AMLAPURA – Sudah menjadi
langganan ketika musim kemarau tiba maka Gunung kebanggaan warga Karangasem
yaitu Gunung Agung terbakar. Adanya kebakaran di gunung tertinggi di Bali
tersebut terlihat jelas dari kota Amlapura dan sekitarnya, Minggu (11/2)
kemarin. Kepulan asap terlihat menyelimuti bagian sebelah kanan Gunung Agung
yang masih merupakan wilayah Kecamatan Kubu dan Kecamatan Abang. Asap nampak
seperti awan semakin ke atas semakin meluas menyelimuti bagian gunung.
Pemandangan tersebut pun kemudian menyita perhatian warga yang sesekali melihat
kebakaran Gunung Agung dari jauh. Kebakaran kali ini diperkirakan sudah memakan
lebih dari 50 hektar hutan yang ada di lereng gunung. Namun karena lokasinya
yang berada di wilayah atas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Karangasem tidak bisa berbuat banyak dan hanya bisa memantau kebakaran dari
bawah.
Kepala BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa
saat dikonfirmasi membenarkan bahwa gunung agung telah terbakar. Pihaknya menyampaikan
bahwa kebakaran sudah terjadi mulai sekitar 2 hari lalu, Sabtu (1/11).
“Kebakaran sudah terjadi sejak dua hari lalu awalnya terjadi di Dusun Batudawa,
Desa Tulamben, Kecamatan Kubu” ujarnya. Disampaikan karena factor angin kencang
dan kondisi musim kemarau maka api cepat merembet ke atas dan ke samping.
Akibatnya kebakaran terpantau meluas sejak Minggu (2/11) pagi yang menyasar ilalang
dan pepohonan kering di wilayah hutan bagian atas termasuk juga wilayah dusun
Kedampal, Desa Datah, Kecamatan Abang. Dijelaskan bahwa berdasarkan pantauannya
setidaknya ada 6 titik api yang terjadi dalam kebakaran tersebut. “Ada 6 titik
api yang terlihat dari pantauan BPBD yang berada di Batu Dawa dan Kedampal”
ujarnya.
Ditanya berkaitan dengan usaha pemadaman,
Arimbawa mengaku tidak bisa berbuat banyak karena kebakaran terjadi di wilayah
atas yang sulit dijangkau oleh tim pemadam. Pihaknya mengaku hanya bisa
melakukan pemantauan dari bawah yaitu dari Dusun Batu Dawa, Desa Tulamben,
Kecamatan Kubu dan di Dusun Kedampal, Desa Datah, Kecamtan Abang. “Kami tidak
bisa naik ke lokasi karena medannya yang sulit dijangkau” ungkapnya. Arimbawa
menjelaskan Jikapun pihaknya memaksakan untuk naik nanti hasilnya tidak akan
maksimal karena tanpa didukung dengan perlengkapan yang memadai. ”Kalau naik
dan memadamkan secara manual hasilnya juga tidak akan maksimal, nanti malah
membahayakan keselamatan petugas” paparnya. Disampaikan pihaknya saat ini masih
akan menunggu hasil kajian dari Polisi Resort Hutan (PRH) tentang bagaimna cara
yang akan diambil untuk memadamkan api tersebut. “kami masih menunggu kajian
dari PRH tetang bagaimana cara untuk memadamkan api yang membakar gunung Agung
di bagian atas” ungkapanya.
0 komentar:
Posting Komentar