Laman

Laman

Rabu, 28 Oktober 2015

PJ Bupati Arda Himbau Generasi Muda Bijaksana Memanfaatkan Teknologi

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Penjabat (Pj) Bupati Karangasem Ida Bagus Ngurah Arda menghimbau kepada para pemuda untuk bijaksana dalam memanfaatkan teknologi. Ia mengingatkan bahwa jika tenologi dipakai dengan cara yang tidak baik maka akan mengakibakan kehancuran masa depan pemuda dan bangsa Indonesia. Dirinya tidak ingin pemuda-pemudi di Karangasem menjadi korban teknologi sehingga bukan kemajuan yang diperoleh namun justru kemunduran yang terus mengancam kehidupan.
Menurut PJ Bupati, pesatnya perkembangan teknologi informasi terutama medsos (Media sosial) ibarat pisau bermata dua. Satu sisi, teknologi dapat memberikan jaminan kecepatan informasi sehingga memungkinkan para pemuda untuk meningkatkan kapasitas komunikasi dengan dunia luar, juga mendapat pengetahuan dan skill. Namun pada sisi yang lain membawa dampak negatif yaitu akses pornografi, pergaulan bebas, narkoba, dan paham-paham radikalisme. “Nah perlu ada kontrol agar dampak positif teknologi yang terus didapatkan oleh para pemuda,” ungkap PJ Bupati seusai apel peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-87 tahun 2015 yang dilaksanakan di Lapangan Tanah Aron, Rabu (28/10) kemarin.
     Arda menyampaikan Informasi-informasi yang bersifat destruktif mulai dari pornografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme dan terorisme juga masuk dengan mudahnya tanpa dapat dibendung. Sehingga teknologi yang salah digunakan itu melahirkan generasi baru yang memiliki pola pikir serba cepat, serba instan, lintas batas, cenderung individualistik dan pragmatik.
    Oleh sebab itu, PJ Bupati menyampaikan bahwa perlu adanya revolusi mental untuk mengatasi segala kemungkinan dampak negatif teknologi. Menurutnya hanya dengan pembangunan karakter bangsa Indonesia yang kuat, tangguh dan kokoh dipakai untuk menghadapi dampak negatif dari era modernisasi dan globalisasi sekarang ini. “Maka konsep revolusi mental harus ditanamkan dalam diri anak muda, itu bisa dibina di sekolah dan oleh orang tua,” ujarnya. Oleh sebab itu, pihkanya meminta peran serta guru dan orang tua agar mengawasi pemakaian teknologi bagi putra-putrinya sehingga tidak disalahgunakan. *

Bosan Dengan Janji-janji, Warga Desa Ban dan Munti Gunung “Serbu” Gedung DPRD Karangasem

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Warga Desa Ban dan Munti Gunung Desa Tiayar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem “menyerbu” kantor DPRD Karangasem, Selasa (27/10) kemarin.  Warga yang berjumlah sekitar 50 orang tersebut menuntut kepada Dewan agar menyalurkan aspirasi mereka agar pemerintah melanjutkan proyek jalan yang ada di Desa Ban dan Desa Tiayar Barat yang sempat mangkrak di tahun 2014 lalu. Warga mengaku bosan menunggu janji-janji yang disampaikan oleh pemimpin terdahulu untuk memperbaiki proyek jalan pada APBD perubahan tahun 2015 namun tak terealisasi. Warga kecewa ternyata proses kelanjutan pengerjaan proyek perbaikan di APBD Perubahan 2015 gagal tender. Niat warga menikmati akses jalan pun ikut terganjal sehingga warga berinisiatif untuk mengadu kepada anggota dewan.
        Kordinator aksi, I Wayan Potag menyampaikan bahwa jalan yang dari Dusun Dlunungan menuju Dusun Darmaji Desa Ban, Kecamatan Kubu kini kondisinya berbahaya jika dilalui. Potag yang juga merupakan Perbekel Desa Ban itu menuturkan bahwa jalan sepanjang 3,9 Km tersebut hanya 1,9 Km yang sudah diaspal. Sementara sisanya lagi 2 km hanya dikeraskan dengan sirtu batu krikil sehingga kini menjadi licin dan penuh lubang sehingga berbahaya untuk dilewati. Potag takut jika musim hujan datang maka akan mengakibatkan banjir dan jalan penuh lumpur sehingga sulit dilewati. “Kalau nanti musim hujan tidak juga diaspal kan berbahaya karena jalan jadi licin dan tergerus karena banjir,” ungkapnya.
     Hal senada disampaikan oleh Ketut Karya yang merupakan perwakilan Warga Munti Gunung, Desa Tiayar Barat. Pihaknya menyampaikan agar jalan lingkar menju Pura Puseh Munti Gunung segera dilanjutkan pengerjaanya. Disampikan jalan sepanjang 2,6 Km tersebut hanya 900 meter yang baru selesai dirabat beton. Pihaknya menuntut agar sisa jalan yang belum dirabat beton bisa dikerjakan dengan segera. “Masyarakat Munti Gunung terus tidak diperhatikan, dapat proyek jalan tidak diselesaikan, kami minta keadilan, kami minta agar jalan itu dilanjutkan kembali” pintanya.
        Mendapati tuntutan masyarakat, Ketua DPRD Karangasem Nengah Sumardi yang menerima kedatangan warga menyampaikan akan mendorong agar pemerintah bisa melaksanakan pengaspalan jalan di desa Ban dan di Munti Gunung Tiayar Barat yang belum selesai. Pihaknya mengakui bahwa tahun 2014 berjanji memasang anggaran di perubahan tahun 2015. Sumardi mengaku hal itu sudah dilakukan, hanya saja karena gagal tender maka penganggaran harus dibawa ke induk 2016. “Kami sudah pasang anggaran di perubahan 2015 namun ternyata tidak ada yang ikut tender, maka solusinya harus dibawa ke induk 2016,” ungkap Sumardi yang langsung bertanya kepada Bappeda dan dinas PU apakah bisa dianggarkan di induk tahun 2016.
      Kepala Bappeda Kabupaten Karangasem, I ketut Sedana Merta yang ikut menerima warga menyampaikan bahwa bisa saja anggaran dimasukkan ke dalam induk 2016 asalakan anggran di perubahan 2015 dinyatakan gagal tender dan akan menjadi silva. Selain itu, perlu adanya catatan risalah tentang penyaluran aspirasi dari Dewan yang diusulkan ke TAPD sehingga bisa dianggarkan ke induk 2016. “Bisa diajukan ke induk 2016 berdasarkan aspirasi yang disampaikan warga ke DPRD yang nanti disepakati antara eksekutif dan legislatif dalam pembahasan APBD 2016,” Ungkapnya.
      Sementara itu, Kabid Bina Marga dinas PU Kabupaten Karangasem I Gusti Ayu Nyoman Sugianti yang ikut menerima warga menyampaikan bahwa memang tidak ada kontraktor yang mengajukan penawarna terhdapat tender di dua jalan yang dipermasalahkan warga. Disampaikan jalan Dlunungan menuju Darmaji sepanjang 2 Km sudah dianaggarkan 1,6 Miliar. Sementara jalan lingkar menju pura puseh Munti Gunung sepanjang 600 meter dianggarakan Rp.650 Juta. “Para kontraktor tak ada yang bermint mungkin kerena takut pengalaman sebelumnya gagal menyelesaikan proyek karena waktu terbatas (60 hari) sehingga harus diblacklish dan kena pinalti,” ungkapnya. Pihaknya berharap dengan nanti masuk di anggaran induk 2016 dengan jangka waktu yang lebih panjang dan patokan harga lebih tinggi membuat kontraktor tertarik unutk mengambil dua proyek yang sempat gagal di tahun 2014 tersebut.
    Setelah mendengar penjelasan itu, Warga pun bertepuk tangan. Mereka berharap agar apa yang disampaikan bukan sekadar janji-janji manis dan jawaban diplomatis. Sebab jalan sangat dibutuhkan warga sebagai satu-satunya akses untuk pengembangan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan di masyarakat. “Kami harap agar memang jalan yang kami harapkan ini bisa terealisasi demi kepentingan masyarakat kami yang termasuk daerah kering dan terpencil,” ungkap seorang warga sambil meninggalkan Gedung DPRD. *

Cekcok dengan Suami, Istri Tewas Minum Potassium

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Gara-gara meminum racun ikan jenis potassium sianida, Ni Wayan Oka (45) tewas meregang nyawa, Selasa (27/10) kemarin. Oka yang merupakan pengusaha salon kecantikan di Kota Amlapura tersebut sempat dibawa ke UGD RSUD Karangasem sekitar pukul 03:52 Wita. Namun sayang nyawanya tidak tertolong karena racun sudah menyebar ke seluruh tubuhnya. Ibu dua anak itu meninggal karena keracunan hebat hingga mulut dan hidungnya mengeluarkan busa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban yang tinggal di Banjar Dinas Saren Kangin, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem tersebut pertama kali diketahui keracunan oleh anaknya Ni Putu Citrawati (17) sekitar pukul 03:00 pagi. Citrawati yang tidur dengan korban terkejut ketika melihat ibunya mendesis-desis mengeluarkan busa dari mulut dan hidungnya. Citrawati yang masih duduk di kelas 2 SMA itu pun menyampaikan peristiwa itu kepada bibinya sehingga korban dilarikan ke RSUD Karangasem untuk mendapat pertolongan. Namun sesampainya di RSUD Karangasem korban dinyatakan sudah tidak bernyawa.
      Ditanya tentang penyebab korban meminum racun, Citrawati mengaku tidak tahu. “Saya tidak tahu,” ujarnya saat ditemui di UGD RSUD Karangasem. Begitu juga dengan suami korban I Ketut Suda (47) yang menyampaikan tidak memiliki masalah apapun dengan korban sehingga dia tidak tahu alasan istri keduanya itu nekat minum racun. “Saya tidak tahu (alasan korban bunuh diri), saya tidak memiliki masalah dengan istri saya,” ungkapnya.
    Sementara itu, Kapolsek Bebandem APK Gede Juli menyampaikan bahwa korban meninggal memang karena keracunan potassium. “Korban memakan potassium yang dicampur dengan nasi, ditemukan sisa potassium di dalam kamar korban,” ujarnya. Ditanya tentang penyebab korban meminum potassium diduga karena memiliki masalah keluarga. Korban yang merupakan istri kedua memang sempat cekcok mulut sehari sebelumnya dengan suaminya. Namun itu tidak dapat dijadikan alasan karena memang tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban yang mengarah pada pembunuhan atau penganiayaan. “Korban murni meninggal karena minum racun sendiri,” pungkasnya. *

Selasa, 27 Oktober 2015

Stres Ditinggal Suami, Kasih Nekat Gantung Diri

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Kesedihan yang mendalam  rupanya dirasakan oleh Ni Negah Kasih (60) sejak ditinggal mati oleh suaminya 6 bulan lalu. Karena terlalu merasa kehilangan, Kasih pun menjadi stress seperti orang yang linglung hilang ingatan. Bahkan beberapa kali mencoba untuk menyusul suaminya ke alam sana namun sempat digagalkan oleh pihak keluarga. Hingga akhirnya, warga yang tinggal Banjar Dinas Bugbug Kelodan, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem tersebut mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, Selasa (27/10/2015).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban pertama kali ditemukan oleh anaknya I Wayan Merta (35). Merta yang bangun sekitar pukul 04:00 pagi sudah tidak melihat ibunya yang diajaknya tidur sekamar. Ketika dicari-cari ternyata korban ditemukan sudah dalam keadaan tergantung di dalam kamar mandi. Korban ditemukan gantung diri dengan selendang warna hijau yang diikatkan pada iga-iga. Merta pun menghubungi adiknya I Nengah Landep yang juga merupakan anggota kepolisian Polda Bali yang kemudian menghubungi mapolsek Kota Amlapura melaporkan kejadian tersebut.
    Kapolsek Kota, Kompol Anwar Sasmito menyampaikan ketika menerima laporan langsung ke TKP. Pihaknya bersama tim dokter dari Puskesmas Karangasem pun melakukan pemeriksaan terhadap tubuh korban. Hasilnya tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban. Korban meninggal murni karena gantung diri diduga dipicu stress akibat ditinggal mati oleh suami yang sangat dicintainya. *

Musim Kemarau, Petani Lebih Memilih Menanam “Dagdag” daripada Padi

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Musim kemarau tidak hanya menjadi petaka namun di sisi lain justru menjadi keberuntungan bagi sebagian orang. Seperti halnya petani di Subak Tibugadang di Desa Tista, Kecamatan Abang, Karangasem yang bersyukur adanya kemarau. Para petani di subak ini kini dalam masa panen atas “dagdag” yang mereka petik dari sawah-sawah mereka. “Dagdag” merupakan daun ubi jalar yang dijual untuk makanan ternak babi. Ubi jalar dipilih ditanam pada masim kemarau karena tanaman ini kuat dengan panas dan hanya butuh seidikit suplay air untuk tumbuh lebat.
Selain itu, dari segi ekonomi dan pasar dengan menanam dagdag juga lebih menguntungkan. Sebab dagdag yang dihasilkan petani di subak yang berada di perbatasan Desa Tista dengan Desa Laba Sari tersebut senantiasa diserbu pembeli. Para pengepul senantiasa memburu dagdag dari petani untuk dijual di Pasar Culik, Pasar Mangsul, dan Pasar Abang.
        Nengah Krai salah satu petani di Subak Tibugadang menyampaikan penghasilan menanam ubi jalar yang dicari daunnya untuk dagdag jauh menghasilkan daripada menanam padi. Sebab satu cekel dagdag (sekitar 40 batang daun ubi jalar) dijual Rp.25.000. Sementara satu pesel dagdag (kira-kira 250 batang dagdag) dijual ke pengepul Rp.15 ribu rupiah. Oleh sebab itu, Krai yang berasal dari Dusun Berina, Desa Tista, Kecamatan Abang itu mengaku bisa meraih laba bersih Rp.1,5 Juta  perbulan dari menanam dagdag. “Sawah saya seluas 5 are, ya sebulan panen dagdag dapat Rp.1,5 Juta,” Ujar Krai saat ditemui sedang mengankat dagdag hasil panennya. Menurutnya, penghasilannya itu jauh dari penghasilan menanam padi yang panen hanya 3 bulan sekali dengan pendapatan sekitar  Rp.1 juta rupiah selama tiga bulan.
      Hal yang sama juga disampaikan oleh Nyoman Sudira yang juga menanam dagdag di sawah miliknya. Pihaknya menyampaikan bahwa menanam ubi jalar untuk dicari dagdagnya hanya bisa dilakukan ketika musim panas. Sebab ketika musim hujan, ubi jalar yang ditanam akan sulit tumbuh dan mati. “Kalau kebanyakan air karena hujan bisa mati terendam, daunnya juga tidak lebat karena batannya justru tumbuh akar,” ungkapnya. Pria asal dusun Ancut, Desa Tista, Kecamatan Abang itu mengaku  menanam ubi jalar tidak dicari umbinya namun dijual daunnya. “Yang dijual kan daunnya, kalau musim hujan daunnya kuning dan batangnya tumbuh akar maka daunnya sedikit, bisa rugi” ungkapnya. Pihaknya pun menyampakan jika musim hujan dengan air subak dan hujan yang melimpah akan kembali menanam padi kendati hasilnya tidak maksimal. *

Hasil Verifikasi KPU, Puluhan Pemilih Ganda Dicoret Dari DPT

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang sudah diplenokan oleh KPUD Karangasem sejumlah 382.924 pemilih sepertinya akan terus mengalami perubahan. Sebab berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan KPU, ternyata di lapangan masih ditemukan adanya pemilih ganda yang terselit dalam DPT. Oleh sebab itu, KPU akan mencoret puluhan pemilih ganda yang ditemukannya tersebut. “Berdasarkan laporan dari PPS di lapangan ditemukan ada 38 orang pemilih ganda di Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem dan 37 orang dari Desa Ulakan Kecamatan Manggis,” Ujar Ketua KPUD Karangasem, Made Arnawa saat ditemui di Kantor KPUD Karangasem, Senin (26/10/2015).
Arnawa yang saat itu didampingi komisioner KPU divisi teknis Putu Deasy Natalia menyampaiakan bahwa kemungkinan data pemilih ganda yang akan dicoret dari DPT akan terus bertambah. Karena berdasarkan rekomendasi penwaslih ada 82 pemilih ganda yang masih tersisa di DPT. “Kita juga dapat laporan dari Panwaslih bahwa masih ada 82 pemilih ganda di DPT, ada dari kecamatan Abang, Kecamatan Kubu, dari Selat dan yang paling banyak ada di Desa Muncan 14 orang dan di Desa Talibeng 14 orang,” ungkapnya membeber rekomendasi yang diberikan panwaslih Karangasem. Selain itu, menurut Arnawa, yang lebih mengejutkan lagi bahwa tim pemenangan MasDipa memberikan data bahwa menemukan adanya 14.400 pemilih ganda yang lolos dalam DPT. “Nah temuan dari panwaslih dan MasDipa itu yang terus kita verifikasi ke lapangan sampai tanggal 10 Noveber 2015 nanti,” ungkapnya. Pihaknya menyampaikan kendati ditemukan nama dan tanggal lahir yang sama namun belum tentu itu orang terseut adalah orang yang sama. “Saya pikir tidak sampai segitu (14.400), bisa jadi di lapangan hanya namanya saja yang sama namun orangnya benar beda,” ungkapnya.
      Pria asal Kubu itu menyampaikan setelah dicoret dari DPT, KPU tidak akan mengeluaran form C6 (surat panggilan untuk memilih) sehingga yang dicoret tidak akan bisa mencoblos. Kendati yakin tidak akan ada kecurangan setelah tidak dicetakkan form C6, namun pencoretan itu berpengaruh kepada partisifasi pemilih. “Karena angka DPT tetap maka nanti akan kelihatan kalau partisifasi pemilih akan rendah karena banyak yang dicoret dulu sebelum memilih,” ujarnya.
    Terkait masih banyak ditemukan adanya pemilih ganda yang lolos dalam DPT, Arnawa mengaku ada kelalaian baik dalam pemutahiran data DP4 (Daftar Penduduk Potesial Pemilih Pemilu) yang dilakukan  PPDP (Petugas Pemutahiran Data Pemilih) maupun pemutahiran DPS (Daftar Pemilih Sementara) yang dilakukan oleh PPS (Panitia Pemungutan Suara) yang ada di masing-masing desa. “Kami akui bahwa tidak masksimal dalam melakukan pemutahiran data dari bawah (PPDP dan PPS),” pungkasnya. *


Senin, 26 Oktober 2015

Kesulitan Rekrut 8.307 KPPS, KPU Berencana Gait PNS dan Guru

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Ketua KPUD Karangasem, Made Arnawa mengaku kesulitan untuk merekrut 8.307 anggota KPPS (Kelompok Penyelenggra Pemungutan Suara). Kesulitan itu terjadi karena aturan PKPU nomor 3 tentang penyelenggara pilkada mempersyaratkan agar petugas KPPS minimal berusia 25 tahun dan berijasah minimal SMA. Selain itu, petugas KPPS juga tidak boleh yang telah 2 periode sebagai KPPS. Akibatnya, KPU berencana untuk merekrut tenanga KPPS dari kalangan PNS dan Guru untuk ikut terlibat sebagai penyelenggara pilkada. “Ya nanti kita memang akan rekrut PNS dan Guru agar bisa menjadi KPPS, kami akan segera berkirim surat kepada Sekda terkait hal itu,” Ujar Arnawa saat ditemui di Kantor KPUD Karangasem belum lama ini.  
Pihaknya menyampaikan, kalau bukan PNS dan Guru maka tidak ada opsi lain untuk KPPS terutama di daerah terpencil karena di sana susah mendapatkan lususan SMA. “Kwalifikasinya kan harus minimal ijasah SMA, sementara di daerah terpencil seperti di desa Ban, Kecamatan Kubu dan di Desa Pempatan, Kecamatan Rendang mencari orang tamatan SMA sangat susah, makanya nanti akan kita cari PNS atau guru yang bertugas di desa itu untuk jadi KPPS” ungkapnya. Kendati demikian pihknya mengaku tidak akan melarang jika ada masyarakat yang berijasah SMA untuk mendaftar. Jika ada lebih dari 9 orang yang daftar maka akan dilakukan seleksi. 
     Selan itu, Arnawa yang sudah dua periode sebagai komisioner KPU tersebut menyebutkan dalam aturan baru PKPU No 3 juga disebutkan anggota KKPS tidak boleh lebih dari 2 periode sebagai KPPS (pilkada 2005 dan pilkada 2010). Artinya KPPS yang direkrut harus yang baru memiliki pengalaman sekali sebagai KPPS atau newcomer. “Yang sudah pernah dua periode sebagai KPPS tidak boleh lagi, padahal itu yang kita harapkan dipakai karena sudah berpengalaman dan tau mekanisme pemilihan” ungkapnya. Karena petugas KPPS juga dituntut professional dan memiliki pemikiran dan kecerdasan maka sangat tepat jika KPPS adalah PNS dan Guru yang memiliki kopentensi yang tidak perlu diragukan. “PNS dan Guru kan orang intelek, sudah sarjana, jadi tidak masalah kalau jadi KPPS,” pungkasnya.
     Arnawa menjelaskan pihaknya membutuhkan 7 orang anggota KPPS dan 2 orang petugas keamanan yang ditempatkan setiap TPS (Tempat Pemungutan Suara). Dalam Pilkada Karangasem 9 Desember 2015 mendatang ada 923 TPS sehingga membutuhkan 6.461 orang sebagai KPPS dan 1.846 petugas keamanan. Jadi total untuk mencari orang yang bertugas di TPS saat pencoblosan adalah 8.037 orang. Untuk memudahkan KPU dalam mencari petugas KPPS tersebut maka akan diprioritaskan dicari dari kalangan PNS atau Guru. *

Drainase Keluarkan Bau Menyegat, Tim Sanitasi Turun ke Desa Culik

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Drainase (got) yang ada di Desa Culik, Kecamatan Abang, Karangasem mengeluarkan bau menyengat. Sebab warga membuang limbah ke got yang genangan airnya mampet. Selain itu, drainase juga mengalami pendangkalan karena tertutup sedimen dan sampah. Hal itulah yang menjadi temuan tim Sanitasi Pemkab Karangasem yang kemudian menjadikan Desa Culik sebagai wilayah dilaksankannya gebyar sanitasi Kabupaten Karangasem.
Ketua Pokja Sanitasi Ketut Sedana Merta mengakui bahwa drainase sepanjang 500 meter yang ada di sepanjang jalan Dusun Seloni dan Dusun Gria di Desa Culik, Kecamatan Abang memang kondisinya sangat tidak baik. Bau tidak sedap mulai dari Pasar Culik ke timur hingga Balai Serbaguna Desa Adat Culik. Selain mengganggu kesehatan, bau yang keluar dari drainase tersebut juga menimbulkan kesan tidak nyaman bagi mereka yang melewati jalan tersebut. Terlebih jalan itu merupakan akses satu-sataunya menuju daerah pariwisata Amed. “Got itulah yang akan kita perbaiki, kita angkat sedimen dan sampahnya memakai alat berat,”  Ujar Sedana Merta saaat ditemui dalam acara kerja bakti di Dusun Seloni, Desa Culik Kecamatan Abang, Jumat (23/10) kemarin.
       Sedana Merta yang juga menjabat sebagai kepala Bappeda Kabupaten Karangasem tersebut menyampaikan dengan diadakannya acara gebyar sanitasi di Desa Culik bisa mengkampayenyekan sanitasi dan hidup sehat kepada masyarkat agar tidak membuang sampah sembarangan dan tidak membuang limbah ke suangai atau got. Pihaknya juga menghimbau agar masyarakat menggunakan air bersih untuk mandi dan mencuci serta menggunakan jamban  kalau buang air kecil dan air besar. “Dengan acara gebyar sanitasi dilaksanakan di desa ini diharapkan bisa memancing warga untuk hidup bersih dan sehat,” ungkapnya.
     Sedana Merta menyampaikan bahwa kesadaran sanitasi di Karangasem memamang masih rendah. Di Kecamatan Abang pada khusunya ternyata lebih dari 50% (10.123 KK) Masyarakat yang tidak memiliki jamban. Kondisi itu memang sulit diatasi karena pemukiman penduduk yang berada di bukit-bukit dan di pelosok-pelosok sehingga tidak dialiri air bersih. Pihaknya menyamapikan jikapun diberikan bantuan jamban namun akses air bersih tidak ada maka jamban akan percuma. Oleh sebab itu, pihaknya mengaku masih mempokuskan pada  pengadaan air bersih melalui kerjasama dengan PDAM dan berharap Pipanisasi air Telaga Waja bisa segera direalisasikan sehingga bisa mengaliri 4 Kecamatan di Karangasem termasuk Kecamatan Abang dan Kubu. *

Rusak Parah, Gedung SD 5 Gegelang Ambrol

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Karena kondisinya yang sudah tua dan rusak parah, Gedung SD 5 Gegelang ambrol. Beruntung ambrolnya atap gedung tidak mengenai siswa karena peristiwa terjadi pada sore hari sekitar pukul 16;00 Wita, Kamis (22/10). Kendati tidak ada korban jiwa, namun peristiwa ambrolnya atap gedung sekolah yang berada di Desa Gegelang, Kecamatan Manggis, Karangasem tersebut membuat siswanya terancam tidak bisa melakukan aktifitas belajar. Sebab pasca kejadian itu,  4 lokal bangunan gedung kini tidak bisa dipakai lagi.
Kepala Sekolah SD 5 Gegelang I Nengah Nurija menyampaikan bahwa  atap gedung yang ambrol percis berada di atas ruangan yang biasa digunakan siswa kelas 1 dan kelas 2.  Pihaknya menyampaikan bahwa sudah sekitar 2 bulan melarang siswanya melakukan aktifitas di dalam ruang kelas I karena sudah terlihat akan roboh. “Sebelum roboh memang atanya sudah terlihat lenced (melorot), sehingga kelas I dipndahkan tempat belajarnya ke kelas II,” Ungkap Nengah Nurija saat dihubungi terkait jebolnya atap di sekolahnya.
     Pihaknya mengaku sebelum roboh masih memakai 3 ruang lain yang berada di sebelah kelas 1 yang roboh tersebut. “Karena sekarang sudah roboh kami nanti tidak akan memakai lagi ruangan yang lainnya takut ada roboh susulan sehingga berbahaya bagi sisiwa,” ungkapnya. Pihaknya pun mengaku masih melakukan kordinasi dengan guru-guru lainnya untuk memikirkan bagaimana cara mengajar 88 siswa di sekolah tersebut tanpa ditunjang ruang kelas yang memadai. Kemungkinan siswa akan diajak belajar di halaman atau selasar atau akan menggunakan sistem double ship pagi sore.
      Sementara itu, Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Karangasem I Gusti Bagus Budiadnyana saat dikonfirmasi mengaku sudah menerima laporan bahwa ada atap ruang kelas di SD 5 Gegelang yang ambrol. Pihaknya pun mengaku sudah menugaskan stafnya untuk mengecek ke lokasi. Selain itu, pihaknya mengaku bahwa bagunan SD yang ambrol tersebut sudah masuk rencana untuk diperbaiki di APBD Perubahan 2015. “Sudah kita cek, dan itu sudah masuk anggaran perbaikan di APBD Perubahan 2015 sehingga bangunannya nanti akan segera diperbaiki,” ujarnya. *

Wawasan Kebangsaan Pemuda Masih Rendah

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Wawasan kebangsaan di kalangan pemuda dinilai masih rendah. Hal itu dibuktikan dengan masih rendahnya pemahaman siswa terhadap 4 pilar kebangsaan Indonesia yaitu Pancasila, Undang-undang Dasar, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. Para pemuda masa sekarang cenderung apatis terhadap kepentingan Bangsa dan lebih mengutamakan kepentingan pribadi. Di sisi lain pemuda juga cenderung suka memakai barang luar negeri daripada memakai produk dalam negeri.
Menyadari akan hal itu, Kesbangpolinmas Karangasem mengadakan seminar kepemudaan yang mengambil tema menumbuhkan wawasan kebangsaan pada diri pemuda, Sabtu (24/10). Acara seminar itu dilaksanakan dalam ranga menyambut HUT Sumpah pemuda yang ke-87 di Wantilan Pemkab Karangasem yang diikuti oleh ratusan pemuda yang berasal dari sekolah SMA/SMK di Kabupaten Karangasem. Dalam seminar tersebut para pemuda diberikan penataran 4 pilar wawasan kebangsaan oleh  nara sumber yang berkompten diantaranya Tokoh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) juga mantan wakil Bupati Karangasem I Gusti Lanang Rai, Dandim 1623/Karangasem Kolonel Arm Erdi Eka Widjayanto, Ketua Organisasi Pemuda Pancasila Nengah Darna, dan Utusan Kantor Kementrian Agama Karangasem Wayan Lipur.
       Gusti Lanang Rai menyampaikan bahwa pemuda adalah harapan kemajuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, menurutnya setiap pemuda harus mengenal 4 pilar wawasan kebangsaan Indonesia. “Empat pilar bangsa Indonesia harus diamalkan dan ditanam dalam sanubari yang paling dalam,” ungkapanya. Pihaknya pun menyampaikan Pancasila, Undang-undang Dasar, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI jangan sampai dilupakan karena merupakan dasar hidup dalam berbangsa dan bernegara.
    Gusti Lanang Rai pun meminta kepada para pemuda untuk bermental pemimpin. Disarankan pemuda jangan alergi untuk berorganisasi atau terjun bergabung dengan partai politik sebab nanti para pemudalah yang akan memimpin Bangsa Indonesia kedepan. “Kalau mau jadi pemimpin memang harus berorganisasi, masuk partai polilitik,” sarannya. Namun disampaikan agar pemuda dalam berpolitik harus didasari rasa kemanusiaan yang bertujuan demi kemajuan masyarakat kecil. Sangat tidak disarankan memakai politik hanya untuk menjatuhkan orang lain atau menghalalakan segala cara hanya untuk meraih kekuasaan. *

Minggu, 25 Oktober 2015

Ribuan Krama Desa Adat Kesimpar Melasti Ke Pantai Bebayu











foto: ribuan krama Desa Adat Kesimpar, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem melakukan upacara melasti ke Segara (pantai) Bebayu

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Ribuan krama Desa Adat Kesimpar, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem melakukan upacara melasti ke Segara (pantai) Bebayu yang terletak di Desa Laba Sari, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Minggu (25/10) kemarin. Tidak kurang dari 2 ribu warga mengikuti prosesi melasti yang memakan jarak tempuh sekitar 15 Km tersebut. 
   Krama desa yang terdiri dari 20 banjar adat tersebut membentuk iring-iringan sepanjang 1 Km membawa 85 jempana (joli) yang dipikul beramai-ramai ke pantai dengan berjalan kaki. Krama juga membawa Kober, Tunggul, dan Tumbak yang ikut disucikan dalam prosesi melasti tersebut. Uniknya yang mengikuti melasti ini hanyalah kaum pria. Sementara kaum perempuan telah menunggu di pinggir pantai sehingga Segara Bebayu menjadi lautan manusia.
  Sesampainya di Segara Bebayu dilakukan persembahyangan bersama. Persembahyangan diikuti sekitar 4 ribu orang sebab hampir seluruh krama desa Adat Kesimpar yang berasal dari wilayah 4 Desa Dinas, yaitu Desa Simpar, Desa Abang, Desa Pidpid, dan Desa Nawa Kerti mengikuti prosesi melasti yang dilaksanakan setahun sekali tersebut. Kendati panas terik matahari sekitar pukul 11:00 Wita tidak menjadi halangan warga untuk melakukan persembahyangan di pinggir pantai Bebayu tersebut.
    Bendesa Adat Kesimpar, I Mede Sujana saat ditemui di pantai Bebayu menyampaikan melasti dilakukan dalam rangka Ngusaba Kelima yang puncaknya jatuh pada Hari Purnama, Selasa (27/10). Sujana menyampaikan melasti dilakukan untuk menyucikan pratima Ida Betara sebelum nantinya diupacarai di Pura Puseh. “Setelah melasti, Ida Betara mekabehan (dari 85 Jempana) akan nyejer di Pura Puseh Kesimpar untuk digelar upacara ngusaba kelima” Ungkapnya. (jurnalis-TA)

Rumah Mantan Bendesa Terbakar, Pakai Tarian Gambuh Kuno Ikut Jadi Abu

KARANGASEM, Teropong Amlapura - Kebakaran kembali terjadi di wilayah Karangasem. Kali ini kebakaran menimpa rumah mantan Bendesa Adat Subagan, I Nengah Nirta (75) di Lingkungan Desa, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Sabtu (24/10) kemarin. Kebakaran yang terjadi siang bolong tersebut menghanguskan satu bangunan 6x6 meter yang berisi satu kamar tidur, satu dapur, dan satu rung penyimpanan barang-barang kuno termasuk pakaian pentas tarian gambuh. Kerugian materiil berupa bagunan dari kebakaran itu ditaksir sekitar Rp.80 juta, sementara barang-barang kuno juga ikut jadi abu tidak ternilai harganya.
Nyoman Suandi (45) yang merupakan anak dari I Nengah Nirta menuturkan bahwa kebakaran yang menimpa rumah bapaknya terjadi sekitar pukul 13:30 Wita. Saat itu rumah dalam keadaan sepi karena semua sedang tidur. Barulah Suandi yang rumahnya hanya 3 meter dari bangunan yang terbakar terkejut ketika tetanggnya membangunkannya seraya menyampaikan bahwa ada kebakraan. “Saya melihat api sudah membesar di atas dapur, saya bersama warga berusaha memadamkan api dengan air PDAM sebelum pemadam kebakaran datang,” Ujar Suandi menuturkan awal kebakran. Dirinya menyampaikan bahwa saat kebakaran terjadi tidak ada di dalam bangunan tersebut karena bapaknya sedang pergi ke rumah menantunya.
     Warga yang memadamkan api secara manual pun tidak maksimal memadamkan api. Api yang dengan cepat menjalar membuat warga tidak bisa menyelamatkan barang-barang yang ada di bangunan yang terbakar. Kebakaran dapat diatasi setelah pemadam Kebakaran Kabupaten Karangasem datang mengerahkan 3 mobil pemadam. Petugas menyenprot 6 bagunan penyanding dengan cepat sehingga kebakaran tidak dampai melebar. Api pun dapat dipadamkan secara totol sekitar pukul 15:00 Wita.
     Nyoman Suandi menuturkan penyebab kebakaran diduga dari dapur dimana saat itu keluarganya memasak memakai tungku api dengan kayu bakar. “Mungkin sisa pembakaran dari tungku yang naik lalu menimbulkan kebakaran,” tuturnya. (jurnalis-TA)

Jumat, 23 Oktober 2015

Satu Hektar Lahan Kering Terbakar di Bhuana Giri

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Lahan kering seluas 1 hektar terbakar. Peristiwa itu terjadi di Banjar Bhuana Kerta, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Jumat (23/10) kemarin. Kebakaran itu berada di lokasi perbukitan yang jauh dari rumah penduduk. Kendati demikian, kebakaran tersebut mengancam areal hutan yang dekat dengan lereng Gunung Agung. Jika tidak diantisifasi, ditakutkan kebakaran akan meluas sehingga mengakibatkan kebakaran yang lebih besar.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem Ida Ketut Arimbawa menyampaikan bahwa pihaknya mendapatkan laporan bahwa ada kebakaran lahan yang terjadi di Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem sekitar pukul 11:50 Wita. 
    Kebakaran lahan itu milik I Wayan Pasek (35) yang merupakan warga setempat. Setelah menerima laporan itu, tim gabungan BPBD Karangasem bersama Pemadam Kebakaran, KRPH, Jajaran Polsek Bebandem terjun ke lokasi untuk memadamkan api secara manual. Pihaknya menerjunkan sekitar 20 orang petugas yang dibantu sekitar 30 orang warga sekitar sehingga api pun dapat diatasi sekitar pukul 13:00 Wita. Pihaknya mengaku belum mengetahui secara pasti penyebab kebakaran tersebut. Namun diduga akibat kelalain manusia seperti membuang puntung rokok atau membakar sampah. (jurnalis-TP)

Kamis, 22 Oktober 2015

Operasi Zebra Agung 2015, Polres Karangasem Akan Razia Pelajar dan Genk Motor

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Guna menciptakan keamanan di lingkungan masyarakat, khususnya dalam hal tertib transportasi di jalan raya, Polres Karangasem mengadakan Operasi Zebra Agung mulai 22 Oktober hingga 22 November 2015 mendatang. Operasi yang akan digelar selama satu bulan penuh tersebut akan difokuskan untuk melakukan razia terhadap kendaraan bermotor yang dipakai oleh masyarakat. Secara spesifik, Operasi Zebra Agung 2015 akan dijadikan momentup untuk merazia para pelajar dan genk motor yang sering melakukan kegiatan ugal-ugalan di jalan yang meresakan masyarakat. Hal itu disampaikan oleh Kapolres Karangasem AKBP Gede Adhi Mulyawarman seusai apel pembukaan Operasi Zebra Agung 2015, di Halaman Mapolres Karanagsem, Kamis (22/10) kemarin.

Kapolres menyampaikan bahwa para pelajar dalam berkendara sering tidak mengindahkan aturan. Kadang para pelajar suka mengebut dalam berkendara sehingga membahayakan bagi pengendara lain. Akibatnya angka kecelakaan yang melibatkan pelajar di Karangasem cukup tinggi. Apalagi pelajar terlibat dalam genk motor yang aksinya sering meresahkan masyarakat karena nongkrong pada malam hari di pinggir jalan bergerombol lalu melakukan terek-trekan liar. 
Oleh karena itu, Kapolres mengaku akan menerjunkan ratusan personil untuk melakukan razia pagi dan malam hari di sejumlah titik rawan yang sering terjadi kecelakaan dan tempat mangkal para genk motor. “Nanti kalau kena razia (pelajar dan genk motor) dan tidak lengkap surat-suratnya ya ditilang,” ujar kapolres menyampiakan bahwa tilang itu agar memberikan efek jera bagi para pelanggar. Pihaknya mengharapkan agar surat-surat ijin mengemudi dan kendaraan serta kelengkapan asesori motor harus lengkap sehingga tidak terkena razia. 
Selain itu, menurutnya yang terpenting adalah kesadaran menaati peraturan dalam berkendara sehingga selamat sampai tujuan. Oleh karena itu, dalam operasi zebra agung 2015 juga akan dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang  tata cara berkendara dengan baik. (jurnalis-TA)

Korsleting Listrik, Dapur dan Pelinggih Pegawai PDAM Terbakar

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Diduga karena korsleting listrik, sebuah dapur dan 3 pelinggih terbakar. Kebakaran itu menimpa dapur dan pelingih milik I Made Ribek (45) di Dusun Tegenan, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Karangasem, Kamis (22/10). Kebakaran diduga dipicu oleh power bank dan alat barcode pengecekan kilometer air PDAM yang ditinggalkan oleh Ribek dalam keadaan dicas.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kebakaran terjadi sekitar pukul 11:00 Wita. Saat itu rumah korban dalam keadaan kosong karena korban sedang bekerja di PDAM Rendang. Sementara mertuanya yang biasanya berjaga di rumah sedang berada di ladang. Kebakaran baru diketahui warga setelah ada bunyi ledakan yang berasal dari salah satu tabung di rumah korban. Warga sekitar pun mencoba memadamkan api dengan cara manual namun tidak maksimal. Api cepat membesar sebab berada di salah satu kamar yang menempel dengan dapur.
        Api pun dengan segera menghanguskan sebuah bangunan 6x5 Meter yang berupa dapur dan sebuah kamar tidur tersebut. Api yang membesar juga melahap 3 atap Pelinggih Sanggah Kemulan yang terbuat dari duk (ijuk). Api baru bisa dipadamkan setelah hampir seluruh bangunan dan atap sanggah ludes terbakar. Akibat kejadian itu, korban ditaksir menderita kerugian sekitar Rp. 200 juta rupiah. (jurnalis-TA)

Rabu, 21 Oktober 2015

Tradisi Terteran dan Usaba Guling Didaftarkan Hak Paten

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Kesenian asli Kabupaten Karangasem yaitu Terteran (Perang Api) dan Usaba Guling didaftarkan di Kementrian Kebudayaan untuk mendapatkan hak paten. Hak paten itu dimaksudkan bahwa nanti kesenian asli Karangasem itu tidak diklaim oleh Kabupaten atau daerah lain.
Adanya pendaftaran kesenian asli Kabupaten Karangasem tersebut ke kementrian Kebudayaan disampaikan oleh Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Karangasem Ni Made Suradnyani. Pihaknya menyampaikan bahwa tahun 2015 ini ada dua tradisi kesenian asli Karangasem yang akan didaftarkan yaitu Kesenian Terteran (perang api) dan Ngusaba Guling. Terteran merupakan tradisi perang api yang dilakukan oleh warga di Desa Adat Jasri, Karangasem sedangkan Ngusaba Guling adalah ritual persembahan ribuan babi guling yang dilakukan di Pura Puseh Desa Adat Timrah, Karangasem.
Pihaknya menyampaikan baru dua tradisi itu didaftarakan karena pemkab memiliki kendala dalam pendanaan dan keterbatasan SDM dalam melakukan dokumentasi. “Karena dana terbatas dan personil yang kurang dalam melakukan dokumentasi maka tahun ini baru Terteran dan Ngusaba Guling saja yang didaftarkan,” ujar Suradnyani seusai acara sosialisasi pendafataran Tradisi Terteran dan Ngusaba Guling di aula Pemkab Karangasem, Rabu (21/10) kemarin.

        Lebih lanjut Suradnyani menjelaskan bahwa jika mendaftarkan hak paten ke Kementrian Kebudayaan perlu persiapan dukumen dan video kegiatan tradisi secara lengkap dari awal sampai akhir dan perlu juga pernyataan bahwa tradisi itu tidak dilakukan di daerah lain agar nanti tidak ada protes dan masalah yang bisa jadi sengketa. “Untuk siapkan dokumen dan video tidak gampang, butuh dana, waktu, dan persiapan yang matang,” tuturnya. Pihaknya menyampaikan masih ada belasan tradisi dan kesenian asli Karangasem yang masih antri untuk didaftarkan yaitu Geret-Geretan Pandan asli Tenganan, Gebug Ende Seraya, Genjek, Gamelan Selonding, lontar, usaba mumu, usaba bantal, dan lain sebagainya. (jurnalis-TA)

TEROPONG AMLAPURA: Headline

TEROPONG AMLAPURA: Headline: KARANGASEM, Teropong Amlapura -  Pemerintah Kabupaten Karangasem melepas 20 orang calon kader bela Negara. Mereka yang dilepas itu adalah 2...

TEROPONG AMLAPURA: Tim Sidak KTR Temukan Puntung Rokok Berserakan di ...

TEROPONG AMLAPURA: Tim Sidak KTR Temukan Puntung Rokok Berserakan di ...: KARANGASEM, Teropong Amlapura – Penerapan Perda nomor 10 tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sepertinya belum diketahui secara lua...

Karangasem Lepas 20 Calon Kader Bela Negara

KARANGASEM, Teropong Amlapura -  Pemerintah Kabupaten Karangasem melepas 20 orang calon kader bela Negara. Mereka yang dilepas itu adalah 20 orang pemuda yang terpilih mewakili Kabupaten Karangasem untuk mengikuti pelatihan bela negara selama 30 hari yang dilaksanakan di Rindam IX/Udayana Kabupaten Tabanan. Para calon kader bela Negara tersebut dilepas Sekretaris Daerah Kabupaten Karangasem I Gede Adnya Mulyadi di Ruang Rapat Bupati Karangasem, Rabu (21/10) kemarin. Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Badan Kesbangpolinmas Karangasem Ida Bagus Swastika, Kabag Humas Protokol Made Supartha, dari unsur Polri Kabag Linmas Cok Arim Mahaputra dan unsur TNI Kasdim Mayor Suparman.Sekda Adnya Mulyadi menyambut positif program bela negara dari Kementrian Pertahanan (Kemenhan) tersebut. Pihaknya berharap agar semua peserta dapat menjaga kesehatan dengan baik sehingga dapat mengikuti setiap kegiatan yang ada dengan lancar. “Berlatihlah dengan baik sehingga mampu menjaga nama baik Kabupaten Karangasem,” pesannya. Adnya Mulyadi juga menyampaikan dengan mengikuti pelatihan bela negara akan dapat membentuk disiplin diri bagi peserta.  “Saya yakin dengan kegiatan ini, maka para generasi muda akan kembali memiliki rasa cinta Tanah Air dan punya wawasan kebangsaan yang luas,” ujarnya.       
    Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpolinmas Karangasem Ida Bagus Swastika saat mengantar calon kader bela negara mengatakan, semua calon yang akan dikirim saat ini adalah tokoh muda yang berasal dari sektor pendidikan, tokoh masyarakat, dan swasta. Dijelaskan pembentukan Kader Pembina Bela Negara bukan wajib militer namun merupakan program dari Kementerian Pertahanan sebagai perwujudan hak dan keajiban warga negara dalam pembelaan negara. Disampaikan program itu akan membentuk 4.500 kader pembina bela negara di 45 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia termasuk di Bali. Pelatihan bela negara akan diselenggarakan oleh satuan satuan pendidikan TNI di Rindam IX/Udayana. Para peserta pelatihan akan diasramakan selama 30 hari. (hms)

Selasa, 20 Oktober 2015

Tim Sidak KTR Temukan Puntung Rokok Berserakan di RSUD Karangasem

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Penerapan Perda nomor 10 tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sepertinya belum diketahui secara luas oleh masyarkat. Buktinya dalam sidak yang dilaksanakan tim gabungan Satpol PP Provinsi Bali dengan Dinas Kesehatan dan Disreskrimsus Polda Bali masih menemukan adanya puntung rokok di RSUD Karangasem dan Kantor Samsat Karangasem, Selasa (20/10) kemarin. Selain itu, ditemukan pula asbak dan penunggu pasien yang tertangkap tangan merokok di kawasan Rumah Sakit sehingga langsung didata oleh tim.
Tim yang dipimpin oleh Kasi Penegakan Hukum Satpol PP Provinsi Bali, Ketut Pongres Languaga menyampaikan bahwa dalam sidak yang dilakukannnya menemukan punting rokok di Kantor Samsat dan RSUD Karangsem. Temuan itu pun dijadikan barang bukti bahwa penerapan perda KTR di Karangasem perlu ditingkatkan. “Dari beberapa tempat yang kita kunjungi hanya di Kantor Samsat dan RSUD kita temukan pelanggaran, tapi jumlahnya tidak banyak,” ungkap Ketut Pongres yang mengaku juga melakukan sidak di SMP 2 Amlapura, SMA PGRI 1 Amlapura, dan SMA 1 Amlapura namun di tempat itu tidak ditemukan bekas rokok.
        Menurutnya di Karangasem jauh lebih baik dari kabupaten lain yang rata-rata ditemukan di semua tempat yang dikunjungi. “Di Karangasem ini jauh lebih baik dari daerah lainnya, di sini hanya sedikit pelanggaran dan akan jadi percontohan bagi kabupaten lain,” pujinya.
      Prihal ditemukannya punting rokok di RSUD Karangasem terutama di areal kantin pihaknya menyarankan agar memberikan himbaun kepada petugas kantin agar melarang pembeli untuk merokok di kantin. “Nanti di kantin diharapkan agar yang berbelanja dihimbau agar tidak merokok,” sarannya. Sementara untuk penunggu pasien yang tetangkap tangan sedang merokok, pihaknya menyarankan warga tersebut untuk mengikuti persidangan tipiring di Pengadilan Negeri Amlapura pada 29 Oktober 2015 medatang. “Pelanggar yang ditemukan nanti akan disidang tipiring, ancaman hukuman 3 bulan penjara atau subsider Rp.50 ribu rupiah, nanti itu bisa difoto dan dipajang di RSUD untuk memberi efek jera kepada pengunjung dan penunggu pasien yang lain,” sarannya.
     Sementara itu, Direktur RSUD Karangasem Wayan Suardana menyampaikan pihknya sudah mensosialisasikan kepada pegawainya bahwa dilarang untuk merokok di RSUD. Pihaknya yakin bahwa yang merokok adalah pengunjung atau penunggu pasien. Suardana mengaku selama ini sudah melakukan himbauan agar jangan merokok berupa stiker dan koling melalui pengeras suara. Kendati demikian pihaknya menyampaikan kesulitan mengontrol para penunjung dan penunggu pasien terutama ketika malam hari. “Kami minta ketika malam sekali-kali dilakukan sidak agar para pengunjung dan penunggu pasien bisa lebih jera untuk tidak merokok di rumah sakit,” pintanya. Permintaan itu pun langsung direspon oleh Ketut Pongres Languaga yang akan mengintruksikan Satpol PP Karangasem untuk melakukan sidak di RSUD pada malam hari. “Ya nanti akan saya kordinasikan dengan satpol PP Karangasem agar melakukan sidak di sini (RSUD) pada malam hari,” pungkasnya. (jurnalis-TA)

Atasi Masalah Sampah, DKP Usulkan Setiap Desa Dibangun TPST

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Karangasem, I Made Hadi Susila menyampaikan bahwa untuk menangani masalah sampah di Kabupaten Karangasem perlu adanya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Pihaknya menyampaikan jika ingin agar Karangasem menjadi Kabupaten yang bersih, lestari, indah dan sadar lingkungan maka minimal dibangun satu TPST di satu desa. “Kita sudah usulkan agar nanti setiap desa nanti dibangun satu TPST, saat ini kita baru punya 8 unit, tahun ini dapat bantuan lagi 2 TPST sehingga totalnya punya 10 unit TPST,” Ujar Hadi Susila saat peletakan batu pertama pembangunan TPST 3R di Desa Dukuh Penaban, Kecamatan Karangasem, Sabtu (17/10).
Hadi Susila menyampaikan bahwa TPST bukanlah sama seperti tempat pembuangan sampah (TPS). Disampaikan bahwa pengolahan sampah di TPST begitu efektif sebab sampah dari rumah tangga sudah dipilah dan dikelompokkan menjadi organic dan organic baru kemudian dibawa ke TPST dengan cara jemput bola oleh petugas. Selanjutnya sampah organic dan anorganik tersebut juga dipilah dan diolah lagi dengan sistem 3R (reduce, reuse, recycle) yang mana sampah akan dibedakan mana yang masih bisa dipakai, mana yang bisa dijual (rongsokan), mana yang bisa diolah jadi kompos, dan mana sampah yang tidak bisa diolah sama sekali baru dibawa ke TPS. “Nanti hanya yang tidak bisa diolah saja yang dibawa ke TPS Linggasana, sehingga biasanya setiap hari ada 10-15 ton sampah ke TPS bisa berkurang sehingga di Linggasana tidak cepat penuh,” ungkapnya.
         Hadi menyampaikan dengan adanya TPST maka sampah yang tidak berguna yang dikirim ke TPA hanya sekitar 16% dari sampah yang ada. Sebab dengan sistem 3R di TPST mampu membuat sekitar 45% sampah bisa dipakai kembali, dan 39% menjadi pupuk kompos.
         Pihaknya pun berterima kasih kepada Kementrian PU pusat melalui Satker PAMS PU Wedapura yang tahun 2015 ini memberikan bantuan 2 unit TPST kepada Kabupaten Karangasem. TPST yang masing-masing bernilai Rp.650 juta tersebut akan dibangun di Desa Dukuh Penaban dan Desa Seraya Tengah. “Kita berharap dengan adanya TPST 3R ini bisa membuat masyarakat sadar mengelola sampah dengan baik sehingga tidak membuang sampah sembarangan,” Ujar Hadi Susila di hadapan Ketua Kelolpok Swadaya Masyarakat (KSM) Sapu Bersih Nengah Sudana yang akan diberikan mandat untuk mengelola TPST 3R di Desa Dukuh Penaban. Sudana pun mengaku bahwa dengan beroperasinya TPST di desanya tersebut maka 457 KK warga yang tinggal di Dukuh Penaban akan dilayani dalam pengelolaan sampahnya. “Dengan adanya TPST ini maka nanti masyarakat tidak lagi buang sampah sembarangan ke tegalan atau ke sungai,” pungkasnya. (jurnalis-TA)