Laman

Laman

Senin, 17 November 2014

Ribuan Krama Desa Adat Kesimpar Melasti Ke Segara Bebayu

AMLAPURA – Ribuan krama Desa Adat Kesimpar, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem melasti ke Segara Bebayu, Kamis (6/11) kemarin. Sudah menjadi kegiatan runtin setiap Penanggal 14 Sasih Kelima yang jatuh kemarin, Krama Desa Adat Kesimpar yang berada di wilayah 4 Desa Dinas, yaitu Desa Simpar, Desa Abang, Desa Pidpid, dan Desa Nawa Kerti tersebut melakukan upacara melasti ke Segara Bebayu, yang terletak di Dusun Bebayu, Desa Laba Sari, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. 
Tidak kurang dari 2 ribu warga mengikuti prosesi melasti yang memakan jarak tempuh sekitar 15 Km tersebut. Krama desa adat yang terdiri dari 20 banjar adat tersebut membentuk iring-iringan sepanjang 1 Km membawa 85 jempana yang dipikul beramai-ramai. Jempana tersebut dijadikan sebagai symbol Linggih Ida Betara di masing-masing kilitan baik paibon maupun pemaksan. Selain itu, warga juga membawa Kober, Tunggul, dan Tumbak yang ikut disucikan dalam prosesi melasti.
      Para pemedek yang kebanyakan kaum pria tersebut berjalan kaki sejauh 15 Km dari Desa Simpar, Desa Abang, Desa Pidpid, dan Desa Nawa Kerti menuju pantai Bebayu yang ada di sebelah barat dari objek pariwisata pantai Amed. Mereka sudah berangkat dari pukul 08:00 Wita secara bersamaan. Awalnya rombongan jempana dari Desa Abang dan dusun Kihkian, menunggu rombongan jempana dari desa Pidpid, Nawakerti, dan Simpar. Mereka menunggu di Dusun Mangsul, Desa Tista, Kecamatan Abang. 
Setelah itu baru kemudian bersama-sama melasti ke Segara Bebayu dengan melewati wilayah Berina, Kaang-kaang, Kebon, Culik, Seloni, dan menyisir pantai Amed. Perjalanan untuk sampai ke lokasi melasti kurang lebih selama dua jam. Sesampai di segara diisi acara persembahyangan dan penyucian pratima ida betara. Setelah ikut Krama kembali lagi ke pura pemaksan soang-soang juga dengan berjalan kaki. Kendati panas terik sekitar pukul 11:30 Wita  dari Pantai Bebabyu kembali ke Abang tidak menjadi halangan warga untuk ngayah melasti. Warga terlihat menerobos panas terik dengan suka cita.
      Bendesa Adat Kesimpar, I Gede Sujana menyampaikan bahwa memang setiap tahun ritual melasti dilakukan oleh krama desa adat Kesimpar. Dijelaskan bahwa rangkaian melasti dilakukan dalam rangka Ngusaba Kelima yang puncaknya jatuh pada Hari Purnama, Jumat (7/11) hari ini. “Upacara melasti dilakukan dalam rangakian uapacara ngusaba kelima yang dilaksanakan di Desa Adat Kesimpar” ujarnya. Sujana menyampaikan melasti dilakukan untuk menyucikan pratima ida betara sebelum nantinya diupacarai di Pura Puseh. “Setelah melasti, besok (hari ini red) Ida Betara mekabehan (dari 85 Jepmpana) akan berkumpul di Pura Puseh Kesimpar untuk digelar upacara ngusaba kelima” pungkasnya.


0 komentar:

Posting Komentar