KARANGASEM, Teropong Amlapura – Warga Desa Ban dan
Munti Gunung Desa Tiayar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem “menyerbu” kantor
DPRD Karangasem, Selasa (27/10) kemarin.
Warga yang berjumlah sekitar 50 orang tersebut menuntut kepada Dewan
agar menyalurkan aspirasi mereka agar pemerintah melanjutkan proyek jalan yang
ada di Desa Ban dan Desa Tiayar Barat yang sempat mangkrak di tahun 2014 lalu.
Warga mengaku bosan menunggu janji-janji yang disampaikan oleh pemimpin
terdahulu untuk memperbaiki proyek jalan pada APBD perubahan tahun 2015 namun
tak terealisasi. Warga kecewa ternyata proses kelanjutan pengerjaan proyek perbaikan
di APBD Perubahan 2015 gagal tender. Niat warga menikmati akses jalan pun ikut
terganjal sehingga warga berinisiatif untuk mengadu kepada anggota dewan.
Kordinator aksi, I Wayan Potag menyampaikan
bahwa jalan yang dari Dusun Dlunungan menuju Dusun Darmaji Desa Ban, Kecamatan
Kubu kini kondisinya berbahaya jika dilalui. Potag yang juga merupakan Perbekel
Desa Ban itu menuturkan bahwa jalan sepanjang 3,9 Km tersebut hanya 1,9 Km yang
sudah diaspal. Sementara sisanya lagi 2 km hanya dikeraskan dengan sirtu batu
krikil sehingga kini menjadi licin dan penuh lubang sehingga berbahaya untuk
dilewati. Potag takut jika musim hujan datang maka akan mengakibatkan banjir
dan jalan penuh lumpur sehingga sulit dilewati. “Kalau nanti musim hujan tidak
juga diaspal kan berbahaya karena jalan jadi licin dan tergerus karena banjir,”
ungkapnya.
Hal senada disampaikan oleh Ketut Karya yang
merupakan perwakilan Warga Munti Gunung, Desa Tiayar Barat. Pihaknya
menyampaikan agar jalan lingkar menju Pura Puseh Munti Gunung segera
dilanjutkan pengerjaanya. Disampikan jalan sepanjang 2,6 Km tersebut hanya 900
meter yang baru selesai dirabat beton. Pihaknya menuntut agar sisa jalan yang
belum dirabat beton bisa dikerjakan dengan segera. “Masyarakat Munti Gunung terus
tidak diperhatikan, dapat proyek jalan tidak diselesaikan, kami minta keadilan,
kami minta agar jalan itu dilanjutkan kembali” pintanya.
Mendapati tuntutan masyarakat, Ketua DPRD
Karangasem Nengah Sumardi yang menerima kedatangan warga menyampaikan akan
mendorong agar pemerintah bisa melaksanakan pengaspalan jalan di desa Ban dan
di Munti Gunung Tiayar Barat yang belum selesai. Pihaknya mengakui bahwa tahun
2014 berjanji memasang anggaran di perubahan tahun 2015. Sumardi mengaku hal
itu sudah dilakukan, hanya saja karena gagal tender maka penganggaran harus
dibawa ke induk 2016. “Kami sudah pasang anggaran di perubahan 2015 namun
ternyata tidak ada yang ikut tender, maka solusinya harus dibawa ke induk
2016,” ungkap Sumardi yang langsung bertanya kepada Bappeda dan dinas PU apakah
bisa dianggarkan di induk tahun 2016.
Kepala Bappeda Kabupaten Karangasem, I ketut
Sedana Merta yang ikut menerima warga menyampaikan bahwa bisa saja anggaran
dimasukkan ke dalam induk 2016 asalakan anggran di perubahan 2015 dinyatakan
gagal tender dan akan menjadi silva. Selain itu, perlu adanya catatan risalah tentang
penyaluran aspirasi dari Dewan yang diusulkan ke TAPD sehingga bisa dianggarkan
ke induk 2016. “Bisa diajukan ke induk 2016 berdasarkan aspirasi yang
disampaikan warga ke DPRD yang nanti disepakati antara eksekutif dan legislatif
dalam pembahasan APBD 2016,” Ungkapnya.
Sementara itu, Kabid Bina Marga dinas PU
Kabupaten Karangasem I Gusti Ayu Nyoman Sugianti yang ikut menerima warga menyampaikan
bahwa memang tidak ada kontraktor yang mengajukan penawarna terhdapat tender di
dua jalan yang dipermasalahkan warga. Disampaikan jalan Dlunungan menuju Darmaji
sepanjang 2 Km sudah dianaggarkan 1,6 Miliar. Sementara jalan lingkar menju
pura puseh Munti Gunung sepanjang 600 meter dianggarakan Rp.650 Juta. “Para kontraktor
tak ada yang bermint mungkin kerena takut pengalaman sebelumnya gagal
menyelesaikan proyek karena waktu terbatas (60 hari) sehingga harus diblacklish
dan kena pinalti,” ungkapnya. Pihaknya berharap dengan nanti masuk di anggaran induk
2016 dengan jangka waktu yang lebih panjang dan patokan harga lebih tinggi
membuat kontraktor tertarik unutk mengambil dua proyek yang sempat gagal di
tahun 2014 tersebut.
Setelah mendengar penjelasan itu, Warga pun
bertepuk tangan. Mereka berharap agar apa yang disampaikan bukan sekadar janji-janji
manis dan jawaban diplomatis. Sebab jalan sangat dibutuhkan warga sebagai
satu-satunya akses untuk pengembangan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan di
masyarakat. “Kami harap agar memang jalan yang kami harapkan ini bisa
terealisasi demi kepentingan masyarakat kami yang termasuk daerah kering dan
terpencil,” ungkap seorang warga sambil meninggalkan Gedung DPRD. *