Laman

Laman

Selasa, 30 Desember 2014

Setahun Digantung, 135 CPNS 2013 Akhirnya Terima SK

AMLAPURA – Setelah setahun statusnya digantung oleh Menpan, sebanyak 117 CPNS 2013 dari pelamar umum dan 18 orang dokter dari Pegawai Tidak Tetap (PTT) akhirnya mendapatkan kepastian akan statusnya sebagai CPNS. Sebab 135 orang tersebut telah mendapatkan surat keputusan (SK) CPNS yang diserahkan langsung oleh Bupati Karangasem, I Wayan Geredeg di Aula Pemkab Karangasem, Selasa (30/12) kemarin. Mereka yang mendapatkan SK CPNS adalah 74 tenaga Guru, 14 tenaga kesehatan, dan 29 tenaga Teknis. Sementara 18 dokter PTT yang diangkat langsung jadi CPNS merupakan 12 dokter umum, 5 dokter gigi, dan 1 dokter spesialis. Karena terlabat satu tahun, praktis para abdi Negara tersebut baru bisa menikmati gaji pertamanya tahun 2015 nanti.
Kendati sudah mendapatkan SK yang didalamnya langsung berisi tempat penugasan, 135 CPNS tersebut ditantang untuk mengundurkan diri sebagai CPNS oleh Bupati Geredeg. Apa sebab, pasalnya jika ada diantara CPNS tersebut yang berniat meninggalkan Karangasem sebelum 10 tahun maka SKnya akan kembali dicabut. “Jika ada yang ingin meninggalkan Karangsem sebelum 10 tahun mengabdi di sini (karangasem), lebih baik kembalikan SK yang diterima dan mundur sebagai PNS” Ujar Geredeg mengancam. Bupati Geredeg yang saat itu didampingi Wakil Bupati Made Sukerana sengaja mengajukan persyaratan tersebut mengingat sebanyak 53% dari CPNS yang menerima SK ternyata berasal dari luar Karangasem. Pihaknya tidak ingin CPNS yang nantinya diangkat malah kembali kedaerahnya dengan berbagai alasan yang dibuat-buat. “Kami tindak ingin Karangsem ini hanya dijadikan batu loncatan untuk jadi PNS, akibatnya nanti di Karangasem selalu kekurangan pegawai, dokter atau guru” ungkapnya.
     Sementara itu berkaitan dengan formasi khusus 18 orang dokter PPT diakuinya sebagai langkah mengatasi kekurangan tenaga dokter di Bumi Lahar. “Formasi khusus 18 orang guru itu merupakan kebijakan kami mengatasi krisis tenaga dokter di desa-desa terpencil di wilayah Kubu dan Seraya” ujarnya. Geredeg menambahkan terlebih rumah sakit Pratama yang dibangun di Wilayah Kecamatan Kubu akan segera beroperasi sehingga dokter-dokter yang diangkat tersebut sebagian nanti akan ditempatkan disana.
       Kepala BKD Karangasem I Nyoman Tari menyampaikan bahwa keterlambatan proses keluarnya NIP CPNS 2013 merupakan proses yang terlalu lama di Menpan. Disampaikan bahwa keterlambatan itu dipicu adanya masalah 24 CPNS yang dicurigai mepan melakukan kecurangan ketika melakukan tes sehingga bernilai sama. Namun belakangan 24 CPNS tersebut telah diproses sehingga 117 yang lain bisa berjalan. “Sementara baru 117 yang sudah keluar SKnya sementara 24 lainnya masih prose” ujarnya. Terkait Formasi Khusus Dokter PTT, Tari menyampaikan bahwa yang diangkat tersebut adalah dokter yang mengabdi di Karangasem sudah lebih dari 10 tahun. “Dokter PTT yang diangkat itu yang mengabdi sudah lama, lebih dari 10 tahunan” ungkapnya. * 

PAD Karangasem Meningkat 20%, Sektor Galian C dan PHR Jadi Andalan

AMLAPURA – Pendapatan Asli Daerah (PAD) Karangasem di tahun 2014 meningkat dari Rp.186 miliar tahun 2013 menjadi Rp.224 Miliar.  Adanya peningkatan pendapatan yang mencapai Rp.38 Miliar rupiah tersebut disampaikan oleh Kepala Dispenda Karangasem, I Nengah Toya seusai acara rapat rutin jajaran SKPD Pemkab Karangasem, Selasa (30/12) kemarin. “Untuk tahun 2014 ini PAD Karangasem meningkat Rp.38 Miliar atau sekitar 20% dari tahun sebelumnya” Ujar Nengah Toya meyakinkan. Selain adanya peningkatan dari tahun sebelumnya, pencapaian PAD yang digeber dispenda tersebut melampaui dari target yang ditentukan. “Ya syukur bisa melampaui target yang ditentukan, dari target senilai Rp.202 Miliar kami bisa mencapai PAD Rp.224 Miliar” ungkapnya.
Adanya peningkatan sekitar 11% dari target tersebut tidak terlepas dari meningkatnya pendapatan dari beberapa kantong-kantong pemasukan penting di Karangasem. Kantong-kantong peningkatan pendapatan tersebut bersumber dari sektor pendapatan pajak daerah Rp.138 Miliar, Pajak Hotel dan Restoran (PHR) 25,2 Miliar, Pajak Mineral, Batuan dan Bukan Logam (Galian C) Rp. 82,8 Miliar, Pajak Bumi dan Bangunan Rp.6,2 miliar, BPATB Rp.13,78 miliar, pengelolaan RSUD Rp.47 Miliar dan lain-lain. Disampaikan bahwa sektor Galian C dan PHR yang mengalami kenaikan yang cukup tinggi sehingga mendongkrak PAD. “Tahun ini dari Galian C dan PHR menunjukkan peningkatan yang tinggi, itu sangat mendongkrak PAD kita” ujarnya.
       Kendati banyak pendapatan yang melampaui target namun disampaikan ada pula beberapa sektor yang mendapatkan pendapatan kurang dari target yang ditepapkan. “Namun ada pula beberapa sektor yang tidak memenuhi target yaitu dari sektor retribusi parkir tepi jalan dan retribusi objekj pariwisata” Ujarnya. Disampaikan bahwa pendapatan dari sektor Retribusi Parkir Tepi jalan hanya memperoleh RP.11,4 miliar sementara ditarget Rp.12,7 miliar.
       Kalau retribusi objek-objek pariwisata yang masuk dalam pendapatan retribusi rekreasi dan olah raga hanya memperoleh Rp.2,5 Miliar dari target Rp.2,8 Miliar. Toya menyampaikan bahwa banyaknya kunjungan turis ke Karangasem ternyata tidak berbanding lurus dengan pendapatan retribusi objek pariwisata karena bisa jadi ruris yang tercatat datang ke karangasem tidak berkunjung ke objek-objek pariwisata yang dikelola pemerintah. * 

Minggu, 28 Desember 2014

Laptop dan LCD di SD 5 Padangkerta Digondol Maling

AMLAPURA - Pencurian yang menyasar SD kembali terjadi di wilayah Karangasem. Setelah sebelumnya pencuri menggasak Laptop dan Camera DSLR di SD 3 Pertima, Dusun Timbrah Beji, Desa Pertima, Karangasem, Rabu (24/12) lalu, kini pencurian terjadi di SD 5 Padangkerta, Lingkungan Dausa, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem, Sabtu (27/12). Di SD 5 Padangkerta pencuri berhasil membawa kabur 1 unit laptop merk Axio HNM PO42 dan 2 buah LCD proyektor optoma EX550.  Atas kehilangan barang tersebut, pihak sekolah mengalami kerugian sekitar Rp. 17.000.000.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, awal kehilangan diketahui oleh Ni Nyoman Supeni S.Pd SD, (51) selaku kepala sekolah di SD 5 Padangkerta. Kapsek yang beralamat tinggal di Lingkungan Dukuh, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem tersebut awalnya sembahyang sekitar pukul 11:45 Wita di Padmasana sekolah karena hari raya kuningam, Sabtu (27/12). Setelah selesai sembahyang ia masuk ruangan kepala sekolah untuk menghaturkan sesajen. Setelah selesai kemudian ia mengambil administrasi untuk dibawa pulang yang rencanananya akan membuat laporan. Sebelum pulang Supeni melihat situasi di sekitar ruangan kemudian melihat jendela ruangan kapsek sudah terbuka bekas dicongkel. Ngeh terjadi sesuatu yang tidak beres, Supeni kemudian memeriksa barang inventaris di almari. Lacur, ternyata barang 1 unit laptop merk Axio HNM PO42 dan 2 buah LCD proyektor optoma EX550 yang ditaruh di dalam lemari telah hilang. Mendapti hal tersebut pihaknya kemudian menghubungi guru-guru yang lain kemudian melapor ke Polsek Kota Amlapura.
            Kapolsek Kota, Kompol IB Nyoman Budiasa membenarkan adanya laporan bahwa ada pencurian di SD 5 Padangkerta. Pihaknya pun menegaskan kurang dari 1 minggu ada dua laporan kehilangan di dua SD yang berbeda namun masih dalam wilayah Kota Karangasem. Sebagai dugaan awal pihaknya menyampaikan kemungkinan ada hubungan dari kehilangan di dua SD yang berbeda tersebut. “Kemungkinan pelakuknya orang yang sama bisa saja, anggota kami masih menyelidiki kasus ini” Ujar Kapolsek ketika dihubungi, Minggu (28/12) kemarin. *

Taman Ujung Sukasada dan Taman Tirtagangga Masih Jadi Idola Libur Manis Kuningan

AMLAPURA – Dua objek wisata taman air andalan Kabupaten Karangasem yaitu Taman Ujung Sukasada yang tersetak di Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, dan Taman Air Tirtagangga yang terletak di Desa Ababi, Kecamtan Abang, Karangasem masih menjadi idola mayarakat untuk dikunjungi. Terbukti ketika libur manis Kuningan yang jutuh pada Minggu (28/12) kemarin dua taman air yang didirikan sejak masa kerajaan Karangasem itu ramai dipadati pengunjung. Ratusan warga lokal dan domestic seakan berbaur dengan wisatawan asing untuk menikmati indahnya taman dan wahana air yang disediakan di lokasi. 
Petugas jaga karcis Taman Ujung Sukasada, Nyoman Werdi menyampaikan bahwa kunjungan di Taman Ujung lumanyan tinggi jika dibandingkan hari-hari biasanya. Hal itu terlihat dari penjualan tiket yang laku lebih dari 1.000 karcis meski waktu masih menunjukkan pukul 13:00 Wita. Disampaikan kunjungan kemungkinan bisa mencapai 2000 orang dan mencapai puncaknya menjelang sore hari. “Sekarang lumayan ramai, tapi masih lebih lengang dari Manis Galungan” ujarnya. Disampaikan bahwa harga tiket masuk diberlakukan Rp.10 ribu untuk warga atau wisatawan domestic. Sementara untuk wisatawan asing dikenakan biaya karcis masuk Rp. 20 ribu. Selain itu, ada kebijakan yang membawa camera DSLR dikenakan biaya RP.50 per camera. “Kalau bawa kamera dikenakan biaya lagi Rp.50 ribu” ujarnya.
          Sementara itu, Pengelola Taman Tirtagangga, Anak Agung Ngurah Darma menyampaikan bahwa kunjungan di Taman Tirtagangga meningkat namun tidak terlalu signifikan. Disampiakan kunjungan memang naik mengingat yang berkunjung sekalian dengan momen liburan dan tahun baru. “Kunjungan memang meningkat tapi bukan karena manis Kuningan saja, juga karena liburan dan moment tahun baru” ujarnya. Disampaikan rata-rata sehari bisa ada 1.000 orang yang berkunjung. “Ya ada sekitar 1.000 orang, tapi yang tidak bayar karcis juga banyak” ujarnya sambil tersenyum. Tokoh Puri Karangasem itu menyampaikan kebijakan pengelola menggratiskan warga lokal yaitu warga dari wilayah Abang, Ababi, Temega dan sekitarnya. “Kalau warga lokal dari wilayah Abang, Ababi, Temega dan sekitarnya tidak usa bayar, itu kebijakan pengelola di sini” ungkapnya. Sementara wisatawan domestik dikenakan biaya karcis masuk Rp.5 ribu rupiah sementara untuk wisatawan asing dikenakan biaya Rp.10 ribu rupiah. *

10 Tahun Jalan Tak Kunjung Diaspal, Warga Lakukan Rabat Beton Secara Swadaya

AMLAPURA – Jenuh menunggu selama sepuluh tahun jalan tidak kunjung diaspal, Warga Banjar Bau Kauh dan Banjar Bau Kawan, Desa Nawa Kerti, Kecamatan Abang Karangasem geram. Warga jengah menunggu janji-janji pejabat yang tak terbukti untuk mengaspal jalan sejauh 4,5 Km yang melingkar melintasi wilayahnya yang kini kondisinya rusak parah.  Kondisi jalan yang berbatu karena hanya digeladag membuat warga kesulitan melewati jalan tersebut. Tidak hanya membuat kendaraan menjadi cepat rusak, namun kondisi jalan yang rusak membuat warga sering terjatuh melintasi jalan. 
Oleh karena itu, warga memutuskan mengumpulkan dana secara swadaya untuk melakukan perabatan jalan dengan beton. “Kondisi jalan ini sudah 10 tahun hanya dibiarkan rusak seperti ini, hanya dijanjikan saja akan diaspal, warga kemudian memutuskan secara swadaya menyumbang untuk melakukan rabat beton” Ujar Perbekel Nawa Kerti, I Nyoman Karta Sugiantara saat ditemui ketika gotong royong bersama puluhan warga melakukan perabatan jalan dengan beton, Minggu (28/12) kemarin. Karena dana yang dimiliki warga juga masih terbatas maka rabat beton yang dilakukan hanya 1 meter atau ¼ dari jalan yaitu seukuran sepeda motor.
       Karta menyampaikan bahwa warga Banjar Bau yang sudah jenuh menunggu pengaspalan mengambil langkah jangka pendek untuk melakukan pengerasan jalan dengan beton karena kondisi jalan saat ini yang hanya digeladag kondisinya rusak parah. “Warga kesulitan untuk lewat karena jalan rusak, selain motor jadi cepat rusak juga warga sering jatuh” ujar mantan kepala dusun Banjar Bau Kangin tersebut. Pihaknya menyampaikan bahwa sebenarnya jalan tersebut sudah setiap tahun disusulkan untuk diaspal namun tetap juga tidak terealisasi. Pihaknya menyampaikan sudah menghadap ke dinas PU untuk mengajukan proposal namun belum pula mendapatkan respon. “Saya sudah mengajukan proposal ke PU agar segera dapat program pengaspalan tapi belum dapat respon” akunya. 
         Selain itu, pihaknya menyampaikan bahwa pengaspalan jalan yang juga tembus ke Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem tersebut mendapatkan rengking satu di musrembang Kecamatan Abang. “Rencana pengaspalan jalan ini sudah mendapatkan rengking satu di musrembang kecamatan abang, saya harap segera bisa diaspal” ungkapnya. Oleh karena itu, pihaknya mengaharapkan agar tahun 2015 jalan tersebut bisa segera diaspal sehingga sekitar 1.000 warga yang menggunakan akses jalan tersebut bisa lancar dilalui sehingga akan meningkatkan geliat ekonomi dan kesejahteraan warga.
        Sementara itu, Kadis PU Karangasem, I Nyoman Sutirtayasa saat dikonfirmasi Minggu (28/12) kemarin menyampaikan bahwa di Kabupaten Karangasem masih ada ratusan jalan yang mengantre perlu diaspal. Pihaknya menyampaikan bahwa jalan desa yaitu jalan yang menghubungkan antar dusun memang bukan menjadi prioritas didahulukan untuk diaspal. “Kalau satatus jalan tersebut jalan desa yang menghubungkan antar dusun memang harus mengunggu karena prioritas pengaspalan adalah jalan Kecamatan dan Jalan Kabupaten” ujarnya. Di sisi lain, pihaknya mengaparesiasi kemauan masyarakat untuk melakaukan kegiatan swadaya membuat atau memperbaiki akses jalan. “Kami tentu sangat apresiasi kepada warga kalau mau secara gotong royong dan swadaya melakukan perbaikan jalan” ungkapnya. Disampaikan bahwa ada ratusan jalan yang mengantre untuk diaspal sementara anggran dari APBD untuk pembuatan dan pengaspalan jalan tidak besar. “Kami di PU masih banyak akses jalan yang perlu diaspal, jadi kami lakukan skala prioritas” ujarnya. * 

Melukat Saat Kuningan Di Pantai Jasri, Putu Nik Sumarjana Tewas Terseret Arus

AMLAPURA – Hari raya Kuningan yang jatuh pada Saniscara Kliwon biasanya diisi oleh sebagian orang untuk melukat ke pantai atau ke tempat pelukatan. Lazimnya setelah selesai melakukan persembahyangan di pura-pura pemaksan di masing-masing desa, warga kemudian menuju pantai menyucikan diri dari mala atau kekotoran yang menghinggapi tubuh agar dilarung ke dalam laut. Hal itu juga dilakukan oleh I Putu Nik Sumarjana (16) warga asal Dusun Abian Soan, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang melukat di Pantai Jasri, Desa Jasri, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Sabtu (27/12) kemarin. Namun sayang pelukatan yaang bertujuan menghilangankan “kekotoran” itu malah berujung pada mala petaka. Sebab ketika sedang berengang di Pantai Jasri, siswa kelas 10 di SMKN 1 Amlapura tersebut meninggal dunia karena tenggelam dan terseret arus laut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, awalnya korban bersama dua orang temannya yaitu I Kadek Wilas Tantra (16) dan I Ketut Abiantara (14) berencana untuk pergi melukat setelah melakukan persembahyangan di rumah masing-masing. Sekitar pukul 11:00 mereka bertiga berangkat dengan dua sepeda motor ke Pantai Jasri. Awalnya sebenarnya mereka berencana untuk pergi ke pantai pasir putih yang ada di desa Bugbug Karangasem, namun atas permintaan korban mereka bertiga pun lalu ke pantai Jasri. “Awalnya kami berencana ke pantai pasir putih, namun Nik (korban) memutuskan agar melukat di pantai jasri” Ujar Kadek Wilas Tantra saat ditemui di RSUD Karangasem.
             Bedasarkan penuturan Wilas, sesampainya di lokasi mereka awalnya jalan-jalan sebentar lalu memutuskan untuk mandi. Sebenarnya Wilas dan Abiantara enggan untuk mandi di laut karena saat itu ombaknya cukup besar. Namun karena ajakan dari korban yang bergitu tinggi maka, mereka berdua ikut melepas pakaian adat dan mandi di tengah laut. Disampaikan oleh Wilas korban mengajaknya untuk mandi ke tengah laut.  Namun karena tidak terlalu bisa berenang , ia menolak tawaran korban. “Saya diajak berenang ke tengah tapi saya tidak mau karena saya tidak begitu bisa berenang” ujarnya mengingat-ingat awal kejadian maut tersebut. Kendati demikian, korban terus saja berenang ke tengah laut, sementara Wilas dan Abiantara hanya berenang di pingir-pinggir. Naas pun menimpa korban karena arus gelombang terlalu besar sehingga menghempaskan tubuh korban. Korban diduga mengalami benturan dengan batu karang sehingga kehilangan tenanga untuk kembali ke daratan. Terbukti wajah korban mengalami memar dan dari hidung serta mulut korban mengeluarkan darah. Selanjutnya tubuh korban tenggelam dan terus tergerus ke tengah laut akibat arus gelombang yang cukup besar.  
Mendapati temannya sudah menghilang digulung gelombang, Wilas Tantra dan Abiantara panik. Mereka berdua cepat-cepat menyampaikan kejadian tersebut kepada warga sekitar yang juga sedang mandi di pantai tersebut. Namun warga yang melakukan pencarian tidak menemukan tubuh korban samapai akhirnya memanggil bantuan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem.
    Kepala BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa menyampaikan bahwa pihaknya mendapatkan laporan warga sekitar pukul 13:00 Wita bahwa ada korban terseret arus laut di pantai Jasri. Mendapati laporan tersebut pihaknya mengaku langsung menerjunkan 15 orang personil dari ESR maupun unit Balawista BPBD. “Setelah kami lakukan pencarian sekitar 45 menit bersama warga dan tim dari kepolisian kemudian kami temukan ada sososok mayat yang mengapung di tengah laut” ujarnya. Setelah dicek ternyata mayat yang ditemukan adalah korban kemudian pihaknya membawa mayat korban ke RSUD Karangsem untuk mendaptkan pemeriksaan. “Setelah kita evakuasi korban dari tengah laut lalu kami bawa ke RSUD Karangasem untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut” ujarnya.
             Tim dokter RSUD Karangasem yang memeriksa korban, yaitu dr. Ari Sujati menyampaikan bahwa ketika sampai di UGD korban sudah dalam keadaan meninggal.  Korban banyak kemasukan air pada bagian saluran pernapasan. Selain itu disampaikan pada hidung dan mulut korban terus mengeluarkan darah diduga akibat benturan sebelum korban meninggal.
         Sementara keluarga korban merapati sedih keluarganya telah meninggal. Ayah korban yaitu I Wayan Sujana tidak bisa menutupi kesedihannya lantaran anak pertamanya itu berpulang lebih awal. Kesedihan yang mendalam juga terpancar pada wajah Ibu korban yaitu Ni Wayan Mariani. Mariani terus saja menagis sedih seakan tidak percaya kalau satu-satunya putra dari 4 anaknya itu telah tiada untuk selama-lamanya. Pihak keluarga mengaku masih berunding untuk mencari hari pemakaman korban karena saat ini masih dalam rangkaian hari raya Kuningan. *


Sabtu, 27 Desember 2014

Pengoplos Elpiji Asal Gegelang Ditangkap Polisi

AMLAPURA – Unit Sat Reskrim Polres Karangasem berhasil mengamankan seorang pelaku yang menjalankan usaha pengoplosan elpiji dari tabung 3 Kg ke tabung 12 kg. Pelaku yang sekaligus pemilik tempat oplosan adalah I Ketut Rarud warga asal Dusun Pakel, Desa Gegelang, Kecamatan Manggis, Karangasem. Rarud tidak bisa berkutik ketika polisi menggerebeg gudang tempat operasinya, Kamis (25/12) malam. 
Dalam operasi yang dilakukan sekitar pukul 18:30 Wita itu, polisi berhasil mengamankan barang bukti yaitu 1 buah tabung gas elpiji ukuran 12 Kg dalam keadaan kosong, 10 buah tabung gas elpiji ukuran 12 Kg dalam keadaan terisi, 26 buah tabung gas elpiji ukuran 3 Kg dalam keadaan berisi, 74 buah tabung gas elpiji ukuran 3 Kg dalam keadaan kosong, 10 buah plastik bening (pembungkus es batu), 5 buah alat pemindah/pengoplos gas terbuat dari besi, dan 1 unit mobil pick up suzuki carry warna hitam DK 9673 KJ yang digunakan pelaku untuk mendistribusikan hasil oplosannya.
        Kasat Reskrim Polres Karangasem, AKP Dewa Putu Gede Anom Danuwijaya menyampaikan bahwa pelaku adalah target yang sudah lama diincar polisi. Disampaikan pelaku melancarkan aksinya dengan mencari keuntungan dari selisih harga tabung 3 kg ke tabung 12 Kg. Pelaku menuangkan 4 tabung 3 kg kedalam satu tabung 12 kg dengan biaya sekitar Rp.80 ribu. Sementara ketika dijual dalam ukuran tabung 12 Kg seharga Rp.95 ribu – 100 ribu rupiah ke para pedagang langganannya. “Pelaku kami jerat dengan pasal 53 dan 55 UU nomor 22 tahun 2011 tentang tata niaga dan angkutan migas dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara” ujarnya. *

Bunting 5 Bulan dan Minta Dinikahi, Janda Dianiaya Kekasihnya

AMLAPURA – Menjalani cinta terlarang memang susah. Seperti halnya nasib cinta yang dialami oleh Ni Ketut Sudiarini (31) karena menjalani cinta terlarang dengan suami orang lain. Janda yang beralamat tinggal di Banjar Bale Punduk, Desa Tegalinggah, Karangasem tersebut harus menahan sakit karena dianiaya oleh kekasihnya, I Komang Pastrawan (34) warga Banjar Mumbul, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Rabu (24/12) lalu. Sudiarini mengaku mengalami penganiayaan berupa pipinya ditampar dan bibirnya ditonjok oleh Pastrawan laki-laki yang dicintainya namun sudah beristri. Pastrawan yang bekerja sebagai seorang sopir tersebut rupanya geram lantaran Sudiarini mengaku hamil 5 bulan dan minta untuk dinikahi.
Pastrawan marah bukan tanpa alasan sebab rupanya kekasih gelap dari Sudiarini tersebut sudah memiliki istri bernama Ni Kadek Suastini (30). Namun uniknya, selama 6 bulan antara Pastrawan, Suastini dan Sudiarini sudah tinggal serumah. Seakan membiarkan perselingkuhan terjadi sehingga Sudiarini sampai bunting 5 bulan akibat mengandung anak Pastrawan. Selama ini, hubungan tanpa status yang dilakoni Sudiarini aman-aman saja sebelum dirinya mengaku bunting. Dirinya mengaku kalau kebuntingannya akibat hubungan dengan Pastrawan dan minta pertanggungjawaban. Sudiarini takut karena kehamilannya semakin tua sementara statusnya masih tidak jelas tinggal di rumah kekasihnya itu.
        Namun malang ketika Rabu (24/12) sekitar pukul 06:30 pagi dirinya meminta pertanggungjawaban untuk dinikahi karena sudah hamil 5 bulan. Permintaanya itu malah membuat Pastrawan murka. Kemurkaan  lelaki itu dilampyaskan dengan menampar, memukul, menjambak dan mengusir korban dari rumahnya. Tidak itu saja, Suastini yang selama ini seakan seperti madunya juga ikut-ikutan garang. Istri sah dari Pastrawan itu ikut menganiaya Sudiarini dengan menjambak dan mendorongnya hingga terjatuh. Tidak terima dengan perlakukan kedua pelaku, pihaknya kemudian melapor ke Polres Karangsem. Kasus tersebut kini masih dalam peyidikan di Polres Karangasem. *

SDN 3 Pertima Disatroni Pencuri, Laptop dan Camera Lenyap

AMLAPURA – Libur sekolah ternyata bukan hanya menjadi surga bagi para siswa dan guru dalam menikmati hari santai bebas sekolah. Namun ternyata suasana libur dimanfaatkan oleh maling untuk melancarkan aksinya. Pasalnya baru satu minggu liburan ternyata sudah ada sekolah yang kemalingan. Seperti kehilangan yang terjadi di SDN 3 Pertima, Dusun Timbrah Beji, Desa Pertima, Karangasem, Rabu (24/12) lalu. Di sekolah ini pencuri berhasil membawa kabur Laptop, Kamera DSLR, dan sebuah tabung gas LPG isi 3kg. Kerugian akibat pencurian itu ditaksir senilai Rp. 15.045.000.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, adanya kehilangan di SD 3 Pertima diketahui pertama kali oleh Ni Ketut Sari S.Pd, M.Si yang merupakan kepala sekolah di SD tersebut. Sari yang merupakan warga asal Banjar dinas Kecicang Bali, Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem tersebut sedang ke sekolah untuk mengambil beberapa document untuk melengkapi laporan yang akan dibuatnya sebagai kepala sekolah, Rabu (24/12) lalu sekitar pukul 08;00 Wita. Sari terjkejut ketika baru mau masuk ruangannya ternyata pintu terkunci dari dalam. 
       Heran terhadap hal itu, pihaknya kemudian memanggil  penjaga harian sekolah Ni Ketut Sariasih, S.Pd untuk melakukan pengecekan bersama. Ternyata setelah dicek diketahui salah satu jendela untuk menuju ruang kepala sekolah ternyata terbuka. Pihaknya pun memutuskan masuk melalui jendela yang terbuka tersebut untuk dapat masuk ke dalam ruangan kepala sekolah. Lacur, setelah dicek ternyata almari tempat penyimpanan barang di ruangan tersebut sudah dalam keadaan dicongkel. Setelah dicek ternyata sebuah laptop merek acer dan sebuah camera DSLR merek Canon tidak ada ditempatnya. Tabung gas LPG ukuran 3 kg yang ada di ruang guru juga raib dibawa kabur sang pencuri. Atas kehilangan barang-barang tersebut, pihak sekolah ditaksir mengalami kerugian Rp. 15.045.000. Mendapati kejadian tersebut Sari mewakili pihak sekolah kemudian melapor ke Polsek Kota Amlapura.
       Kapolsek Kota, Kompol IB Nyoman Budiasa menyampaikan pihaknya telah melakukan olah TKP di lokasi untuk mencari tanda-tanda pelaku pencurian di SD 3 Pertima tersebut. “Pelaku melakukan pencurian dengan modus mencongkel jendela dan almari kemudian kabur membawa laptop, camera dan tabung gas” ujar Kapolsek ketika dikonfirmasi Kamis (25/12) kemarin. Sampai saat ini pinhaknya mengaku masih melakukan penyelidikan untuk memburu sang pencuri. “Pelakunya masih lidik” pungkasnya. *

Selasa, 23 Desember 2014

Tinggi, Angka Kematian Ibu Saat Melahirkan Di Karangasem

AMLAPURA – Ada hal yang menarik yang perlu dicermati dari perayaan hari ibu yang dilakukan pada Senin (22/12) lalu. Di balik perayaan yang didedikasikan untuk menghormati jasa dan pengorbanan dari kaum ibu tersebut, ternyata tersimpan PR besar yang harus diperhatikan kaum ibu. Apa yang menjadi perhatian dari kaum ibu adalah masih tingginya angka kematian ibu saat melahirkan yang mengancam jiwanya. Salah satu daerah dimana terjadi tingkat kasus kematian ibu saat melahirkan yang tinggi ternyata ada di Kabupaten Karangasem. “Angka kematian ibu saat melahirkan masih tinggi di Karangasem, untuk tahun 2014 ini tercatat ada 16 kasus kematian ibu saat melahirkan” ujar Ni Wayan Ekawati selaku ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Karangasem saat dikonfirmasi Selasa (23/12) kemarin. 
Berdasarkan data yang dimilikinya tersebut ternyata menempatkan Kabupaten Karangasem sebagai kabupaten yang memiliki angka kematian ibu melahirkan tertinggi di Bali. “Jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya, Karangasem memiliki angka kematian ibu melahirkan tertinggi” ujarnya. Selain itu, bidan delima yang bertugas di Puskesmas Rendang tersebut menyampaikan bahwa tahun 2014 kematian ibu melahirkan meningkat dari tahun sebelumnya dimana tahun 2013 ada 9 kasus kematian ibu melahirkan. “Untuk tahun ini (2014) meningkat menjadi 16 orang” ujarnya.
     Pihaknya menyampaikan bahwa kematian ibu saat melahirkan memang dipengaruhi banyak factor, diantaranya adalah karena usia ibu yang hamil terlalu muda, kurang pengetahuan sang ibu terhadap masalah kehamilan, kurang melakukan cek dan kontol kehamilan, dan akibat sang ibu punya penyakit lain yang berbahaya ketika persalinan. Disampaikan bahwa dari 16 orang Ibu yang meninggal tersebut ternyata 50% diantaranya adalah usia produktif   dibawah 20 tahun. Selain itu, dari data yang dimilikinya tersebut ternyata 90% ibu yang meninggal adalah ibu yang melahirkan bayi pertama.
      Ekawati menyampaikan apa yang menjadi kendala saat ini adalah masih kecilnya edukasi terhadap ibu-ibu hamil. Terutama di desa-desa para ibu-ibu enggan untuk ke puskesmas atau posiandu memeriksakan atau menggontrol kehamilannya karena berbagai alasan mulai karena bekerja mencari nafkah keluarga atau kematangan mental sang ibu yang belum siap karena menikah di usia yang sangat dini. “Kedepan edukasi perlu diberikan kepada masyarakat terkait msalah ibu hamil” Ujarnya. Disampaikan bahwa saat ini sosialisasi sudah ada cuman intensitasnya kurang mengingat tenaga bidan dan penyuluh kehamilan di puskesmas masih terbatas selain karena masyarakat desa yang enggan untuk berkonsultasi tentang kehamilannya. *

Karangasem Siaga Lakukan Pengamanan Perayaan Natal dan Tahun Baru

AMLAPURA – Jajaran Polres Karangasem bersama pemerintah kabupaten karangasem menetapkan status siaga untuk mengamankan perayaan natal dan tahun baru 2015. Kesiagaan tersebut ditandai dengan upacara apel bendera yang dilaksanakan oleh jajaran Polres Karangasem bersama pemerintah pemkab Karangasem di Lapangan Polres Karangasem, Selasa (23/12) kemarin. Apel bendera yang ditandai penyematan pita kepada perwakilan anggota Polisi, Sat Pol PP, dan TNI yang dilakukan oleh Wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerana tersebut menandakan bahwa operasi pemangamanan perayaan natal dan tahun baru yang disebut dengan operasi Lilin Agung 2014 tersebut mulai diberlakukan di Karangasem.
Wabup Sukerana yang bertindak selaku inspektur upacara dalam apel tersebut menyampaikan bahwa perayaan natal dan tahun baru yang jatuh pada 25 Desember 2014 dan pada 1 Januari 2015 mendatang perlu mendapatkan perhatian serius dalam hal pengamanan. Sebab menurutnya dua perayaan besar tersebut sangat rentan terjadi tindakan-tindakan berbau kriminal yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. “Momen hari natal yang menjadi hari raya besar umat Kristen itu harus diamankan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada umat Kristen di Karangasem” ujarnya. Pihaknya berharap masyarakat karangasem tetap menjaga toleransi beragama sehingga tetap tercipta situasi yang kondusif, aman, dan damai.  
     Sementara kaitannya dengan perayaan tahun baru, Wabup mengharapkan kepada masyarakat untuk merayakan hari raya Tahun Baru 2015 dengan cara-cara yang positif. Pihaknya tidak ingin masyarakat mengisi tahun baru dengan melakukan minum-minuman keras, menyetel musik keras-keras sehingga mengganggu warga, atau membakar kembang api yang berlebihan. Mantan ketua Koni Karangsem tersebut mengharapkan masyarakat bertindak tertib dan senantiasa menjaga menjaga keamanan dan kenyamanan di lingkungannnya. Sukerana menekankan kondusifitas Karangasem patut dijaga bukan hanya oleh polisi  dan petugas terkait namun juga merupakan tanggungjawab bersama dengan masyarakat. “Saya himbau kepada masyarakat mari bersama-sama dengan pihak keamanan untuk tetap menjaga situasi yang kondusif menjelang natal dan tahun baru 2015 ini” pintanya. Pihaknya mengharapkan pada masyarakat untuk jangan terlalu over dalam merayakan atau mnyambut perayaan tahun baru dengan minum-minuman keras sampai mabuk atau menyalakan mercon dan kembang api berlebihan. Pihaknya menyampaikan natal dan tahun baru mesti disambut dengan ketulusan dan kesederhanaan tanpa mengurangi esensi perayaan agama dan esensi perayaan pergantian tahun.
    Sementara itu, Kabag OPS Polres Karangasem AKP Tony Sugandri menyampaikan bahwa pihak polres Karangsem akan menerjunkan 365 personil untuk mengantisifasi dan mengamankan perayaan natal dan tahun baru 2015. “Kita di kepolisian akan menerjunkan 365 personil untuk mengamankan perayaan natal dan tahun baru di Karangasem” ujarnya. Disampaikan dalam operasi lilin kali ini pihaknya mengaku telah membangun dua posko pengamanan yaitu satu da di Tugu Pahlawan Amlapura dan satu lagi ada di Padangbai. Disampaikan bahwa posko tersebut senantiasa stanbay selama 24 jam. “Operasi lilin ini dilakukan selama 9 hari yaitu mulai 24 Desember 2014 sampai 2 Januari 2015” ujarnya. Pihaknya menyampaikan bahwa dalam bertugas juga dibantu oleh instansi terkait yaitu Sat Pol PP, TNI, dan jajaran pemerintahan Kabupaten Karangasem yang membidangi masalah keamanan. * 

Tabrakan Adu Jangkrik, Dua Orang Tewas Di Jembatan Tukad Jangga

AMLAPURA – Kecelakaan maut terjadi di Jembatan Tukad Jangga, Jalan Jendral Sudirman Amlapura, Selasa (23/12) kemarin. Kecelakaan adu jangkrik yang terjadi pada pagi hari sekitar pukul 07:20 Wita di jembatan yang sedikit angker tersebut menewaskan dua orang pengedara motor yaitu Syahroni (40) warga asal dusun Saren Jawa, Desa Budakeling,  Kecamatan Bebandem dan Cokorde Istri Ratna Dewi (43) yang beralamat tinggal di gang Sandat, Jalan Sudirman, Kelurahan Subagan, Karangasem. Kedua korban kecelakaan langsung meninggal dunia di tempat kejadian. Korban diduga meniggal dunia akibat luka yang berat pada bagian kepala karena benturan yang keras.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kecelakaan terjadi bermula ketika Syahroni yang merupakan PNS di Kantor Urusan Agama (KUA) Karangsem tersebut melaju dari arah Subagan menuju Kota Amlapura dengan kecepatan tinggi. Syahroni menggeber motor Yamaha Vixcon DK 5485 SN miliknya dengan kecepatan tinggi karena akan menjadi penghulu dalam acara akat nikah di jalan Gajah Mada Amlapura. Namun dalam kecepatan yang tinggi tersebut dirinya menyerempet pengendara motor yamaha Yupiter Z  yang  di kendarai oleh I Kadek Mertadana (22) warga asal Dusun Tiingan, Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Akibat diserempet oleh Syahroni, motor DK 5938 SM yang dikemudikan oleh Mertadana terjatuh di sisi kiri jembatan. Namun Syahroni yang mengalami oleng tidak bisa mengendalikan motornya malah mengambil hauan kearah kanan.  Dari arah berlawanan saat itu datanglah pengedara motor vario DK 3567 SL yang dikendarai oleh Cok Istri Ratna Dewi, seorang pegawai Bank BPD Karangasem yang baru saja datang dari berbelanja di pasar Amlapura Timur. Naas, akibat tabrakan keras dari arah yang berlawanan tersebut mengakibatkan kedua korban tewas di tempat.
         Kendati sudah diketahui dalam keadaan meninggal, Polisi yang ada di lokasi tetap pula membawa para korban ke RSUD Karangsem. Di RSUD Karangasem pengendara yagn selamat yaitu I Kadek Mertadana mendapatkan perawatan karena mengalami luka memar di bagian tangan dan wajahnya akibat terjatuh. Sementara mayat para korban meninggal akan dikembalikan kepada pihak keluarga untuk dilakukan upacara penguburan sesuai dengan agama masing-masing.
    Sementara dari pihak kepolisian sendiri menyampaikan bahwa kasus keselakaan yang memakan dua korban tewas tersebut terjadi akibat kelalaian pengendara sepeda motor Yamaha Vixcon. “Kecelakaan terjadi akibat kelalaian pengendara motor Yamaha Vixcon” Ujar Kasat Lantas Polres Karangasem, AKP I Made Suadyana saat dikonfirmasi, Selasa (23/12) kemarin. Kendati demikian, pihaknya menyampaikan bahwa masih akan melakukan pemeriksaan guna mengetahui unsur-unsur lain penyebab kecelakaan yang terjadi di Tukad Janga tersebut. “Kita masih akan melakukan periksa terhadap sejumlah saksi untuk proses selanjutnya” pungkasnya. *

Penampilan Sekea Genjek Munti Gunung Memukau Ibu-ibu

AMLAPURA – Ada penampilan yang menarik dalam acara resepsi HUT Hari Ibu yang ke-86 yang diselenggarakan pemerintah kabupaten Karangasem, Senin (22/12) kemarin. Dalam acara yang digelar di gedung wantilan DPRD Karangasem tersebut diisi atraksi kelompok (sekea) genjek anak-anak dari dusun Munti Gunung, Desa Tiayar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem. Anak-anak yang masih berusia 10-12 tahun tersebut dengan apik melantunkan tembang genjek yang dikolaborasikan melalui suara-suara padu berirama dari 17 pesertanya. 
Kendati berasal dari daerah terpencil, namun penampilan anak-anak desa Munti tersebut tidak ada yang terlihat canggung atau demam panggung. Tak pelak atraksi genjek cilik tersebut berhasil memukau ratusan penonton yang hadir, termasuk Istri dari Bupati Karangasem, Ibu Sujiani Geredeg. Bahkan Ibu Sujiani Gerede ikut larut dalam lantunan lagu sekea genjek dengan ikut ngibing dalam acara tersebut. Sujiani secara spontan lalu melakukan apresiasi dengan memberikan penghargaan berupa uang tunai kepada penari genjek yang menurutnya sangat bagus dan menghibur penonoton. “Saya rasa genjek ini patut dilestarikan sebagai sebuah tradisi dan budaya warisan leluhur” Ujar Sujiani Geredeg saat ditemui seusai acara.
        Di sisi lain, pembina dari Sekea Genjek anak-anak Munti Gunung yaitu I Wayan Mudung menyampaikan bahwa penampilan sekea genjek anak-anak Munti Gunung dalam acara HUT Hari Ibu tidak terlepas dari peranan Nyonya Sumawati Sukerana. Sebab Sumawati Sukerana yang berperan aktif dalam rumah pintar Munti Gunung mendapatkan laporan bahwa sekea genjek anak-anak Munti Gunung berhasil meraih juara satu dalam lomba genjek tingkat kecamatan Kubu dalam acara HUT PGRI lalu. “Sebelumnya kami mendapatkan juara satu dalam lomba genjek di Kecamatan Kubu, makanya kami diundang tampil di sini oleh Bu Wakil (Sumawati Sukerana)” Ujarnya. Wayan Mudung yang juga sebagai guru di SDN 6 Tiayar Barat tersebut menyampaikan bahwa tertarik untuk mengembangkan genjek karena merupakan tradisi dan budaya yang patut dipertahankan di masyarakat. “Ketika saya perkenalkan genjek pada anak-anak ternyata banyak yang suka, maka mereka langsung saya bina” akunya.
           Sementara itu menurut salah satu peserta sekea genjek, I Ketut Sari Wenten menyampaikan bahwa tidaklah sulit melakukan genjek. Siswa kelas 5 SD tersebut menyebutkan kalau genjek itu kuncinya adalah kerjasama dan kekompakan. “Genjek itu perlu kerjasama agar genjeknya terdengar bagus” ujarnya polos. Sari wenten menyampaikan bahwa dari 17 orang semuanya memiliki tugas yang berbeda yaitu satu orang tukang gending, satu orang tukang klempung, 3 orang tukang toreng,  dan sisanya tukang kopak. “Tukang kopak itu paling banyak karena setiap orang mengucapkan kopak berbeda-beda” ungkapnya. Sari Wenten mengaku dirinya dengan temannya tidaklah lama mempersiapkan genjek hingga tampil meraih juara di Kecamatan Kubu. ”Kami latihan satu bulan sudah bisa” ungkapnya.
       Dalam acara HUT hari Ibu kemarin sekea genjek anak-anak Munti Gunung menampilkan tiga tembang genjek yaitu genjek yang berjudul Katuladan, rahajeng aruh dan gending Hari Ibu. Dalam 30 menit penampilannya para penonton terlihat menikmati dan memberikan aplous yang meriah kepada sekea genjek cilik tersebut. *

Menghadapai Globalisasi, Kaum Ibu Harus Kreatif dan Produktif

AMLAPURA – Ibu adalah orang tua yang berjasa dalam sebuah keluarga.  Pengaruh seorang ibu bagi tumbung kembang anak tidaklah dapat difungkiri sebab mulai dari mengandung 9 bulan, melahirkan dan menyusui 15 bulan, sampai mengurus dan mebesarkan anak hingga dewasa tidak terlepas dari tanggungjawab ibu. Kendati begitu besar tangungungjawabnya dalam keluarga, namun di era globalisasi seperti sekarang Ibu masih pula dituntut agar kreatif dan produktif berkarya sehingga mampu menciptakan ekonomi keluarga yang kuat. “Selain ibu harus mampu mengurus keluarga juga dituntut agar mampu kreatif dan produktif berkarya sehingga menciptakan keluarga yang kuat dan sejahtera” Ujar ketua GOW (Gerakan Organisasi Wanita) Karangasem, Nyonya Sumawati Sukerana dalam acara acara HUT Hari Ibu yang ke-86, Senin (22/12) kemarin.
Dalam acara HUT Ibu yang diselenggarakan di Wantilan DPRD Karangasem tersebut Sumawati Sukerana menyampaikan bahwa seorang ibu sudah sepatutnya dihormati dan dihargai, bukan hanya dipandang sebagai bagian yang hanya bisa ngurus rumah tangga. Lebih jauh disampaikan, peran ibu zaman sekarang sangatlah besar, selain untuk menjaga keutuhan keluarga juga turut membantu ekonomi keluarga dengan bekerja rutin atau bekerja sambilan. Bahkan tidak jarang juga bahwa Ibu yang menjadi tulang punggung keluarga, sementara suaminya (si bapak) yang tidak bekerja. “Ibu-ibu itu harus proaktif dalam menjalani pekerjaan tanpa mengabaikan kewajibannya sebagai seorang istri dan seorang ibu dalam mengurus rumah tangga” imbuhnya.  Istri dari Wabup Sukerana tersebut menyampaikan dengan semangat Hari Ibu semoga para ibu di Karangasem bisa menjadi pendamping suami yang baik dalam mengurus anak serta berkarir menjalani profesi untuk membantu ekonomi keluarga. “Kaum ibu jangan hanya menjalanjalani pekerjaan rumah tangga namun juga ikut berkarya atau bekerja sambilan sehingga mengangkat ekonomi keluarga dan membebaskan masyarakat dari belenggu kemiskinan” sarannya.
            Di sisi lain, Wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerana dalam sambutannya menyoroti peran ibu agar lebih dimaksimalkan dalam mengontrol tingkah laku anak, sebab apabila anak kurang perhatian dari Ibu karena terlalu sibuk dengan pekerjaan maka anak bisa jadi kebablasan dalam bergaul. Namun Wabup Sukerana juga menyampaikan bahwa mengurus anak itu bukan hanya tanggung jawab Ibu sebab bapak juga harus turut andil dalam mengurus dan memperhatikan anak sehingga tidak salah jalan yang dapat merusak masa depannya. “Ibu dan Bapak itu memang harus selalu bersatu dan bekerjasama mengurus rumah tangga untuk menciptakan keluarga yang sehat, bahagia, dan sejahtera” ungkapnya.
            Sukerana mengharapakan agar ibu jangan hanya mengurus rumah tangga saja tapi juga ikut membantu ekonomi keluarga terutama dalam hal peningkatan kesejahteraan keluarga dengan bekerja sambilan atau menciptakan usaha rumah tangga. Sebab, kadang ekonomi keluarga yang hanya dibebankan kepada sang bapak saja akan kualahan dan kurang sehingga keluarga tersebut menjadi miskin dan kekurangan. “Ibu-ibu sekarang harus kreatif dan berkarya untuk meningkatkan penghasilan keluarga” sarannya. *

Jelang Nataru Miras Diamankan Polisi

AMLAPURA – Jajaran kepolisian di Karangasem kini seakan berlomba-loma untuk menangkap pelaku peredaran miras. Setelah sebelumnya polsek Abang berhasil mengamankan 420 liter arak, kini giliran polsek Kota dan Polsek Bebandem yang sukses melaksanakan operasi Cipkon mengantisifasi peredaran miras menjelang tahun baru di wilayahya. 
Terbukti pada Senin (22/12) kemarin polsek kota berhasil mengamankan miras tanpa SIUP-MB di Cape Temple Candi Dasa.  Di Cafe milik Gusti Ayu Nyoman Sukendri (49) warga Banjar Dinas Tengah, Desa Nyuh Tebel, Kecamatan Manggis, Karangasem tersebut disita miras berupa 9 botol miras merk Wines Hatten, 1 botol mansion house, 1 botol Red Label, 1 botol arak bali merk cap beras ketan cap Pura. “Miras tersebut diamankan karena yang bersangkutan melanggar perda Provinsi Bali nomor 5 tahun 2012 tentang pengendalian peredaran minuman beralkohol” Ujar Kapolsek Kota, Kompol Ida Bagus  Nyoman Budiasa.
      Sementara itu, Kapolsek Bebandem, AKP Gede Juli juga menyampaikan jajarannya berhasil mengamankan miras di wilkum Bebandem. Pihaknya berhasil mengamankan miras jenis Arak sebanyak 27 liter dalam jerigen warna putih ukuran 30 liter. Arak tersebut diperolehnya seorang dagang bernama Ni Komang Maras (80) asal Dusun Dangin Seme, Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Senin (22/12) kemarin. Pihaknya menyampaikan bahwa pelaku akan diproses secara tipiring di pengadilan negeri Amlapura beberapa minggu kedepan. *

Gedung RSUD dan DPRD Karangasem Disidak Tim KTR

AMLAPURA – Gerak langkah pemerintah dalam menindaklanjuti tentang perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR) patut diancungi jempol. Pasalnya tim gabungan yang berasal dari provinsi Bali dan Tim Yustisi Karangsem melakukan sidak KTR di RSUD Karangasem dan Gedung DPRD Karangasem, Senin (22/12) kemarin. “Kami sengaja memilih RSUD dan DPRD karena dua tempat ini menjadi basis contoh pelaksanaan KTR bagi masyarakat” Ujar Ketut Arnawa selaku ketua tim Penegakan dan Penertiban KTR dari provinsi Bali. Ketut Arnawa yang menjabat kepala Seksi Trantib Satpol PP Bali tersebut menegaskan bahwa RSUD menjadi tempat untuk mencari kesehatan maka harus bebas dari rokok. “RSUD itu tempat mencari kesehatan masak di rumah sakit malah merokok” ujarnya. Sementara itu ditanya alasan mengapa menyasar gedung DPRD karena di DPR sebagai tempat yang membuat undang-undang KTR maka sudah sepantasnya menjadi yang terdepan untuk melaksanakan perda KTR tersebut. “DPR kan yang buat undang-undangnya jadi beliau yang harus melaksanakn terlebih dahulu” ungkapnya.
Dari sidak tim PPKTR di RSUD Karangasem ternyata ditemukan 3 orang yang kedapatan sedang meroko. Ketiga orang tersebut langsung ditegur dan diberikan surat peringatan oleh tim. “Kami hanya memberikan teguran dan surat peringatan dulu agar agar bersangkutan tidak merokok di areal rumah sakit” ungkapnya. Pihkanya menyangkan bahwa di RSUD sangat minim sekali pemberitahuan larangan merokok yang menjadi salah satu indikasi masih kurangnya sosialisasi larangan merokok di RSUD Karangsem. “Saya amati tanda larangan merokok sangat sedikit di RSUD Karagasem” kritiknya.
       Sementara dari hasil sidak di Gedung DPRD Karangasem tim berhasil menemukan satu bungkus rokok kosong yang ada di Toilet dan sebuah asbak yang ada di ruang wakil Ketua III DPRD Karangasem. “Di gedung DPRD Karangasem kami hanya menemukan satu bungkus rokok kosong di toilet dan satu asbak di ruang wakil ketua III” ujarnya. Dalam sidak di DPRD tidak ditemani anggota DPR karena seluruh anggota DPRD Karangasem sedang kunjungan keluar daerah. Oleh karena itu, pihaknya berpesan kepada secretariat Dewan untuk mengintruksikan bahwa di dalam ruangan gedung DPRD tidak boleh ada yang merokok karena sangat berbahaya bagi kesehatan. Pihaknya mengharapkan anggota Dewan ataupun staf secretariat DPRD agar merokok di ruang yang telah disediakan. “Di DPRD ini kan sudah disediakan ruang khusus merokok jadi boleh merokok di sana saja” ujarnya.
      Menanggapi adanya kekurangan stiker yang berisi larangan merokok di RSUD Karangasem pihak dinkes berkelit. I Nyoman Sudiatmika selaku wakil dinkes Karangasem menyampailkan bahwa sosialisasi dan penempelan stiker di RSUD dan beberapa instansi diakui masih kurang. Sudiatmika yang menjabat kepala seksi survalen dan penaggulangan wabah di dinkes Karangasem tersebut beralasan bahwa kurangnya stiker tersebut karena anggran yang terbatas. “Kami masih kurang dalam melakukan sosialisasi dan pencetakan stiker atau baliho larangan merokok karena keterbatasan anggaran” kilahnya. Pihaknya menyampaikan bahwa dari anggaran yang dialokasikan yang jumlahnya dibawah Rp.100 juta membuat apa yang dilakukan dinkes selama ini masih kurang maksimal. “Karena di Karangasem perdanya (Perada nomor 1 tahun 2013 tentang KTR) baru berjalan satu tahun jadi masih banyak yang berjalan kurang maksimal, kedepan akan kita tingkatkan lagi” ungkapnya. *

Jumat, 28 November 2014

Ribuan Massa Dampingi Made Sukerana Kembalikan Formulir

AMLAPURA – I Made Sukerana yang dielu-elukan akan menjadi calon kuat maju sebagai Bupati Karangasem 2015 benar-benar menunjukkan keseriusannya untuk menduduki posisi orang nomor satu di Bumi Lahar. Sebab setelah sebelumnya mengabil formulir pendaftaran calon bupati dari partai golkar diantar 168 tokoh masyarakat, Made Sukerana mengembalikan formulir tersebut diantar oleh ribuan massa. Setidaknya ada sekitar 2 ribu orang dari berbagai elemen masyarakat yang mendampingi Sukerana untuk mengembalikan formulir pendaftaran calon Bupati dari partai Golkar. Ini menjadi unjuk kekuatan dukungan yang ditunjukkan Sukerana untuk meraih rekomendasi dari partai berlambang beringin. Jumlah massa yang tumpah ruah tersebut melebihi target awal yang rencanananya akan melibatkan 1680 orang. “Sebenarnya ditarget diantar 1.680 orang tapi karena antusiasme masyarakat yang tinggi jadinya lebih banyak” Ujar Sukerana saat ditemui di DPC Golkar, Kamis (27/11) kemarin.
Proses pengembalian formulir sendiri dapat dibilang unik karena dimulai dengan longmark dari lapangan Candra Buana Karangasem. Massa awalnya berkumpul di lapangan Candra Buana dari pukul 08:00 wita. Massa yang jumalahnya ribuan tersebut bersama-sama Sukerana berjalan sejauh 500 meter melewati jalan Ngurah Rai Amlapura menuju kantor DPC Golkar Karangasem di depan lapangan tanah aron. Massa yang membawa berbagai spanduk dengan atribut Sukerana dan dibarengi 9 barung tetabuhan beleganjur membuat warga di sepanjang jalan yang dilewati heboh. Apalagi jalan yang dilalui oleh massa ditutup untuk beberapa menit yang sudah diamankan oleh polisi dan pecalang.
       Sukerana yang terlihat didampingi Istrinya dan beberapa tokoh partai dan puluhan perbekel tersebut tiba di kantor DPC Golkar sekitar pukul 09:30 Wita. Massa yang banyak dialihakan untuk ke lapangan tanah aron sementara Sukerana dan beberapa tokoh perwakilan langsung menuju ruang secretariat pendaftaran partai golkar. Pihaknya langsung diterma oleh I Nyoman Sudarsana yang menjabat sebagai ketua tim pendaftaran calon bupati Karangasem 2015 dari partai golkar. Setelah menerima formulir pihaknya langsung melakukan ferifikasi dokumen yang terdiri dari ijasah dan berbagai surat pernyataan tersebut.  “Setelah kami periksa kami nyatakan formulir pendaftaran yang diajukan oleh Pak Made Sukerana lengkap” Ujar Sudarsana yang disambut dengan riuh ratusan pendukung Sukerana yang ikut masuk merangsek ke aula DPC Golkar. Disampaikan bahwa pihaknya hanya menerima pendaftaran namun yang menentukan siapa yang direkomnendasi jadi calon Bupati adalah kewenangan DPD dan DPP partai Golkar.
       Di hadapan ribuan pendungkungnya Sukernana mengajak massa untuk berdoa semoga dirinya mendapatkan rekomendasi sehingga bisa dipilih menjadi calon bupati dari partai golkar. Pihaknya yakin golkar menggunakan cara dan mekanisme yang baik dalam memilih calon sehingga nantinya bisa kembali meminpin pemerintahan di Karangasem. “saya tahu partai golkar adalah partai yang besar, pastinya akan menggunakan cara dan mekanisme yang baik untuk mentukan calon bupait yang akan diusungnya” ujar Sukerana. Dirinya yakin dengan elektabilitas dan ketokohan serta kinerjanya selama lima tahun “berjuang” bersama Bupati Geredeg mampu meraih hati masyarakat.  Dirinya pun yakin jika diberikan rekomendasi maka akan mampu kembali meraih kursi bupati melanjutkan pemerintahan yang sudah 10 tahun dipegang partai golkar. “Saya sudah lima tahun sebagai kader golkar dan mendapingi Bapak Bupati Wayan Geredeg setidaknya sudah memahami bagaiman kondisi masyarakat karangasem, saya siap menjadikan Karangasem Mahotama yaitu Karangasem yang Maha Utama” Pungkasnya. 

Rabu, 26 November 2014

Bupati Geredeg Serahkan Hadiah Kepada Juara Gapoktan Simantri

AMLAPURA – Bupati Karangasem, I Wayan Geredeg menyerahkan hadiah kepada para kelompok tani yang berhasil menjadi juara lomba gapoktan simantri 2014 di Gedung WantilanPemkab Karnagasem, Rabu (26/11) kemarin. Bupati Geredeg menyerahkan secara simbolis hadiah berupa 1 unit motor roda tiga kepada Gapoktan Meker Sari, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis yang berhasil meraih juara 1. Disusul pemberian 2 ekor sapi kepada juara II yang diperoleh Gapoktan Amerta Linggasari, Desa Pidpid, Kecamatan Abang, dan pemberian 1 ekor sapi kepada juara III yang diraih Gapoktan Uma Mina Satwa Lestari, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem.
Bupati Geredeg dalam sambutannya menyampaikan bahwa lomba gapoktan simantri dilakukan dalam upaya untuk memacu semanagat para petani untuk lebih giat dalam mengolah lahan pertaniannya. Dijelaskan bahwa sudah semestinya sistem pertanian yang terintegrasi seperti simantri digalakkan karena kegunaannya/manfaatnya yang multi fungsi. Geredeg mencontohkan misalnya integrasi pertanaian dengan dengan peternakan dan juga dengan sumber energy yaitu hasil limbah ternak sapi dijadikan bio gas dan bio urine. 
     Oleh karena itu, Geredeg mengharapkan sebanyak 61 kelompok Gpoktan simatri yang ada di Kabupaten Karangasem untuk terus mengembangkan usahanya sehingga mampu lebih meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Bupati dua periode tersebut berncana nanti untuk memberikan pembinaan dan pemebentukan kelompok kepada peserta magang yang ke Jepang untuk menerapkan ilmu yang diperolehnya di negeri Sakura  untuk dikembangkan di Karangasem. “Nanati peserta magang yang pulang dari Jepang baik yang bekerja di pertanian sayur maupun di peternakan babi akan saya arahkan agar memebentuk kelompok sendiri mengembangkan usaha sesuai dengan bidang magangnya masing-masing” ujarnya Bupati Geredeg.
        Sementara itu, Kepala Bapeda Karangasem, I Ketut Sedana Merta yang juga selaku ketua tim teknis lomba gapoktan simantri menyampaikan bahwa lomba simatri dilaksanakan setiap tahun. Sedana Merta menjelaskan bahwa lomba tersebut dipakai sebagai perangsang agar gairah pertanaian di Karangasem semakin meningkat. Kendatipun diakui di daerah Karangasem sebanyak 91 persen lahan kering namun jika dimaksimalkan usaha ternak sapi simantri yang digalang pemerintah niscaya simantri bisa membantu meningkatkan ekonomi masyarakat kecil. Sedana Merta menyampaikan  bahwa pemerintah kabupaten Karangasem telah mengeluarkan dana Rp. 668.949.500, untuk pengembangan simantri. Selain itu didampaikan pemerintah Provinsi Bali juga telah mengeluarkan dana RP.12.706.374.500 dari tahun 2009 untuk mendirikan Simantri di seluruh Karangasem. Disampaikan bahwa tahun 2015 juga akan ada penambahan simantri yang baru yang dibantu setiap simantri Rp.200 juta rupiah. Diharapkan semakin lama dan semakin banyak gapoktan simantri di Karangasem akan mampu mempercepat usaha pengentasan kemiskinan di Karangasem yang kini masih berada di kisaran 17 ribu jiwa.
        Sedana Merta menyampaikan, selain kepada gapoktannya, pemberian hadiah juga diberikan kepada para pendamping gapoktan simantri yang telah menjadi juara. Pendamping yang diberi hadiah adalah Komang Putra Wiratama sebagai pendamping terbaik disusul oleh I Putu Gede Edi Setiawan juara kedua dan Sang Ayu Widnyani selaku pemdamping yang mendapat juara ke III. Selanjutnya nanti baik pembimbing maupun gapoktan yang berhasil meraih juara 1 di Kabupaten akan diikutkan dalam lomba gapoktan simantri tingkat provinsi Bali.


Puncak HUT PGRI di Karangasem, Puluhan Pensiunan Guru Mendapat Santunan Purnabakti

AMLAPURA – Puncak acara HUT PGRI Karangasem yang ke-69 dilaksanakan di GOR Gunung Agung Amlapura, Selasa (25/11) kemarin. Dalam pelaksaaan resepsi HUT PGRI tersebut diisi dengan pemberian uang santunan Purnabakti kepada 80 orang guru yang pensiun di tahun 2014. Penyerahan uang senilai Rp.1,5 juta rupiah untuk masing-masing pensiunan guru tersebut diserahkan Wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerana didampingi oleh Ketua PGRI Karangasem yang sekaligus kepala disdikpora Karangasem, I Gede Ariyasa.
Menurut Ketua Panitia acara Hut PGRI ke-69, Ketut Mertayasa menyampaikan bahwa pemberian uang purnabakti kepada para pensiunan memang sudah rutin setiap dilakukan setiap HUT PGRI. Uang tersebut diberikan sebagai tanda penghormatan atas jasa-jasa pengabdiannya selama puluhan tahun sebagai guru. Disampaikan uang tersebut diberikan dari mengambil uang iuran rutin yang diperoleh dari anggota PGRI.
      Mertayasa yang juga sebagai Kepala Sekolah SDN 1 Selat tersebut menyampaikan selain pemberian santunan dana purnabakti, dalam resepsi HUT PGRI yang berlangsung mulai pukul 13:00 Wita tersebut juga diisi acara pemberian penghargaan kepada dua orang anggota PGRI yang berprestasi. Mereka yang mendapat penghargaan yaitu seorang pengawas, Ida Bagus Nyoman Japa dan satu orang kepala sekolah Nyoman Sukadana, asal SMPN 1 Kubu. Mereka berdua adalah sosok berprestasi yang mendapatkan juara satu di tingkat provensi untuk pengwas berprestasi atas nama Ida Bagus Nyoman Japa, dan kepada kelapa SMP 1 Kubu I Nyoman Sukadana.
         Sementara itu, Wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerana yang memberikan sambutan di dalam acara tersebut mengharapkan guru sebagai pendidik genarasi penerus bangsa harus bekerja dengan mengedepankan sikap pengabdian. Diharapkan profesionalisme kerja yang selama ini masih kurang harus ditingkatkan lagi untuk menciuptakan generasi muda yang siap bersaing menghadapi globalisasi. Sukerana juga mengaharakan guru untuk bertindak dan bertingkahlaku yang baik dan bijaksana sebab guru adalah orang yang digugu dan ditiru oleh siswanya. Jangan sampai guru malah memberikan contoh yang tidak baik bahkan nanti sampai tersangdung kasus hukum. 

Dewan Karangasem Terima 3 Ranperda

AMLAPURA – Setelah tiga bulan menduduki kursi wakil rakyat, DPRD Karangasem kini mulai dibebani pekerjaan sesuai fungsinya sebagai badan legislasi (membuat undang-undang).  Sebab dalam rapat paripurna, Senin (24/11) kemarin DPRD Karangasem menerima tiga Ranperda (rancangan peraturan daerah) yang harus digodok menjadi peraturan daerah. Adapun rancangan peraturan daerah yang diterima dewan yaitu rancangan atas perubahan peraturan daerah Kabupaten Karangasem nomor 15 tahun 2011 tentang penerangan jalan, rancangan perubahan atas peraturan daerah Kabupaten Karangasem nomor 3 tahun 2011 tentang bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, dan pencabutan peraturan daerah Kabupaten Karangasem nomor 9 tahun 2012 tentang retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta cacatan sipil. Rancangan peraturan daerah (Ranperda) tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerana diterima oleh Ketua DPRD Karangasem, I Negah Sumardi disaksikan oleh segenap anggota DPRD serta jajaran pimpinan SKPD kabupaten Karangasem.
Dalam sambutan yang dibacakan oleh Wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerana secara umum disampaikan bahwa munculnya rancangan atas perubahan peraturan Kabupaten Karangasem daerah nomor 15 tahun 2011 tentang penerangan jalan sebab ada masalah teknis pembayaran yang dilakkan oleh PT.PLN selaku wajib pajak penerangan jalan. PLN memiliki kendala dalam pencairan SPTPD dimana selalu membayar jatuh tempo karena harus melakukan koordinasi ke pusat yang memakan waktu lama. Di peraturan daerah no 15 tahun 2011 teruang 15 hari batas untuk membayar pajak. Namun kenyataan di lapangan PLN selalu terlambat karena pembayaran diberikan dari pusat yang memakan proses lama sehingga peraturan itu perlu dilonggarkan batas hari pembayaran pajaknya.
        Sementara itu Wabup Sukerana menyampaikan ranperda tentang perubahan perda kabupaten karangasem nomor 3 tahun 2011 tentang bea perolehan hak atas tanah dan bangunan tersebut dilatarbelakangi masih enggannya wajib pajak penerima tanah waris untuk mengurus data wajib pajak padahal orang tua yang mewariskannya sudah meninggal dunia. Hal itu mengakibatkan banyak wajib pajak baru yang kemudian tidak terpungut. Untuk menggairahkan penerima waris mengurus pajak, pihaknya mengusulkan biaya mengurus wajib pajak yang baru dari ahli waris akan diturunkan biayanya yang dulu dikenakan biaya 5% menjadi 1%dari nilai waris tanah yang diterimanya. Hal itu dimaskudkan agar ahi waris mau mengurus wajib pajak yang baru sementara orang tua yang mewariskannya sudah meninggal dunia.
   Sedangkan masalah pencabupatan peraturan daerah nomor 9 tahun 2012 tentang retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta cacatan sipil dilatarbelakangi oleh perubahan undang-undang nomor 23 tahun 2006 sebagaimana sudah diubah dengan undang-undang nomor 24 tahun 2013 tentang administrasi kependudukan menjelaskan bahwa didalam pengurusan dan pnerbitan dokumen kependudukan tidak dipungut biaya. Oleh sebab itu,  peraturan daerah Kabupaten Karangasem nomor 9 tahun 2012 tentang retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta cacatan sipil harus dicabut.
    I Negah Sumardi yang meneriama tiga renperda tersebut menyampaikan akan menggodok ranperda tersebut di DPRD melalui rapat komisi dan rapat gabungan. Nanti setelah diputuskan hasilnya akan diserahkan kembali kepada eksekutif untuk bersama-sama mengesahkan menjadi Peraturan Daerah.

Minggu, 23 November 2014

Bupati Geredeg Berharap Desa Bugbug Terpilih Menjadi Model GIASH FAO

AMLAPURA - Bupati Karangasem I Wayan Geredeg berharap Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem dapat tercatat dan diakui oleh dunia sebagai model GIASH FAO yaitu desa dengan model pengelolaan sumber daya alam berbasis pemberdayaan masyarakat. Hal itu disampaikan bupati Geredeg saat menyambut kedatangan Tim Penilai dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB FAO (Food and Agriculture Organization) di Gedung Pertemuan Desa Adat Bugbug, Jumat (21/11/). Geredeg ditemani Wakil Ketua DPRD Karangasem  I Nengah Sumardi dan Kepala Bapeda Karangasem I Ketut Sedanan Merta menyambut rombongan tim penilai yang dipimpin Deputi Urusan Pemberdayaan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Pamuji Lestari, dan Anne Mcdonald, Mary Jane de la Cruz dari FAO Head Quarter Roma.
Geredeg menyampaikan pengakuan dari FAO ini bukan sekedar prestise atau prestasi semata namun lebih kepada Desa Bugbug nantinya dapat menjadi Desa Tradisional Agraris yang mampu mewujudkan GIASH (Globally Important Agriculture Heritage System) sebagai model pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Pemberdayaan Masyarakat yang bisa mengangkat nilai lokal menjadi nilai Universal yang mendunia. “Yang terpenting dengan model pengelolaan tersebut dapat dapat berkelanjutan dan mampu mensejahterakan masyarakatnya”, ucapnya.
      Lebih jauh disampaikan Desa Adat Bugbug merupakan salah satu Desa Tradisional di Kabupaten Karangasem dengan keragaman bentang alam serta keindahannya dari perbukitan, dataran dan hamparan pantai. Selain itu juga memiliki keanekaragaman hayati dengan system pengelolaan pertanian tradisional berdasarkan kearifan lokal yang diadaptasikan dengan pengetahuan dan teknologi didukung oleh lembaga pertanian tadisional seperti subak dan kelompok nelayan dalam mengelola pertanian secara terintegrasi sehingga diharapkan dapat menciptakan keberlanjutan system pertanian yang tangguh dan berbudaya.
   Sementara itu, FAO Representative Indonesia, Dr. Herianto Ageng mengungkapkan Desa Bugbug mempunyai potensial untuk diajukan sebagai salah satu warisan sistem pertanian di Indonesia. Namun, tidak menutup kemungkinan keberadaan Desa Bugbug ini akan diajukan sebagai warisan sistem pertanian dan pangan dunia. “Kita mencoba untuk mengajukan sistem pertanian Desa Bugbug ini untuk diakui di tingkat dunia. Setelah itu akan ada upaya untuk memperbaiki setelah diakui sehingga hasil pertaniannya bisa lebih dimanfaatkan” katanya.
       Di sisi lain, Kepala Landscape Management Laboratory Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Hadi Susilo Arifin menjelaskan Desa Bugbug terpilih sebagai perwakilan Bali untuk bertarung dengan lima provinsi lainnya dalam memperebutkan pengakuan dari FAO. Menurutnya, Desa Bugbug ini sangat cocok menjadi model sebagai warisan sistem pertanian dan pangan dunia karena memiliki konsep Nyegara Gunung.
      Prof. Hadi yang mengaku sudah satu tahun melakukan penelitian di Desa Bugbug tersebut memaparkan bahwa desa Bugbug memiliki luas 815 hektar, terdiri dari wilayah perbukitan dan pesisir. Diterangkan bahwa 40 persen dari luas desa tersebut terdiri dari lahan pertanian yang terbagi menjadi lima subak. “Desa Bugbug ini lebih khas dari desa lain karena memiliki perbukitan dan tepi laut. Dengan demikian hasil tanaman, ternak dan ikan lengkap.  Di Desa Bugbug ini lengkap dari hulu sampai ke hilir semuanya ada” tuturnya. Prof. Hadi juga menambahkan kalau Desa Bugbug memiliki keindahan alam yang bisa menjadi objek wisata andalan Karangasem jika dikelola dengan baik.