Laman

Laman

Kamis, 05 Februari 2015

Ingin Nyalon Bupati, Calon Independen di Karangasem Butuh 21.560 KTP

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Langkah berat akan dihadapi oleh calon independen untuk maju sebagai calon bupati di Karangasem. Sebab jika ingin ikut dipilih dalam pesta demokrasi pemilihan Bupati di Karangasem maka calon independen tersebut mumbutuhkan 21.560 KTP sebagai syarat dukungan non partai. Jumlah tersebut merupakan perhitungan 4 persen dari total penduduk Karangasem yang tercatat saat ini berjumlah 539.000 jiwa. “Kalau ingin maju dari jalur independen harus pakai KTP sejumlah 4 persen dari total jumlah penduduk Karangasem” ujar ketua KPU Karangasem, I Made Arnawa, Rabu (4/2) kemarin.
Disampaikan bahwa sarat tersebut sesuai dengan Perpu no 1 2014 tentang pilkada. Adanya sayarat berat untuk calon independen dimaksudkan untuk membatasi calon yang ikut mendaftar agar pemilihan bupati bukan dipakai ajang main-main hanya untuk mencari popularitas. “Ya memang syarat dukungan pakai KTP itu untuk membuat calon tidak sembarangan untuk mendaftar” ungkapnya. Disampaikan dari 21.560 KTP yang dibutuhkan tersebut, 5 persen diantaranya sudah harus disediakan ketika mendaftar calon bupati untuk ikut uji public. Oleh karena itu, sebagai syarat awal minimal pelamar independen sudah memiliki KTP pendukungnya sebanyak 1.078 orang yang harus diserahkan pada pendaftaran calon Bupati tanggal 26 Pebruari 2015 mendatang. 
          Sementara disinggung malsah tahapan pilkada, Arnawa enggan berkomentar karena kepastian revisi terhadap undang-undang pilkada baru bisa diketahui tanggal 18 Pebruari 2015 yaitu penetapan melalui DPR Pusat. Arnawa menyampaikan bahwa tahapan pilkada 2015 bisa saja berubah bila hasil revisi dewan menghendaki pemilihan dilaksanakan tahun 2016. “Rumor yang saya dengar katanya pilkada dilaksanakan tahun 2016, namun kepastianya saya tidak tahun tunggu kepastiannya tanggal 18 Pebruari 2015 nanti” ujarnya. *

Selasa, 03 Februari 2015

Tak Diperhatikan Suami, Istri Tewas Mimun Portas

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Ada-ada saja cara nekat seseorang mengakhiri hidupnya. Seperti halnya Ni Ketut Wartini (50), seorang ibu rumah tangga (IRT) asal Banjar Tirta Sari, Desa Tiayar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem yang diduga nekat bunuh diri dengan cara minum portas, Senin (2/2) malam lalu. Korban yang sebelum meninggal diawali dengan kondisi kejang dan mulut berbusa tersebut diduga nekat minum portas karena jarang diperhatikan oleh suaminya. Ada dugaan suaminya yang pernah memiliki 5 mantan istri tersebut kepincut lagi oleh wanita lain yang membuat korban kecewa dan sakit hati.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban yang merupakan istri ke-6 dari suaminya, I Made Srinaya (46) tersebut nekat mengakhiri hidupnya sekitar pukul 20:00 Wita. Pada saat tersebut korban yang bersatatus janda sebelum dinikahi Srinaya tersebut sempat menyampaikan kata-kata terkahir kepada anak tirinya Ni Komang Ela Wahyuni (15) kalau dirinya akan meninggal. “Kalau Ibu mati jangan dibawa kerumah sakit yaw” Ujar korban kepada anaknya tirinya tersebut. Ela yang saat itu sedang berada di ruang tamu langsung bergegas melihat ke kamar ibu tirinya untuk memastikan ucapan sang ibu yang berbicara dari dalam kamar. Setelah dicek ke dalam kamar korban ternyata didapati korban sudah tergeletak di atas ranjangnya dengan kondisi kejang-kejang dan mulut mengeluarkan busa berwarna putih. Kaget mendapati hal tersebut, Ela Wahyuni langsung memanggil ayahnya I Made Srinaya untuk melihat kondisi korban. Srinaya pun langsung membawa korban ke klinik Tukad Luah untuk mendapatkan pertolongan. Kendati sempat ditangani oleh tim dokter di klinik dengan dipasang infus dan oksigen, namun ternyata nyawa korban tidak bisa diselamatkan.
       Kapolsek Kubu, AKP Nengah Muliadi saat dikonfirmasi Selasa (3/2) kemarin membenarkan terjadinya peristiwa kematian Ni Ketut Wartini. AKP Nengah Muliadi menyampaikan bahwa korban diduga nekat mengakhiri nyawanya dengan minum racun karena masalah keluarga. “Berdasarkan keterangan saksi disamapikan ada masalah keluarga, katanya korban kurang diperhatiakan oleh suaminya” ujarnya. Kendati demikian pihaknya menyampaikan masih menyelidiki kasus tersebut untuk menemukan kemungkinan adanya unsur-unsur lain di balik kematian korban. “Memang hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, namun kita juga harus selidiki dan pastikan lebih lanjut bahwa korban memang benar-benar bunuh diri” ungkapnya. Pihaknya menyampaikan saat ini masih mengamankan barang bukti berupa 1 buah pisang yang setengah sudah dimakan dan dua bungkus kecil potassium (portas) yang diduga diminum korban sebelum meninggal. *

Bupati dan Wakil Bupati Karangasem Serahkan Bantuan Pada Korban Bencana Longsor Sanghyng Ambu

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Kematian dua orang korban bencana tanah longsor di Sanghyang Ambu yaitu Ni Nyoman Klemun (60) dan Ni Kadek Dwi Ulandari (8) mengundang keprihatinanan banyak orang termasuk Bupati Karangasem I Wayan Geredeg dan Wabup I Made Sukerana. Bupati dan Wabup bahkan menyempatkan waktu untuk mengujungi keluarga korban di rumah duka di Banjar Tanah Barak, Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem untuk menyerakan bantuan, Senin (2/2) kemarin. Didampingi oleh Kadis Sosial, I Made Sosiawan dan kepala BPBD Ida Ketut Arimbawa, Bupati dan Wabup memberikan bantuan berupa uang tunai 5 juta rupiah dan 4 paket sembako untuk 2 orang keluarga korban.
Bupati Karangasem, I Wayan Geredeg mengucapkan turut berdukacita dan belasungkawa kepada keluarga korban Ni Nyoman Klemun dan Ni Kadek Dwi Ulandari yang meninggal akibat bencana tanah longsor di Bukit Sanghyang Ambu di Banjar Belong, Desa Bugbug, Kecamatan Karangsem, Sabtu (31/1) lalu. Bupati dua periode tersebut menyampaikan bahwa kejadian tersebut adalah sebuah musibah alam yang memang tidak dapat diprediksikan kedatangannya. “Saya turut berduka cita atas mengingaalnya 2 orang korban akibat longsor, saya berdoa agar roh korban bisa diterima di SisiNya, dan saya berharap keluarga yang ditinggalkan bisa tabah” ujar Geredeg saat diterima oleh sejumlah anggota keluarga korban. Geredeg menyampaikan bahwa bantuan yang diberikan pemerintah tidaklah banyak namun diharapkan mampu meringankan penderitaan bagi kelaurga yang ditinggalkan. “Ini pak mudah-mudahan bisa dimafaatkan dengan baik, bapak harus tabah, mari sama-sama berdoa agar keluarga bapak yang sudah tiada bisa diterima di Sisinya” Ujar Geredeg sambil menyerahkan bantuan kepada perwakilan keluarga Korban, I Wayan Salin yang merupakan anak tertua dari Korban Ni Nyoman Klemun.
            Bupati Geredeg menyampaikan bahwa agar kejadian di Sanghyang Ambu tidak terulang lagi, pihaknya telah mempersiapkan pembangunan sistem terasering dengan trap-trap bronjong untuk menahan tekanan laju air hujan dari atas bukit. “Kami berencanan untuk mebangun terasiring trap-trap bronjong yang berfungsi menahan tekanan laju air hujan dari atas bukit, dibuatkan cekungan dibawahnya, kalau penuh cekunganya diloding atau diambil  tanahnya  dengan alat berat” ungkapnya. Selain itu, Bupati juga merencanankan untuk melakukan penghijauan dengan melaukan penanaman pohon bambu yang bisa lebih kuat menahan tanah pada lapisan atas. “Kita akan tanam pohon bambu itu lebih kuat daripada tanam pohon gamal, sebab akar gamal ternyata membuat tanah menjadi gembur sehingga mudah longsor” tuturnya.
            Sementara itu, Wayan Salin mewakili keluarga korban menyampaikan terimakasih kepada pemerintah yang sudah memeperhatikan keluarganya. Pihaknya menyampaikan bahwa kedua keluarganya yang menjadi korban longsor itu sudah diabenkan. “Ibu dan ponakan saya sudah diabenkan kemarin (Minggu 1/2 red)” ujarnya. Langkah ngaben itu dilakukan mengingat desa Adat Seraya Timur menerapkan awig-awig kalau sampai tiga hari korban meninggal tidak diabenkan maka harus menyiapkan banten penyapuh di pura-pura yang ada di Seraya Timur. Pihaknya pun minta maaf karena banyak anggota keluarganya yang tidak ada di rumah termasuk I Wayan Poleng (sang penyewa tempat usaha yang akan diplaspas) karena sedang melakukan persembahyangan di pura kawitannya serangkaian upacara ngaben kedua korban. *


Saat Wabup Sukerana Serap Aspirasi Ke Desa-Desa, Masyarakat Minta Dibantu Pembukaan Akses Jalan

KARANGASEM, Teropong Amlapura – Wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerana kembali melakukan hobinya blusukan dengan berkunjung ke desa-desa untuk menyerap aspirasi masyarakat. Buktinya pada Minggu, (1/2) kemarin Wabup Sukerana melakukan kunjungan ke dua desa yaitu di Banjar Komala, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebendem dan Banjar Merita, Desa Labasari, Kecamatan Abang. “Ya saya ikut sangkep di banjar karena diundang untuk menyerap aspirasi masyarakat” ungkapnya.
Wabup menuturkan bahwa ketika melakukan kunjungan, masyarakat meminta perhatian pemerintah untuk membuka akses jalan di desanya. “Masyarakat dominan menyampaikan permintaan untuk pembukaan atau pengaspalan jalan” tuturnya. Pria asal Desa Juntal, Kecamatan Kubu tersebut menyampaikan bahwa selama 4 tahun mendampingi Bupati Wayan Geredeg memang telah banyak melakukan pembangunan jalan di desa-desa namun diakuinya bahwa hal itu belum cukup mengingat luasnya daerah Karangasem. Wabup menyampaikan bahwa proposal perbaikan atau pembukaan jalan masih banyak yang menumpuk sementara anggaran yang dimiliki pemkab terutama untuk pembangunan jalan desa masih terbatas. Kendati demikian Sukerana berjanji akan meprioritaskan akses jalan yang sangat urgen bagi masyarakat agar tidak ada lagi daerah yang terisolir. “Nanti kalau akses jalannya sangat urgen dan menyangkut hajat hidup orang banyak tentu diprioritaskan” ungakpnya.
         Mantan ketua KONI Karangasem tersebut sangat menyadari bahwa akses jalan sangat penting adanya untuk membantu aktivitas dan geliat ekonomi masyarakat desa. Sukerana lebih cenderung mendukung pembangunan akses jalan ketimbang program lain seperti bantuan bedah rumah yang bersifat sementara. “Kalau bantuan bedah rumah itu bersipat sementara dan perorangan, kalau jalan itu menyangkut kepentingan banyak orang” ungakpnya. Pihaknya menyampaikan bahwa memang penyakit kemiskinan yang ada di Karangasem sudah terlalu kronis sehingga sangat berat untuk menghilangkannya sama sekali. Oleh sebab itu, program jangka panjang yaitu pembangunan inprastruktur pedesaan diperlukan untuk lebih cepat mengikis kemiskinan di desa-desa. “Secara bertahap nanti kita pasti bangun akses jalan sehingga transportsi lancar dan menghidupkan geliat ekonomi desa” ujarnya. *