Laman

Laman

Selasa, 18 November 2014

200 Hektare Sawah Kekeringan, Subak Bekukih Tuntut PDAM Buka Saluran Irigasi

AMLAPURA – Krama Subak Bekukih di Dusun Bias, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem menuntut kepada PDAM Karangasem agar kembali mengalirkan air ke pipa irigasi yang mengaliri sawahnya. Warga Subak tersebut mengaku sudah hilang batas kesabaran sejak tahun 2007 air yang semestinya dialirkan ke sawah-sawah mereka malah dikomersilkan ke daerah lain sehingga sawah yang luasnya lebih dari 200 hektare tersebut menjadi kekeringan. Warga bahkan mengaku sudah beberapa kali “digantung” oleh pihak PDAM ketika menanyakan permasalahan tersebut sampai akhirnya warga berinisiatif mengandakan pertemuan dengan direktur PDAM untuk mendengarkan keluhan warga. 
Warga mengancam akan melinggis reserfoar Blegondang yang terletak di Dusun Bias, Desa Ababi jika tidak ada pihak dari PDAM yang datang menemui warga. Pertemuan antara krama subak Bekukih dengan PDAM pun berlangsung di Dusun Bias, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Senin (17/11) kemarin yang juga dihadiri oleh Perbekel Desa Ababi, Ketut Sujana. Namun sayang direktur PDAM, I Gede Baktiayasa yang diharapkan untuk datang berhalangan hadir, pihaknya hanya mewakilkan stafnya untuk bertemu dengan Warga.
           I Ketut Semadiyasa yang merupakan perwakilan warga subak menyampaikan bahwa 212 krama Subak Bekukih selama ini sudah terlalu sabar menunggu realisasi dan janji dari pihak PDAM untuk mengalirkan air ke areal sawah-sawah krama subak Bekukih. Semadiasa yang juga wakil ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Ababi tersebut menyampaikan bahwa reserfoar air Blegondang yang berada di wilayahnya dulu mengaliri sawah mereka dengan baik. Masalah baru muncul ketika ada sambungan pipa baru yang diminta oleh Bupati Wayan Geredeg untuk mengalirkan air ke wilayah Seraya, Kecamatan Karangasem. “Dulu kami berikan air itu (Air Blegondang) dibagi ke wilayah Seraya karena kami memiliki rasa kemanusiaan untuk membantu masyarkat Seraya yang kekeringan” ujarnya. Namun belakangan diketahui ternyata air Blegondang tersebut tidak mengalir ke Seraya namun malah dialirkan ke wilyah kota Karangasem untuk kepentingan bisnis PDAM. “Belakangan kami tahu ternyata air (Blegondang) tidak dialirkan ke Seraya tapi dikomersilkan untuk ke wilayah Kota, ini kan sudah lepas dari esensi kemanusiaan tapi orientasi bisnis” ungkapnya.
         Keliang subak Bekukih, Ketut Dana menyampaikan ternyata penyebab subak mereka tidak mendapatkan air karena PDAM yang menyegel aliran air ke subak mereka. Sebab dirinya bersama krama subak sempat mengecek ke DAM Reserfoar Blegondang ternyata air pipa ke subak bekukih disegel sehingga aliran airnya tertutup. “Kami awalnya menduga ada sedimen atau endapan yang mengganjal di pipa sehingga air tidak mengalir, namun setelah kami buka segel dengan paksa ternyata air mengalir artinya air yang mengalir ke pipa kami (pipa subak) memang sengaja ditutup” ungkapnya. Oleh karena itu, pihaknya mewakili warga agar secepatnya PDAM kembali mengalirkan air ke sawah-sawah mereka karena sudah memasuki musim tanam. “Kami minta kembali agar air yang mengaliri pipa untuk subak kami dibuka kembali, kami beri waktu 4 hari, kalau ini tidak ditanggapi kami terpaksa mencari cara lain kami akan menghadap Bupati karena dulu beliau yang berjanji memberikan kami satu pipa sehingga kami setuju untuk air blegondang disedot dan dialirkan ke Seraya” jelasnya. Pihaknya tidak ingin seperti ayam yang mengeram di lumbung padi namun harus mati kelaparan sementara ayam-ayam di luar malah hidup senang menikmati padi di lumbung. “Sangat tidak adil jika kami yang tinggal di wilayah yang memiliki air namun harus kekurangan air karena air malah dibawa ke daerah lain” ujarnya.
        Sementara itu, dari pihak PDAM yang bertemu dengan warga adalah Kabag Administrasi Umum PDAM Karangasem, Ni Putu Dharmawati, Kepala Seksi Seksi Produksi PDAM Karangasem, Budi Utomo. dan Kepala PDAM unit Abang, Wayan Parsa.  Kabag Administrasi Umum PDAM Karangasem, Ni Putu Dharmawati menyampaikan pihaknya belum bisa memberikan keputusan apapun kepada warga karena masih perlu melakukan koordianasi dengan pimpinnya yaitu direktur PDAM. “Maaf karena pak direktur masih ada tugas teknis di denpasar nanti masukan bapak-bapak akan saya sampaikan kepada beliau” ujarnya. Sementara Wayan Parsa memberikan jawaban yang lebih memberikan penjelasan kepada warga bahwa warga tidak mendapatkan air karena memang debit air yang menurun. “Kondisi debit air sekarang sudah menurun dari awalnya 40 liter perdetik sekarang masih 12 liter perdetik” ujarnya. Pihaknya pun tidak bisa sertamerta memenuhi tuntutan warga untuk mengalirkan air ke subak karena jika itu dilakukan maka pelanggan yang ada di Ababi dan Kota Karangasem akan kekurangan air. “Kami seperti memakan buah simalakama, Kalau air ke pipa Subak kami alirkan pelanggan kami yang mati, kalau pipa ke pelanggan kami alirkan maka bapak selaku warga subak yang mati” ujarnya. Pihaknya pun mengaku masih memikirkan solusi yang terbaik untuk mengatasi masalah ini. Pihaknya menyanggupi tuntutan warga dalam waktu 4 hari akan memepertemukan dengan direktur PDAM, I Gede Baktiyasa.

0 komentar:

Posting Komentar