 6 SD tersebut menyampaikan kalau saat itu dirinya dipaksa oleh IGD sehingga mau melakukan hal yang tidak sepantasnya dilakukan oleh anak seusianya tersebut. Mendengar pengakuan putrinya, orang tua LP kemudian melapor ke Polsek Kubu pada Minggu, (16/11) lalu.
      Kapolsek Kubu, AKP Nengah Mulyadi, yang dikonfirmasi kemarin mengakui pihaknya menerima laporan tentang kasus pemerkosaan yang melibatkan anak SMP dan anak SD. Pihaknya mengaku setelah menerima laporan korban langsung melakukan pemeriksaan kepada sejumlah saksi dan melakukan visum terhadap korban. Dari hasil visum yang dilakukan di RSUD Karangasem diketahui hasilnya bahwa ada luka robek pada selaput dara korban akibat benda tumpul. Setelah itu kemudian pihaknya mengamankan pelaku IGD yang diduga sebagai pelaku yang melakukan aksi pemerkosaan tersebut.  Sampai saat ini pihaknya mengaku masih  mendalami lebih jauh kasus tersebut karena ada perbedaan pengakuan antara korban dan pelaku. Disampaikan korban mengaku dipaksa berhubungan badan, sementara pelaku mengaku hal itu dilakukan karena suka sama suka. “Kasusnya masih diperdalam nanti akan melibatkan penyidik PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak)” ujarnya.  

Hasil Monitoring 30% Penggunaan Dana CBD Terancam Macet

AMLAPURA – Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Politeknik Negeri Bali terhadap penggunaan dana Community Based Development (CBD) – Bali Sejahtera yang digulirkan pemerintah provinsi Bali sejak tahun 2001 di Karangasem ternyata menunjukkan hasil kurang menggembirakan. Pasalnya dari pemaparan ketua tim monitoring dari Politeknik Negeri Bali, Gede Juli menyampaikan bahwa sebanyak 30 persen dari 134 laporan bendesa adat penggunaan dana CBD di desa adatnya ternyata masih bermasalah. Bahkan beberapa diantaranya juga terancam diambang kemacetan. Selain itu, Politeknik Negeri Bali juga menduga sebanyak 54 desa adat lainnya yang juga ikut menerima CBD-Bali Sejahtera namun belum menyetorkan laporan diduga mengalami masalah sehingga saat ini masin “takut” menyetor laporan. 
“Dari hasil monitoring dan evaluasi yang kami lakukan terhadap penggunaan dana CBD di desa-desa ternyata hanya 70 persen (94 desa adat) penerima CBD yang berjalan sehat, sisanya berada diambang kemacetan” ujar Juli di hadapan ratusan Bendesa Adat Se-Kabupaten Karangasem di Wantilan Pemkab Karangasem, Senin (18/11) kemarin. Kemacetan guliran dana CBD tersebut akibat adanya sapi yang mati dan ada masyarakat peminjam dana yang belum bisa mengembalikan uang yang dipinjamnya. Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan pemerintah segera mencarikan solusi, atau jalan keluar terhadap masalah-masalah yang dihadapi bendesa Adat dalam melaksanakan program CBD sehingga nantinya masih bisa berjalan dengan baik untuk menunjang kesejahteraaan masyarakat Karangasem.
       Kepala Bapeda Kabupaten Karangasem, I Ketut Sedana Merta menyampaikan  pemerintah dalam hal ini Bapeda Karangasem mengharapkan adanya laporan dari para Bendesa Adat penerima dana CBD karena pihaknya takut kalau nanti lama tidak dilaporkan dana tersebut malah disalahgunakan. Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan semua pihak khususnya Bendesa Adat selaku penaggungjawab pelaksanaan CBD di Desa Adat untuk melaporkan penggunaan dana CBD yang sudah sejak lama dipergunakannya. “Saya berharap semua Bendesa desa adat penerima CBD melaporkan pelaksanaan program tersebut kepada kami (Bapeda)” ujar Sedana Merta, di wantilan pemkab Karangasem, Selasa (18/11) Kemarin.
      Sedana Merta menyampaikan bahwa program CBD-Bali Sejahtera bukanlah program bansos namun merupakan program bergulir yang digunakan oleh desa adat untuk membantu mengentaskan kemiskinan di desa. Di Karangasem ada 188 desa adat yang menerima program CBD yang besarnya masing-masing Rp.100 juta rupiah. Program bergulir tersebut bisa dipakai untuk menjadi program petertanakan penggemukan sapi dengan sistem kadas atau program simpan pinjam. “Perlu saya ingatkan kalau dana CBD senilai Rp.100 juta yang diperoleh tersebut bukan bansos, maka wajib ada laporan pertanggungjawaban agar memastikan dana tersebut terus ada dan bergulir” Ujar Sedana Merta di hadapan ratusan bendesa adat se-Kabupaten Karangasem.
       Dijelaskan bahwa program CBD yang berjalan di Kabupaten Karangasem sudah membantu sekitar 7.730 KK yang pernah menerima guliran sapi yang dipelihara warga. Selain itu disampaikan ada 22 ribu KK yang pernah meminjam dana CBD sebagai modal usaha. Disampaikan untuk dana CBD sendiri dari modal 13,4 miliar sudah menjadi 20,8 Miliar saat ini. Diharapkan CBD terus bisa bergulir dengan baik di desa dan tidak ada yang macet sehingga bisa ikut membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan di Karanagsem yang masih tercatat sebanyak 17 ribu jiwa.

Baliho Wedakarna Ditentang Forum Perbekel, Dinilai Profokatif Ajak Masyarakat Dukung Pendaftaran Desa Adat

AMLAPURA – Aksi Arya Wedakarna memang selalu menimbulkan kontroversi. Seakan tindakan apapun yang dilakukan dari senator sekaligus Rektor kampus Mahendradata tersebut selalu saja mendapatkan sorotan dari masyarakat Bali. Salah satunya adalah tindakan Wedakarna yang memasang baliho ucapan terimakasih atas terpilihnya sebagai anggota DPD yang disisipi ajakan kepada masyarakat untuk memilih Desa Adat terkait UU Desa no.6 tahun 2014. Dalam Baliho ukuran raksasa tersebut terpampang jelas wajah Wedakarna dengan tulisan “Terimakasih Karangasem Atas Kemenangan DR. Arya Wedakarna sebagai Senator DPD/MPR RI atas perolehan suara tertinggi 179.934 di pemilu 2014 (hasil resmi KPU) mari wujudkan Bali Berdaulat, Dipersembahkan Oleh Tim Relawan 41, Dukung Pendaftaran Desa Adat Demi Kedigjayaan Hindu (UU Desa No.6/2014)”.
Penolakan terhadap baliho yang juga dipasang di setiap Kecamatan di Kabupaten Karangasem tersebut muncul dari forum perbekel Kabupaten Karangasem. Forum perbekel yang dengan tegas menolak baliho Wedakarna kemudian secara beramai-ramai mendatangi kantor Sat Pol PP Karangasem, Selasa (18/11) siang. Para perbekel yang berjumlah puluhan orang tersebut datang untuk melaporkan Baliho Wedakarna agar segera dicabut (dirunkan) karena dinilai bersifat profokatif dan memicu konflik.  
          Ketua Forum Komunikasi Perbekel Se-Kabupaten Karangasem, I Gede Pawana menyampaikan bahwa pihaknya sangat resah terhadap adanya baliho yang dipasang oleh Wedakarna. Menurutnya baliho tersebut memancing reaksi masyarakat sehingga dapat menimbulkan konflik horizontal di kalangan masyarakat yang tidak memahami tentang bagaimana UU Desa No.6 tahun 2014 yang sedang digodok oleh pemerintah tersebut. “Baliho Wedakarna itu kalau dibiarkan maka hanya akan menimbulkan konflik di masyarakat karena kami di Karangasem sekarang ini sudah dalam keadaan damai, tenang, dan sudah menyerahkan semuanya melalui kajian yang dilakukan oleh tim ahli dari pemerintah, kalau nanti ada yang lain pasang baliho tandingan yang mengajak untuk mendukung desa dinas kan jadi repot” ujarnya. Pihaknya takut apa yang dilakukan Wedakarna hanya akan memicu masyarkat menjadi dua blok yang terbelah dan bermusuhan. “Sudahlah kami harap baliho itu diturunkan sebelum nantinya muncul baliho-baliho tandingan yang membuat masyarakat Karangasem terbelah dan nantinya menimbulkan situasi tidak kondusif” ujar perbekel Desa Duda Timur tersebut.
      Kasat Pol PP Karangasem, Iwan Suparta yang menerima laporan dari forum berbekel mengaku pihaknya belum bisa memberikan keputusan untuk menurunkan baliho dari Wedakarna. Hanya saja pihaknya mengaku masih perlu mengkordinasikan laporan tersebut dengan teknis terkait yaitu sekda Karangasem. “Kami masih perlu merapatkan masalah ini dengan teknis terkait yaitu dengan Pak Sekda” ujarnya.
   Sementara itu, Sekda Karangasem Adnya Muliadi saat dihubungi lewat Handphonenya mengaku sudah merapatkan secara internal terkait adanya laporan forum perbekel tentang ajakan untuk memilih mendaftarkan Desa Adat pada baliho dari Wedakarna. Pihaknya mengaku dalam rapat telah merumuskan beberapa kesalahan dari baliho wedakarna yang memungkinkan baliho tersebut bisa diturunkan. Pertama bahwa baliho yang dipasang oleh Wedakarna tersebut sudah dipasang terlebih dahulu sebelum ada Izin dari pemerintah. Yang kedua adalah surat izin baliho dari wedakarna hanya meminta izin ucapan terima kasih atas kemenangnanya sebagai anggota DPD. Kalau ternyata di dalamnya berisi ajakan memilih desa adat berarti sudah kelaur dari substasial izin yang diajukannya. Selain itu, yang ketiga pihaknya juga mempertimabangkan kemungkinan munculnya baliho tandingan yang megakibatkan adanya konflik di masyarakat. Oleh karena itu pihaknya mengharapkan baliho yang dibuat Wedakarna tersebut diturunkan agar situasi Karangasem tetap kondusif. “Kami sudah mengirim surat kepada Wedakarna agar yang bersangkutan menurunkan sendiri baliho yang dipasangnya tersebut, jika dalam tiga hari baliho belum juga diturunkan maka kami akan perintahkan Sat Pol PP untuk menurunkan secara paksa” ujarnya. 

24 CPNS Bermasalah Tak Perlu Tes Ulang

AMLAPURA – Sebanyak 24 orang CPNS 2013 yang dulu dinyatakan bermasalah oleh Kementrian Pemberdayaan Aparatur Negara (KemenPan) akhirnya tidak perlu mengikuti tes ulang. Keputusan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Karangasem, Gede Adnya Muliadi yang mengaku beberapa hari lalu mendapatkan surat dari MenPan kalau 24 CPNS yang bermasalah tersebut sudah diserahkan ke daerah untuk dilakukan tes interview (wawancara). “Kami sudah terima surat dari MenPan untuk 24 CPNS yang tadinya bermasalah itu sekarang intruksinya tidak perlu melakukan tes ulang, kami diperintahkan oleh MenPan untuk melakukan tes interview” ujar Adnya Muliadi, Selasa (18/11) kemarin. 
Pihaknya mengaku segera menyiapkan tim teknis bekerjasama dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Karangsem untuk mepersiapkan pelaksanaan tes interview. “Kami masih akan membetuk tim teknis untuk melakukan tes interview, kami juga masih perlu konsultasikan materi apa yang diberikan saat tes interview tersebut” ujarnya. Disampaikan bahwa kemungkinan untuk tidak lulus tes interview tetap ada jika nanti yang bersangkutan tidak memenuhi salah satu kreteria jawaban dari tim panitia yang berikan. “Nanti kalau misalnya yang bersangkutan tidak bersedia untuk ditempatkan di mana saja di seluruh Kabupaten Karangasem dan tidak mau dalam jangka waktu tertentu untuk tinggal di Karangasem, ya bisa jadi tidak lulus, kami ini kekurangan tenaga PNS, kalau baru sekian tahun sudah minta pindah kami akan terus kekurangan PNS” ungkap Adnya Muliadi.
          Dengan demikian sebayak 24 orang yang dulu khawatir akan nasibnya batal jadi PNS sehingga sempat dua kali mesadu ke Bupati Karangasem, I Wayan Geredeg akhirnya mendapatkan angin segar. Mereka dulu bermasalah karena dicurigai oleh MenPan melakukan rekayasa dan atau kerjasama karena nilai yang diraihnya sama percis yaitu dengan skor 464. Kejanggalan terjadi dimana hasil tes yang dibagi kedalam tiga jenis tes yaitu TKP (tes karakteristik Pribadi), TIU (tes Intelegensia umum), TWK (tes wawasan Kebangsaan) tersebut ternyata semuanya bernilai sama. Nilai para peserta pada TKP yaitu 176, nilai pada TIU yaitu 136, dan Nilai TWK yaitu 152. Hal itu terjadi pada pelamar guru SD sbanyak 7 orang, guru penjas 9 orang, guru matematika 2 orang, guru Bahasa Indonesia 5 orang, dan guru PPKN 1 orang. 
         Bahkan yang lebih mencurigakan lagi ternyata pada lembar jawaban dari hasil tes tersebut juga sama, dimana para peserta menjawab pada option yang sama baik pada jawaban yang benar maupun jawaban yang salah. Kendati demikian, pihak dari 24 pelamar yang sempat dinyatakan lulus tersebut menolak melakukan tes ulang seperti awal yang diusulkan oleh menpan. Berkat penentangan atau penolakan tes ulang yang difasilitasi dengan surat dari Bupati Geredeg ke MenPan akhirnya 24 orang yang sempat bermasalah tersebut hanya akan mengikuti tes interview yang dilaksankan paling lambat Desember 2014. Sehingga yang bersangkutan bersama 117 CPNS 2013 lainnya sudah bisa bertugas mulai Januari 2015 mendatang.

Selasa, 18 November 2014

200 Hektare Sawah Kekeringan, Subak Bekukih Tuntut PDAM Buka Saluran Irigasi

AMLAPURA – Krama Subak Bekukih di Dusun Bias, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem menuntut kepada PDAM Karangasem agar kembali mengalirkan air ke pipa irigasi yang mengaliri sawahnya. Warga Subak tersebut mengaku sudah hilang batas kesabaran sejak tahun 2007 air yang semestinya dialirkan ke sawah-sawah mereka malah dikomersilkan ke daerah lain sehingga sawah yang luasnya lebih dari 200 hektare tersebut menjadi kekeringan. Warga bahkan mengaku sudah beberapa kali “digantung” oleh pihak PDAM ketika menanyakan permasalahan tersebut sampai akhirnya warga berinisiatif mengandakan pertemuan dengan direktur PDAM untuk mendengarkan keluhan warga. 
Warga mengancam akan melinggis reserfoar Blegondang yang terletak di Dusun Bias, Desa Ababi jika tidak ada pihak dari PDAM yang datang menemui warga. Pertemuan antara krama subak Bekukih dengan PDAM pun berlangsung di Dusun Bias, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Senin (17/11) kemarin yang juga dihadiri oleh Perbekel Desa Ababi, Ketut Sujana. Namun sayang direktur PDAM, I Gede Baktiayasa yang diharapkan untuk datang berhalangan hadir, pihaknya hanya mewakilkan stafnya untuk bertemu dengan Warga.
           I Ketut Semadiyasa yang merupakan perwakilan warga subak menyampaikan bahwa 212 krama Subak Bekukih selama ini sudah terlalu sabar menunggu realisasi dan janji dari pihak PDAM untuk mengalirkan air ke areal sawah-sawah krama subak Bekukih. Semadiasa yang juga wakil ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Ababi tersebut menyampaikan bahwa reserfoar air Blegondang yang berada di wilayahnya dulu mengaliri sawah mereka dengan baik. Masalah baru muncul ketika ada sambungan pipa baru yang diminta oleh Bupati Wayan Geredeg untuk mengalirkan air ke wilayah Seraya, Kecamatan Karangasem. “Dulu kami berikan air itu (Air Blegondang) dibagi ke wilayah Seraya karena kami memiliki rasa kemanusiaan untuk membantu masyarkat Seraya yang kekeringan” ujarnya. Namun belakangan diketahui ternyata air Blegondang tersebut tidak mengalir ke Seraya namun malah dialirkan ke wilyah kota Karangasem untuk kepentingan bisnis PDAM. “Belakangan kami tahu ternyata air (Blegondang) tidak dialirkan ke Seraya tapi dikomersilkan untuk ke wilayah Kota, ini kan sudah lepas dari esensi kemanusiaan tapi orientasi bisnis” ungkapnya.
         Keliang subak Bekukih, Ketut Dana menyampaikan ternyata penyebab subak mereka tidak mendapatkan air karena PDAM yang menyegel aliran air ke subak mereka. Sebab dirinya bersama krama subak sempat mengecek ke DAM Reserfoar Blegondang ternyata air pipa ke subak bekukih disegel sehingga aliran airnya tertutup. “Kami awalnya menduga ada sedimen atau endapan yang mengganjal di pipa sehingga air tidak mengalir, namun setelah kami buka segel dengan paksa ternyata air mengalir artinya air yang mengalir ke pipa kami (pipa subak) memang sengaja ditutup” ungkapnya. Oleh karena itu, pihaknya mewakili warga agar secepatnya PDAM kembali mengalirkan air ke sawah-sawah mereka karena sudah memasuki musim tanam. “Kami minta kembali agar air yang mengaliri pipa untuk subak kami dibuka kembali, kami beri waktu 4 hari, kalau ini tidak ditanggapi kami terpaksa mencari cara lain kami akan menghadap Bupati karena dulu beliau yang berjanji memberikan kami satu pipa sehingga kami setuju untuk air blegondang disedot dan dialirkan ke Seraya” jelasnya. Pihaknya tidak ingin seperti ayam yang mengeram di lumbung padi namun harus mati kelaparan sementara ayam-ayam di luar malah hidup senang menikmati padi di lumbung. “Sangat tidak adil jika kami yang tinggal di wilayah yang memiliki air namun harus kekurangan air karena air malah dibawa ke daerah lain” ujarnya.
        Sementara itu, dari pihak PDAM yang bertemu dengan warga adalah Kabag Administrasi Umum PDAM Karangasem, Ni Putu Dharmawati, Kepala Seksi Seksi Produksi PDAM Karangasem, Budi Utomo. dan Kepala PDAM unit Abang, Wayan Parsa.  Kabag Administrasi Umum PDAM Karangasem, Ni Putu Dharmawati menyampaikan pihaknya belum bisa memberikan keputusan apapun kepada warga karena masih perlu melakukan koordianasi dengan pimpinnya yaitu direktur PDAM. “Maaf karena pak direktur masih ada tugas teknis di denpasar nanti masukan bapak-bapak akan saya sampaikan kepada beliau” ujarnya. Sementara Wayan Parsa memberikan jawaban yang lebih memberikan penjelasan kepada warga bahwa warga tidak mendapatkan air karena memang debit air yang menurun. “Kondisi debit air sekarang sudah menurun dari awalnya 40 liter perdetik sekarang masih 12 liter perdetik” ujarnya. Pihaknya pun tidak bisa sertamerta memenuhi tuntutan warga untuk mengalirkan air ke subak karena jika itu dilakukan maka pelanggan yang ada di Ababi dan Kota Karangasem akan kekurangan air. “Kami seperti memakan buah simalakama, Kalau air ke pipa Subak kami alirkan pelanggan kami yang mati, kalau pipa ke pelanggan kami alirkan maka bapak selaku warga subak yang mati” ujarnya. Pihaknya pun mengaku masih memikirkan solusi yang terbaik untuk mengatasi masalah ini. Pihaknya menyanggupi tuntutan warga dalam waktu 4 hari akan memepertemukan dengan direktur PDAM, I Gede Baktiyasa.

Budidaya Pepaya Prospek Pertanian Menjanjikan

AMLAPURA – Memanfaatkan potensi alam pertanian secara maksimal memang diperlukan untuk memajukan kualitas hidup para petani. Untuk itu diperlukan terobosan dalam pertanian baik dari segi komoditi pertanian maupun cara pengolahan lahan pertanian agar hasilnya lebih profitable. Seperti halnya progresitifitas pertanian yang dilakukan di Dusun Waliang, Desa Abang, Kecamatan Abang, Karangasem yang melakukan budidaya tanaman pepaya Calina. Penanaman pepaya yang dikenal dengan buah tebal dan rasa yang manis itu adalah inisiatif seorang petani asal Waliang yang bernama Dewa Gede Ngurah (55). 
Dewa Gede mengaku menanam papaya calina dari tahun 2010. Adanya keinginan menanam pepeya tersebut diakuinya atas arahan dan ajakan seorang pegawai dari dinas pertanaian kecamamtan Abang. “saya yang pertama menanam papaya calina di sini karena ajakan dari seorang pegawai dinas pertanian kecamatan Abang” Ujar Dewa Gede Ngurah saat ditemui di kebun pepayanya, Selasa (29/7) kemarin. Sebelum menanam papaya, Dewa mengaku awalnya di ladangnya ia menanam ubi jalar dan singkong. Ternyata hasil dari menanaman singkong dan ubi jalar di lahan seluas 700 M2 miliknya tersebut ternyata tidak maksimal dan dinilainya kurang mampu membantu meningkatkan ekonomi keluarganya. “Hasil menanam papaya jauh lebih baik daripada menanam singkong dan ubi jalar” akunya. Kini langkah gerak bapak 4 anak yang memiliki sekitar 125 pohon pepaya tersebut diikuti oleh masyarakat di dusunnya. Bahakan Dewa juga mensuplay bibit pepaya calina untuk masyarakat di luar Desa Abang yang punya keinginan untuk menanam pepaya calina. “Banyak juga dari luar desa yang mencari bibit pepaya di sini untuk ditanam di desanya” Akunya.
       Menanam pepaya diakuinya sebagai sesuatu yang tidak sulit dilakukan. Untuk masalah penanaman dan perawatan tidak terlalau memutuhkan tenaga ektra kecuali dalam waktu masa pembibitan yang memang agak rentan mati apabila kurang perawatan. Bibit yang dalam bentuk biji perlu dicampur abotil semacam obat perangsang tumbuh akar agar cepat tumbuh. Untuk itu disarankan lebih baik untuk pemula agar bibit yang dipakai dibeli yang sudah jadi biar bisa langsung tanam.
         Dewa menyampaikan hal lain yang perlu dipersiapkan adalah penggalian lubang 1x1,5 meter dengan kedalaman 1 meter. Sebelum bibit ditanam lubang diisi dulu dengan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah penggalian dengan komposisi 1:3 atau menggunakan ukuran 3 bak arko pupuk kandang. Bibit ditanaman setelah berumur kurang lebih satu bulan. Jarak penanaman satu pohon dengan pohon lainnya 2,5 meter. Sebaiknya dibuat gundukan tanah dengan untuk menghindari air menggenang pada batang papaya saaat musim hujan. “Perlu dibuatkan gundukan agar batang tidak terendam air kalau hujan supaya batangnya tidak keropos” ungkapnya.
       Sementara untuk masa panen disampaikan bahwa sudah bisa dilakukan setelah pepaya calina berumur 7 bulan. Masa panen berlangsung selama 2-3 bulan dengan rata-rata panen perpohon 1-2 butir per 3 hari. Usia produktif bisa mencapai 5 sampai 6 tahun tergantung perawatan. Sementara untuk penjualan buah tidak dilakukan perbiji tapi memakai ukuran massa. Dewa menyampaikan untuk 1 kg dihargai Rp.7000 rupiah.  Dirinya mengaku tidak kesulitan untuk melakukan penjualan sebab sudah ada pembeli yang bahkan langsung datang ketempatnya. “Sudah ada agen yang langsung datang kesini, kami masih kekurangan produksi untuk melayaninya” ujarnya seraya mengajak masyarakat lainnya untuk berbudidaya pepaya calina.

Umat Hindu dari Negara Medana Punia Rp.109.270.000 untuk Pura Pasucian Ida Betara Kahyangan Jagat Toya Sah Telaga Dwaja

AMALAPURA – Tingginya peran serta masyarakat dalam melakukan yadnya dalam bentuk dana punia untuk pembangun pura di Bali sangatlah tinggi. Para umat yang memang benar-benar memahi konsep medana punia untuk kepentingan parhyangan yang berhubungan dengan Ida Sang Hyng Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa maka mereka tidak akan segan-segan menyisihkan sedikit penghasilannya untuk berpunia. Umat yang sadar tersebut itu tidak memandang wilayah ataupun lokasi dimana pura itu dibangun asalakan pura yang dibangun adalah kahyangan jagat yang artinya pura milik seleuruh umat maka pasti akan ikut berpartisifasi berdana punia. 
Seperti halnya antusiasme masyarakat dari Kabupaten Negara dalam melakukan dana punia untuk pembangunan di Pasucian Ida Betara Kahyangan Jagat Pura Toya Sah Telaga Dwaja yang terletak di Desa Muncan, Kecamtan Selat, Kabupaten Karangasem. Umat dari bumi makepung yang diwakili oleh ketua Majelis Madnya Desa Pakraman (MMDP) Kabupaten Negara, Gusti Putu Wiasa menyerahkan dana punia senilai Rp.109.270.000 kepada panitia pembangunan Pura Toya Sah Telaga Dwaja, Minggu (16/11) kemarin. Dalam menyerahkan dana punia tersebut Gusti Putu Wiasa didampingi oleh ketua Majelis Alit Desa Pakraman (MADP) Kecamatan Melaya, Ida Made Sekar, ketua MADP Kecamatan Negara, Nengah Subagia, MADP Kecamatan Jembrana, I Nyoman Suara, MADP Kecamatan Mendoyo, I Made Sarka, dan MADP Kecamtan Pekutatan, Gusti Kadek Wenia. Rombongan dari Negara yang membawa punia itu diterima oleh Ketua Panitia pembangunan pura Toya Sah Telaga Dwaja, Jero Mangku Puasa dan panitia bagian teknik, I Made Nadi Wiranata.
        Gusti Putu Wiasa menyampaikan bahwa antusiasme umat di Kabupaten Negara untuk melakukan yadnya berupa dana punia cukup tinggi. Disampaikan masyarakat Negara yang mayoritas memang beragama hindu tersebut dengan suka rela membeli lembar dana punia dengan pedaksinan (berhadiah) yang sebelumnya diberikan oleh panitia pembangunan pura. “Masyarakat kami (Negara) memang memiliki antosiasme tinggi untuk medana punia apalagi untuk pura Kahyangan Jagat” ujarnya.
       Sementara itu, Jero Mangku Puasa mengucapkan terima kasih kepada seluruh umat yang berada di Negara terlebih kepada para romobongan yang sudah ikut berpartisifasi untuk berdana punia untuk pembangunan pura Pesucian Toya Sah Telaga Duaja. Jero Mangku menyampaikan bahwa panitia membutuhkan dana Rp.4,5 Miliar untuk membagun Tahap I Pesucian Ida Betara Kahyangan Jagat Pura Toya sah Telga Dwaja berupa bangunan pura, telaga petirtaan dan tembok penyengker. Disampaikan bahwa panitia yang menggalang dana lewat dana punia dengan pedaksinan (berhadiah) mengharapkan akan terkumpul dana untuk melanjutkan pembangunan pura sehingga bisa selesai dikerjakan tahun 2015. Pihaknya mengharapkan kedaran umat dari seluruh Bali untuk ikut berpunia demi pembangunan pura kahyangan jagat tersebut. Untuk punia dengan pedaksinan (berhadiah) mobil dan sebagainya akan diundi pada tanggal 29 Desember 2014 di Pura Wantilan Pura Besakih.

Senin, 17 November 2014

Ribuan Krama Desa Adat Kesimpar Melasti Ke Segara Bebayu

AMLAPURA – Ribuan krama Desa Adat Kesimpar, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem melasti ke Segara Bebayu, Kamis (6/11) kemarin. Sudah menjadi kegiatan runtin setiap Penanggal 14 Sasih Kelima yang jatuh kemarin, Krama Desa Adat Kesimpar yang berada di wilayah 4 Desa Dinas, yaitu Desa Simpar, Desa Abang, Desa Pidpid, dan Desa Nawa Kerti tersebut melakukan upacara melasti ke Segara Bebayu, yang terletak di Dusun Bebayu, Desa Laba Sari, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. 
Tidak kurang dari 2 ribu warga mengikuti prosesi melasti yang memakan jarak tempuh sekitar 15 Km tersebut. Krama desa adat yang terdiri dari 20 banjar adat tersebut membentuk iring-iringan sepanjang 1 Km membawa 85 jempana yang dipikul beramai-ramai. Jempana tersebut dijadikan sebagai symbol Linggih Ida Betara di masing-masing kilitan baik paibon maupun pemaksan. Selain itu, warga juga membawa Kober, Tunggul, dan Tumbak yang ikut disucikan dalam prosesi melasti.
      Para pemedek yang kebanyakan kaum pria tersebut berjalan kaki sejauh 15 Km dari Desa Simpar, Desa Abang, Desa Pidpid, dan Desa Nawa Kerti menuju pantai Bebayu yang ada di sebelah barat dari objek pariwisata pantai Amed. Mereka sudah berangkat dari pukul 08:00 Wita secara bersamaan. Awalnya rombongan jempana dari Desa Abang dan dusun Kihkian, menunggu rombongan jempana dari desa Pidpid, Nawakerti, dan Simpar. Mereka menunggu di Dusun Mangsul, Desa Tista, Kecamatan Abang. 
Setelah itu baru kemudian bersama-sama melasti ke Segara Bebayu dengan melewati wilayah Berina, Kaang-kaang, Kebon, Culik, Seloni, dan menyisir pantai Amed. Perjalanan untuk sampai ke lokasi melasti kurang lebih selama dua jam. Sesampai di segara diisi acara persembahyangan dan penyucian pratima ida betara. Setelah ikut Krama kembali lagi ke pura pemaksan soang-soang juga dengan berjalan kaki. Kendati panas terik sekitar pukul 11:30 Wita  dari Pantai Bebabyu kembali ke Abang tidak menjadi halangan warga untuk ngayah melasti. Warga terlihat menerobos panas terik dengan suka cita.
      Bendesa Adat Kesimpar, I Gede Sujana menyampaikan bahwa memang setiap tahun ritual melasti dilakukan oleh krama desa adat Kesimpar. Dijelaskan bahwa rangkaian melasti dilakukan dalam rangka Ngusaba Kelima yang puncaknya jatuh pada Hari Purnama, Jumat (7/11) hari ini. “Upacara melasti dilakukan dalam rangakian uapacara ngusaba kelima yang dilaksanakan di Desa Adat Kesimpar” ujarnya. Sujana menyampaikan melasti dilakukan untuk menyucikan pratima ida betara sebelum nantinya diupacarai di Pura Puseh. “Setelah melasti, besok (hari ini red) Ida Betara mekabehan (dari 85 Jepmpana) akan berkumpul di Pura Puseh Kesimpar untuk digelar upacara ngusaba kelima” pungkasnya.