AMLAPURA – Ribuan krama Desa Adat
Kesimpar, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem melasti ke Segara Bebayu, Kamis
(6/11) kemarin. Sudah menjadi kegiatan runtin setiap Penanggal 14 Sasih Kelima
yang jatuh kemarin, Krama Desa Adat Kesimpar yang berada di wilayah 4 Desa
Dinas, yaitu Desa Simpar, Desa Abang, Desa Pidpid, dan Desa Nawa Kerti tersebut
melakukan upacara melasti ke Segara Bebayu, yang terletak di Dusun Bebayu, Desa
Laba Sari, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem.
Tidak kurang dari 2 ribu
warga mengikuti prosesi melasti yang memakan jarak tempuh sekitar 15 Km
tersebut. Krama desa adat yang terdiri dari 20 banjar adat tersebut membentuk
iring-iringan sepanjang 1 Km membawa 85 jempana yang dipikul beramai-ramai.
Jempana tersebut dijadikan sebagai symbol Linggih
Ida Betara di masing-masing kilitan baik paibon maupun pemaksan. Selain
itu, warga juga membawa Kober, Tunggul, dan Tumbak yang ikut disucikan dalam
prosesi melasti.
Para pemedek yang kebanyakan kaum pria
tersebut berjalan kaki sejauh 15 Km dari Desa Simpar, Desa Abang, Desa Pidpid,
dan Desa Nawa Kerti menuju pantai Bebayu yang ada di sebelah barat dari objek
pariwisata pantai Amed. Mereka sudah berangkat dari pukul 08:00 Wita secara
bersamaan. Awalnya rombongan jempana dari Desa Abang dan dusun Kihkian,
menunggu rombongan jempana dari desa Pidpid, Nawakerti, dan Simpar. Mereka
menunggu di Dusun Mangsul, Desa Tista, Kecamatan Abang.
Setelah itu baru
kemudian bersama-sama melasti ke Segara Bebayu dengan melewati wilayah Berina,
Kaang-kaang, Kebon, Culik, Seloni, dan menyisir pantai Amed. Perjalanan untuk
sampai ke lokasi melasti kurang lebih selama dua jam. Sesampai di segara diisi
acara persembahyangan dan penyucian pratima ida betara. Setelah ikut Krama
kembali lagi ke pura pemaksan soang-soang juga dengan berjalan kaki. Kendati
panas terik sekitar pukul 11:30 Wita
dari Pantai Bebabyu kembali ke Abang tidak menjadi halangan warga untuk
ngayah melasti. Warga terlihat menerobos panas terik dengan suka cita.
Bendesa Adat Kesimpar, I Gede Sujana
menyampaikan bahwa memang setiap tahun ritual melasti dilakukan oleh krama desa
adat Kesimpar. Dijelaskan bahwa rangkaian melasti dilakukan dalam rangka Ngusaba Kelima yang puncaknya jatuh pada
Hari Purnama, Jumat (7/11) hari ini. “Upacara melasti dilakukan dalam rangakian
uapacara ngusaba kelima yang dilaksanakan di Desa Adat Kesimpar” ujarnya. Sujana
menyampaikan melasti dilakukan untuk menyucikan pratima ida betara sebelum
nantinya diupacarai di Pura Puseh. “Setelah melasti, besok (hari ini red) Ida
Betara mekabehan (dari 85 Jepmpana) akan
berkumpul di Pura Puseh Kesimpar untuk digelar upacara ngusaba kelima”
pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar