Laman

Laman

Jumat, 31 Oktober 2014

Disorot Anggaran PASKIBRAKA Karangasem Lebih dari Rp.1 Miliar

AMLAPURA – Sebagai daerah yang masih tergolong miskin, seharusnya pemerintah Karangasem melakukan perencanaan program yang lebih prorakyat. Hal itulah yang menjadi landasan utama mengapa Fraksi Nasdem DPRD Karangsem menyorot adanya anggaran yang tidak wajar dimana anggaran untuk pelatihan PASKIBRAKA (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka) HUT RI 2015 dianggarkan senilai Rp.1.091.079.000. 
Sorotan tersebut disampaikan oleh Ketua Fraksi Nasdem DPRD Karangsem, I Gede Putu Sudita dalam acara rapat paripurna pembacaan pandangan umum fraksi terhadap Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Karangasem 2015 di gedung DPRD Karangsem, Kamis (30/10) kemarin. Sudita menyatakan dengan tegas anggaran yang tidak rasional tersebut perlu dijelaskan dengan gamblang sehingga diketahui peruntukannya dengan baik. Politisi asal Desa Kerta Mandala, Kecamatan Abang tersebut menilai adanya anggaran yang berlebihan dalam pelatihan paskibra sebab pihaknya dianggarkan Rp.1 Miliar lebih untuk pelatihan yang dilaksanakan hanya dalam waktu satu bulan. “Kami dari fraksi Nasdem mempertanyakan anggara pelatihan PASKIBRAKA HUT RI 2015 yang dianggarakan Rp.1.091.079.000, menurut kami anggaran itu terlalu besar sehingga nantinya perlu dikaji kembali” ujar politisi Nasdem dari dapil Abang tersebut.  
     Ditemui seusai rapat, Putu Sudita benar-benar menyayangkan adanya rencana dana yang terlalu tinggi untuk Paskibraka. Dirinya menilai kegiatan PASKIBRA memang penting namun alokasi dananya yang tinggi sehingga memunculkan tanda Tanya. Apalagi dirinya mendengar bahwa untuk paskibra yang memakan anggaran tinggi tersebut karena dipakai anggota paskibra jalan-jalan ke luar daerah. Pihaknya menganggap itu belum perlu dilakukan mengingat kondisi masyarakat karangasem yang tingkat kemiskinannya masih sangat tinggi yaitu sekitar 21 ribu jiwa. Pihanya menilai lebih baik anggaran lebih banyak dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih kontributif untuk pengentasan kemiskinan. “Lihatlah masyarakat karangasem masih banyak yang miskin, lebih baik anggaran dialokasikan untuk kegiatan pengentasan kemiskinan saja” ungkapnya. Dirinya mencontohkan bahwa masyarakat karangasem masih banyak yang memiliki rumah tidak layak huni, banyak pengangguran, pendidikan rendah, juga penyediaan air bersih masih sangat kurang. Untuk itu pihaknya beerharap agar anggaran-anggaran yang kurang penting dan tidak produktif nanti bisa dirasionalaisasi dan bahkan dihapus.
    Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Karangasem, I Gede Ariyasa saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa memang benar untuk paskibraka dianggarkan sebesar 1.091.000.000. Dijelaskan bahwa anggaran tersebut sebagian besar dipakai sebagai “hadiah” 90 anggota paskibraka atas jasanya dalam melakukan upacara bendera. “Nanti kemungkinan dipakai berkunjung ke Istana Negara, kasian mereka (anggota paskibraka) sudah sebulan berlatih dan tidak sekolah, tentu mereka perlu diberi apresiasi” ujarnya. Menurut Ariyasa bahwa anggaran perjalanan itu yang memang memakan banyak biaya yaitu dianggarkan senilai Rp.632 Juta. Sementara sisanya Rp.459 juta dipakai untuk keperluan makan dan minum dalam masa latihan sebulan, membeli pakaian latihan dan pakaian di hari H, membayar uang intstruktur dan kebutuhan operasional lainnya.  

UMKM di Karangsem Masih Kekurangan Modal

AMLAPURA – Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Karangsem, I Nengah Mindra menyampaikan bahwa UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Karangasem masih kekurangan modal sehingga sulit untuk berkembang.  “UMKM di Karangasem rata-rata masih kekurangan bantuan modal untuk mengembangkan usahanya” ujar Mindra, Kamis (30/10) kemarin. Disampaikan bahwa saat ini tercatat UMKM di Karangasem berjumlah 38.954. UMKM yang berjalan tersebut merupakan kelompok dari berbagai jenis usaha seperti usaha olahan makanan, cinderamata, kerajinan perak, anyaman bambu, tenun, dan lain-lain. Namun dari jumlah tersebut tidak banyak yang mampu mengembangkan usahanya agar tetap eksis beroperasi. Ternyata banyak pula yang malah tutup karena gulung tikar. “Memang banyak yang akhirnya macet dan tidak beroperasi lagi karena kurang modal” ujar Mindra bahwa yang macet jumlahnya ratusan UMKM.
Nengah Mindra yang juga Mantan Kabag Ekonomi tersebut menjelaskan bahwa saat ini anggaran dana dari pemerintah untuk dinasnya memang masih terbatas. Disampaikan bahwa dari APBD untuk dinas koperasi dan UMKM hanya dua miliar. Dana tersebut pun harus dibagi untuk biaya operasional dan biaya pegawai di dinas koperasi dan UMKM. Jadi yang murni untuk kegiatan UMKM diakuinya masih sangat minim terutama masalah pembinaan dan bantuan permodalan. “Karena dana yang terbatas makanya kami tidak bisa berbuat terlalu banyak” Ujar Mindra berharap nanti dapat bantuan yang lebih banyak dari pemerintah pusat.
     Disinggung tentang apa yang sudah dilakukan selama ini Mindra mengaku tidak bisa menjelaskan banyak karena dirinya baru sebulan menjabat sebagai kepala dinas Koperasi dan UMKM. Langkah kedepan pihaknya mengaku akan mengoptimalkan UKM Center. “Nanti kita optimalkan gedung UKM Centre untuk memberikan kesempatan untuk para pelaku UMKM mengenalkan produknya” ujarnya. Hanya saja diakui UKM Centre yang sudah berjalan lebih dari tiga bulan tersebut memang masih sepi pengunjung. Minat masyarakat untuk mengunjungi gedung yang terletak di sebelah selatan pasar Amlapura timur tersebut sangat kecil. Mindra berkilah sepinya pengunjung diakibatkan oleh karena pembangunan gedung kesenian yang berlokasi di lantai dua bangunan gedung UKM Centre yang belum selesai dikerjakan. “Bangunan di lantai dua untuk pusat seni belum selesai sehingga belum mampu menyedot pengunjung yang banyak” ungkapnya. Mindra yakin dengan nantinya gedung pusat seni telah rampung maka UKM Centre akan ramai dan berimbas pada penghasilan pelaku UMKM yang berjualan di sana. 

Kamis, 30 Oktober 2014

Ribuan Penduduk Karangasem Belum Punya e-KTP

AMLAPURA -  Tidak memiliki KTP tentu menjadi masalah bagi masyarakat apabila ingin mencari surat keterangan tertentu di Kantor Desa, untuk berobat di rumah sakit, untuk melamar pekerjaan, dan untuk hal yang menyangkut kegiatan kedinasan. Apalagi untuk mengajukan kredit berkerjasama dengan Bank tentu KTP menjadi syarat yang mutlak. Oleh sebab itu KTP menjadi barang mutlak dimiliki oleh setiap orang terumata untuk yang sudah diatas 17 tahun. Oleh Karena itu, masyarakat perlu segera mendapatkan e-KTP apalagi mulai tahun 2015 KTP yang lama atau non e-KTP tidak berlaku lagi.
Kendati program Elektronik Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) sudah berlangsung sejak pertengahan tahun 2012 lalu namun hingga saat ini masih banyak warga masyarakat Karangasem yang tidak memiliki e-KTP. Berdasarkan data yang diperoleh dari Disdukcapil Karangasem, tercatat sebanyak 101.099 Warga Karangasem belum memiliki e-KTP. “Ada 101.099 warga karangsem yang belum direkam untuk membuat e-KTP” Ujar Kepala Disdukcapil Karangasem, I Wayan Sumidia saat ditemui di Kantornya, Rabu (29/10) kemarin. Dipaparkan bahwa untuk saat ini pihaknya telah membagikan sebanyak 309.040 e-KTP dari 410.139 Jiwa yang masuk daftar wajib untuk mendapatkan KTP.
     Wayan Sumidia menyampaikan bahwa pelaksaaan perekaman dan pencetakan e-KTP untuk masyarkat terkendala oleh Blanko e-KTP. Bahan Blangko Keping e-KTP yang digunakan itu mencetak tersebut tidak kunjung datang padahal Karangasem sudah memesan 80 ribu blanko ke pusat. Padahal di disdukcapil sudah memiliki mesin alat yang digunakan untuk mencetak e-KTP. Namun karena blangko bahan dasar pembuat KTP tersebut tak kunjung datang maka disdukcapil tak bisa berbuat banyak. “Blanko keeping e-KTP yang dipesan belum datang, sudah dijanjikan bulan Oktober ini namun tidak kunjung datang makanya kami tidak bisa mencetak e-KTP yang baru” ujar Sumidia. Mantan Sekwan DPRD Karangasem itu mengaku saat ini pihaknya hanya memiliki sekitar 1.000 blangko cadangan untuk membuat e-KTP bagi masyarakat yang memang benar-benar membutuhkan KTP. “Kami hanya memiliki sekitar 1000 blanko cadangan” ujarnya.
     Untuk mengatasi hal tersebut, Sumidia yang didampingi oleh Antony Sitoris yang menjabat Kasi Sistim teknologi dan informasi disdukcapil karangasem,  mengaku akan melakukan sistem jemput bola ke beberapa desa untuk melakukan perekaman e-KTP. Jemput bola itu hanya untuk keperluan perekaman sementara untuk mencetak tidak bisa karena tidak ada blanko keeping e-KTP. “Kita akan lakukan jemput bola ke desa-desa untuk merekam e-KTP” ujarnya. Disampaikan bahwa pihaknya tidak berani menjamin jumlah masyarakat yang terdata tersebut bisa rampung direkam e-KTP mengingat waktu yang masih tinggal 2 bulan sebelum menginjak tahun 2015. Dimana disampaiakan bahwa tahun 2015 KTP yang lama atau non e-KTP tidak akan berlaku. “Sambil menunggu blangko datang kita akan lakukan perekaman jemput bola ke desa-desa” ungkapnya. 

Sat Pol PP Tertibkan PKL di Terminal Pasar Amlapura

AMLAPURA – Tim yustisi yang dimotori oleh Sat Pol PP Karangasem melakukan penertiban terhadap pedagang kaki lima di sekitar areal Pasar Amlapura, Rabu (29/10) kemarin. Tim yang juga diisi dari jajaran Polres Karangasem, Kodim, LLAJ, Polsek Karangasem, Koramil, beserta unsur SKPD dan Camat Karangasem tersebut sudah bergerak sejak pukul 06:00 Wita. Tim awalnya mulai menertibkan pedagang yang berjualan di trotoar menuju pasar Amlapura timur kemudian menuju pedagang di terminal pasar sampai para pedagang yang berjualan di emperan pasar Amlapura Barat.
Tak pelak kedatangan petugas membuat para pedagang yang sebagaian besar pedagang canang, pedagang ikan, pedagang sayur, pedagang daging ayam, pedagang makanan dan pedagang hasil bumi tersebut kelabakan. Mereka pun sempat protes ditertibkan namun setelah diberikan pengertian oleh petugas akhirnya memilih menyingkir dan menutup dagangannya.
    Para pedagang yang jadi sasaran penertiban adalah puluhan pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya di sekitar terminal pasar Amlapura. Selain karena mengganggu mobil yang antre menunggu penumpang, adanya pedangan jongkok tersebut menimbulkan kesan yang sembraut dan tidak enak dipandang. Selain itu, adanya pedagang yang diluar gedung pasar membuat para pembeli engggan berbelanja ke dalam gedung karena ketika sampai di terminal sudah disuguhkan bahan dagangan dari para pedagang jongkok dan pedagang yang berjualan di atas mobil pick up. Oleh sebab itu, pedagang tersebut ditertibkan agar tidak berjulan di tempat yang sama lagi.
    Kasat Pol PP Karangasem, Iwan Suparta yang memimpin penertiban menyampaikan bahwa penertiban PKL sesuai dengan Perda No 4 Tahun 2013. Perda tersebut memuat tentang ketentuan bahwa PKL dilarang berjualan di trotoar jalan, taman dan tempat umum kecuali telah mendapat izin dari Pemerintah Daerah. “Para pedagang tersebut melanggar Perda No 4 Tahun 2013 tetang penggunaan pasilitas umum” ujarnya. Para pedagang yang terjaring diberikan teguran maksimal 3 kali jika tak diindahkan maka pedagang yang bersangkutan akan dikenakan tipiring (tindakan pidana ringan). “Sudah ditertibkan namun nanti terus membandel maka barang dagangannya akan disita lalu diamankan dan langsung dilakukan sidang ke Pengadilan Negeri” ujarnya.  
    Iwan menambahkan pihaknya menhimbau pada pedagang agar tidak lagi berdagang di areal yang tidak diperbolehkan oleh pemerintah. Pihaknya menyampaikan bahwa berjualannlah di tempat yang sudah ditentukan yaitu di pasar Amlapura Timur atau di Pasar Karang Sokong bukan malah berjualan di terminal. 

Rabu, 29 Oktober 2014

PKPI Dukung Sukerana untuk Maju Jadi Bupati Karangasem 2015

AMLAPURA – Ketokohan dari wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerana rupanya mendapat dukungan dari tokoh PKPI Karangasem, I Wayan Parka. Kendati Made Sukerana dulu loncat dari partai PKPI ke partai Golkar untuk bisa nyalon sebagai wakil Bupati Karangasem mendampingi Wayan Geredeg, rupanya Parka tidak menaruh dendam terhadap hal itu. Parka bahkan menilai tindakan Sukerana saat itu hanya sebagai langkah politik dan tidak mempermasalahkan hal tersebut. Kendati pindah ke partai lain, namun menurut Parka yang juga merupakan ketua DPK (Dewan Pimpinan Kabupaten) PKPI Karangasem tersebut menyampaikan bahwa selama ini komunikasinya dengan Made Sukarena tetap berlangsung dengan baik. “Komunikasi saya dengan Pak Wakil (Made Sukerana) masih tetap baik” ujar Parka saat ditemui di Gedung DPRD Karangsem, Selasa (28/10) kemarin.
Parka dengan tegas mengaku siap untuk mendukung Made Sukerana sebagai Bupati Karangasem 2015 dimanapun Sukerana dicalonkan. “Saya siap mendukung Pak Wakil (Sukerana) dari partai apapun beliau maju” ungkapnya. Jika nanti Sukerana diusung oleh Partai Golkar pihaknya mengaku akan mendukung Sukerana. Jikapun nanti ia tidak dipakai oleh golkar karena Golkar memilih calon yang lain, pihaknya mengaku siap untuk mendukung Sukerana merebut Karangasem satu. Pihaknya saat ini menduduki dua kursi di DPRD tentu belum mencukupi untuk mencalonkan calon bupati. Pihaknya mengaku siap untuk melobi-lobi partai lain jika Sukerana tidak dipakai oleh Golkar. Pihanya mengaku saat ini sudah berkoalisi dengan Hanura dalam praksi Bhineka di DPRD Karangasem sehingga memiliki 4 kursi di DPRD Karangasem.
    Parka menilai partai apapun jika ingin memenangkan pilbup di Karangsem harus menggandeng Sukerana. Sebab menurut Parka, sosok Sukerana adalah sebagai figur pemimpin yang tegas, berwibawa dan sudah terbukti bekerja untuk karangasem. Selain itu, Sukerana yang pernah menjadi anggota DPRD Provinsi tersebut dinilai memiliki banyak pendukung militan yang pastinya siap untuk memenagkannya jika nanti maju sebagai Karangasem satu. “Kalau mau menang ya harus dukung Sukerana” ujarnya optimis.

Gemar Mencuri, Pelajar SMP Dibekuk Polisi

AMLAPURA – Gara-gara memiliki kebiasaan mencuri, seorang pelajar SMP harus berurusan dengan polisi.  Adalah IKD (13) salah seorang pelajar SMP yang berasal dari salah satu desa di Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem yang ternyata selama ini menjadi pelaku dari beberapa kasus pencurian yang terjadi di Kecamatan Abang. Uniknya, pelaku mengaku melakukan aksinya karena iseng. Pelaku rupanya ketagihan karena aksi-aksinya selama ini terus berjalan mulus. Pelaku tergolong lihai dalam melakukan aksi pencurian barang yang disimpan di dalam Jok motor. Keahlian itu diakunya belajar secara otodidak. 
Setidaknya lebih dari 10 aksi pencurian yang diakui pernah dilakukannya. Pelaku mengaku barang hasil curiannya ada yang dipakai sendiri dan ada pula yang dijual kepada teman-temannya. Uang hasil penjualan tersebut digunakannya untuk keperluan pribadi yaitu untuk membeli makan, pakaian, untuk nongkrong, main PS, dan juga uang jajan.
       Berdasarkan informasi yang dihimpun, Selasa (28/10) kemarin awal mula tertangkapnya pelaku karena ada laporan masyarakat atas nama Ni Putu Metriani yang melapor kehilangan Handphone, Minggu (25/10) lalu. Metriani mengaku handphonenya hilang  saat ditaruh di dalam jok motornya. Saat itu korban berada di Permandian Irigasi Banjar Dinas Pikat, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem. Dari keterangan korban ternyata mengarah pada IKD sebagai pelaku dari pencurian tersebut sebab sebelumnya IKD dilihanya berada di sekitar lokasi ketika dirinya mandi di saluran Irigasi. Oleh Karena itu, Kepolisian Polsek Abang langsung memeriksa IKD untuk dimintai keterangan terhadap peristiwa tersebut sekitar 3 jam setelah korban melapor.
     Berdasarkan hasil pemerisakan dan interogasi yang dilakukan oleh kepolisian dari Polsek Abang ternyata IKD mengakui perbuatannya mencuri HP korban. Selain itu, pelaku juga mengakui bahwa sebelumnya juga mencuri Laptop dan micropon di SDN 3 Ababi yang dulu pernah dilaporkan oleh Kepala sekolah  I Wayan Suarta yang telah dilaporkan pada (25/9) lalu. Selain itu, pelaku juga mengaku telah melakukan beberapa kali pencurian yang sukses yaitu ketika mencuri dompet yang ada di bawah jok motor di Dusun Umayar, mencuri HP di Pura Ibu Batur Umanyar, mencurian Burung, mencuri USB plasdish, dan mencuri pakaian. Diakui dirinya menjadi gemar mencuri karena beberapa kali sukses sehingga hasilnya dapat digunakan memenuhi kebutuhan pribadinya.
    Kasat Reskrim Polres Karangasem, AKP Dewa Putu Anom membenarkan saat ini pihkanya sedang menangani kasus pencurian yang dilakukan oleh IKD. Karena pelaku masih tergolong anak-anak maka pihaknya saat ini tidak melakukan pahanan terhadap pelaku. Kendati demikian pihaknya mengaku sedang mempersiapkan proses hukum atau masih melakukan penyidikan dengan meminta keterangan sejumlah saksi dan mengumpulkan barang bukti. Disampaikan pelaku kemungkinan akan dijerat pasal 363 tentang tindak pidana pencurian dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun penjara.

SMA Parisada Berharap Juara Dalam Lomba LSS-UKS Tingkat Provinsi

AMLAPURA -  SMA Parisada Amlapura yang maju mewakili Kabupaten Karangasem dalam Lomba Sekolah Sehat - Usaha Kesehatan Sekolah (LSS-UKS) tingkat Provinsi Bali 2014 berharap bisa menjadi juara. Sekolah swasta milik yayasan parisada tersebut optimis pihaknya bisa meraih nilai yang baik sehingga bisa menjadi juara dan mengharumkan nama Karangasem di tingkat Provinsi. “Kami tentu berharap bisa menjadi juara dan mengharumkan nama Kabupaten Karangasem” Ujar Kepala Sekolah SMA Parisada, I Gede Ketut Wiradnya sesaat setelah menerima tim penilai lomba LSS-UKS di SMA Parisada, Selasa (28/10) kemarin. Wiradnya merasa bangga karena telah diberi kesempatan oleh pihak kabupaten untuk mewakili dalam lomba UKS. 
Lebih jauh I Gede Ketut Wiradnya menyampaikan bahwa untuk saat ini keberadaan UKS di SMA Parisada telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang sudah cukup memadai seperti peralatan kesehatan dan peralatan standar P3K. Selain itu, sekolah juga memiliki ruang UKS yang layak dengan tim pelaksana UKS diambil dari dewan guru serta peserta ekstrakulikuler PMR. Selain itu, siswa juga senantiasa diajarkan untuk hidup sehat dan hidup bersih. Siswa selalu diajak untuk jangan membuang sampah sembarangan serta ditanamkan untuk selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih dan nyaman.
    Sementara itu, dalam sambutan Bupati Karangasem I Wayan Geredeg yang dibacakan oleh Sekda I Gede Adnya Mulyadi juga mendukung dan berharap SMA Parisada mampu meraih nilai yang tinggi dan meraih juara dalam lomba LSS-UKS tersebut. “Mudah-mudahan untuk tahun ini Karangasem yang diwakili SMA Parisada Amlapura dapat berprestasi di tingkat Provinsi mengikuti jejak prestasi yang pernah diraih oleh beberapa sekolah sebelumnya serta siap untuk maju ke tingkat Nasional,” Ucap Adnya Mulyadi saat menyambut kedatangan tim Penilai Provinsi Lomba Sekolah Sehat di SMA Parisada Amlapura, Selasa (28/10) Kemarin.
    Pihaknya berharap Karangasem dapat menjadi yang terbaik dalam lomba tanpa mengabaikan esensi yang utama dari UKS. Pihaknya menekankan yang utama adalah bagaimana mewujudkan sekolah menjadi lingkungan yang sehat. Sebab upaya untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat akan dapat menunjang terciptanya proses belajar  mengajar yang nyaman bagi guru maupun peserta didik. Oleh karena itu, ditegaskan pada dasarnya melalui pembinaan dan pengembangan UKS berkorelasi dengan upaya mewujudkan generasi sehat melalui menanamkan, menumbuhkembangkan dan membimbing para peserta didik untuk menghayati dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
      Di sisi lain, dalam sambutan Wakil Gubernur Bali selaku Ketua Tim Pembina UKS Provinsi I Ketut Sudikerta yang dibacakan Ketua Tim Penilai Provinsi Bali  I Gusti Agung Ayu Mertha Dhyani Dewi, disampaikan bahwa program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan salah satu program yang terintegrasi, bersinergi dan berkesinambungan. Program ini melibatkan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan sekolah terhadap warga sekolah. Untuk itu, UKS diharapkan mampu melahirkan program-program UKS yang inovatif dan produktif. Tentunya dengan mengembangkan lokal genius serta muatan lokal daerah sebagai solusi alternatif untuk pemecahan masalah-masalah sosial yang terjadi di lingkungan sekolah. “Kegiatan lomba ini juga salah satu alternatif untuk mengembangkan dan memotivasi Tim Pembina UKS serta Tim Pelaksana UKS dalam melakukan program UKS yang inovatif, kreatif dan edukatif,” papar Agung Ayu Mertha.
   Melalui lomba ini, pihaknya mengajak masyarakat sekolah untuk dapat melaksanakan Trias UKS dengan baik yakni pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat serta meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini bertujuan mencapai prestasi yang optimal dan pada akhirnya tercipta Kader Kesehatan Remaja (KKR) yang mampu menjadi agen perubahan, baik dilingkungan sekolahnya maupun di masyarakat.

Selasa, 28 Oktober 2014

Wayan Sudirta Beber Tiga Pilar Yang Bisa Membawa Kabupaten Karangasem Sejahtera

AMLAPURA – Karangasem yang tergolong sebagai daerah miskin dan tertinggal membuat banyak orang bersimpati. Termasuk salah satunya adalah tokoh nasional I Wayan Sudirta. Wayan Sudirta sendiri merupakan putra daerah Karangasem karena berasal dari Dusun Pidpid Kelod, Desa Pidpid, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. Dewan pembina ormas Kordem tersebut menyumbangkan pemikirannya terkait bagaimana solusi agar Kabupaten Karangasem bisa lebih maju ke depannya. Mantan anggota DPD RI tersebut berpendapat bahwa Karangasem butuh orang cerdas yang memiliki SDM yang mempuni. “Karangasem butuh orang cerdas yang bisa membawa daerah kering seperti Karangasem menjadi tempat yang makmur” Ujar Sudirta dalam acara penyerahan formulir pendaftaran calon Bupati di aula DPC PDIP Karangasem, Senin (27/10) kemarin. Oleh karena itu, Sudirta yang saat itu didampingi oleh ketua BCW, Ketua Kordem provinsi Bali, dan Perwakilan masayarakat dari 8 Kecamatan di Karangsem menilai bahwa untuk membuat Karangasem maju dan makmur setidaknya ada 3 pilar penting yang perlu dibenahi saat ini yaitu Infrastruktur, Birokrasi, dan pendidikan.
Pria yang lama bergelut sebagai pengacara tersebut menyampaikan bahwa Karangasem sebenarnya memiliki potensi yang luar biasa jika ada orang yang mampu mengembangkannya. Sudirta yakin bumi Lahar bisa menjadi Kabupaten yang memiliki destinasi pariwisata yang berkembang seperti Kuta dan Badung asalkan pembangunan dermaga cruise Tanah Ampo bisa dilaksanan dengan baik. Menurut advokat kondang tersebut bahwa dengan aktifnya dermaga cruise dimana setiap sekali kapal cruise luar negeri berlabuh mendatangkan sekitar 5 ribu orang wisatawan maka Karangasem akan menjadi daerah yang dibanjiri para turis. “Apabila dermaga kapal cruise di Tanah Ampo dibangun dengan baik dan dioperasikan dengan maksimal maka sekitar 5.000 wisatawan akan mengunjungi Karangasem sekali kapal mendarat” ujar Sudirta sambil menyampaikan jika dalam sebulan ada 2 atau 3 kapal yang singgah ke Tanah Ampo maka dapat dibayangkan pendapatan sangat besar di depan mata. Disampaikan dengan kedatangan ribuan wisatawan pastinya Karangasem akan kebanjiran boxing hunian hotel untuk para wisatawan. Selain itu, pasar oleh-oleh pun akan kualahan melayani pembeli. Oleh karena itu, dirinya mengharapkan nantinya siapapun menjadi Bupati Karangasem agar bisa melanjutkan program dermaga kapal pesiar tersebut.
     Masalah infrastruktur, Sudirta juga meyorot tentang konsep tol lingkar yang tembus ke Karangasem yang sampai saat ini belum terdengar lagi programnya. Disampaikan bahwa jalan menjadi akses penghubung yang sangat penting bagi aktifitas ekonomi masyarakat. “Nanti perlu didorong pembangunan tol lingakar yang tembus juga di Kabupaten Karangasem” ungkapnya. Orang yang sempat diberitakan masuk  daftar nama calon mentri kabinet Jokowi-JK tersebut juga mengajak masyarakat Karangasem untuk meneriakkan ajakan pembangunan bandara baru di Kabupaten Buleleng agar dibangun lebih dekat dengan perbatasan Karangasem. “Masyarakat harus sama-sama ikut berjuang meneriakkan agar pembangunan bandara dekat dengan perbatasan Karangasem sehingga kendati lokasi bandara di kabupaten Buleleng namun imbasnya juga berprengaruh terhadap wilayah Karangasem” ujarnya.
    Terkait masalah birokrasi, Sudirta menilai bahwa birokrasi saat ini sangat kental dengan nuansa politik. Sudirta menilai bahwa semua PNS termasuk camat dan guru bisa ditekan untuk mendukung bupati dalam proses pemilihan. Maka tidak jarang pejabat PNS, camat dan guru yang akhirnya didepak dari jabatannya terkena mutasi gara-gra berbeda haluan politik dengan bupatinya. Oleh sebab itu, sudirta menyampaikan bahwa birokrasi harus lepas dari unsur politis. “Birokrasi harus netral dan bebas dari unsur politik sehingga mereka harus dikordinir oleh sekda” ungkapnya. Disampaikan bahwa posisi Sekda ada di bawah tangan bupati yang menyampaikan program-program politik. Nantinya apabila terjadi masalah dalam bidang pelaksanaan teknis birokrasi di lapangan maka hanya sekda yang dipanggil Bupati, bukan camat dan gurunya langsung dipanggila atau dimutasi jika terbukti beda haluan politik dengan Bupati.
    Selain itu, Sudirta  berpendapat agar birokrasi bersih maka kesejahteraan dari pegawai birokrasi perlu dierphatikan. “Agar birokrasi itu bersih dan focus dalam bekerja maka kesejahteraanya perlu diperhatikan” ungkapnya. Disampaikan bahwa dengan memberikan birokrais gaji yang tinggi akan menekan adanya praktik KKN. “Dengan kesejahteraan sudah dipenuhi maka akan tercipta birokrasi yang bersih dan bebeas korupsi sehingga bisa menuju masyarkat karangasem yang sejahtera” ujarnya optimis.
    Untuk masalah pendidikan, Sudirta menyapaikan bahwa di Karangasem masih belum menjalankan konsep pendidikan jangka pendek dan menengah. Dijelaskan yang dimaksud jangka pendek dan mengehah adanya program pendidikan yang langsung bisa diserap oleh pelaku industry atau pasar. Sudirta mengusulkan agar SMK (sekolah Menengah Kejuruan) dan Diploma perlu digalakkan di karangasem dimana ketika tamat siswa bersangkutan sudah bisa terserap dunia kerja. Sudirta menilai Bupati nantinya perlu melakukan kerjasa sama dengan pihak ketiga selaku penyerap tenaga kerja baik yang ada di dalam dan luar negeri. “Jika MoU dengan pihak ketiga baik dari dalam negeri atau luar negeri sudah deal untuk menyerap anak SMK dan Diploma yang dicetak baru kemudian mendirikan sekolahnya biar tidak mubazir” ungkapnya. Dengan adanya hal tersebut maka pengangguran generasi muda di karangasem akan semakin berkurang. Selain itu, hal tersebut nantinya juga berdampak bagi kesejahteraan masayarakat karangsem. Oleh Sebab itu, tiga pilar baik infrastruktur, birokrasi, dan pendidikan mutlak dijalankan di Karangasem jika ingin menjadi daerah maju.
      Sementara itu, ketua tim penjaringan calon bupati dan wakil bupati karangasem dari partai PDIP, I Nyoman Oka Antara menyampaikan bahwa pihaknya di daerah sifatnya sebagai penerima administrasi. Untuk masalah pemilihan calon nanti ditentukan berdasarkan hasil survey yang dilakukan di DPP pusat. “Kami di sini sifatnya hanya menerima administrasi saja, nanti siapa calon yang dipilih PDIP ditentukan melalui survey di pusat” ujar Mantan anggota DPRD Karangasem tersebut. Lebih jauh Oka Antara menyampaikan bahwa saat ini ada 14 calon yang telah melaukan pendaftaran calon bupati dan wakil bupati di PDIP. “Saat ini ada 14 pendaftar yaitu 7 calon bupati dan 7 calon wakil bupati, nanti semuanya punya kesempatan yang sama untuk menjadi calon yang diusung PDIP dalam Pilbup Karangsem 2015”ujarnya.


Bupati Geredeg Sidak Civic Centre, Dorong Penyelesaian Bagunan Dipercepat

AMLAPURA – Bupati Karangasem, I Wayan Geredeg rupanya sudah tidak sabar ingin melihat bangunan civic centre yang berada di depan kantor Bupati Karangasem cepat bisa dipergunakan. Pasalnya bupati dua periode tersebut, Senin (27/10) kemarin melakukan sidak untuk mendorong percepatan finishing gedung Civic Centre agar cepat bisa diplaspas dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Bupati Geredeg menyampaikan bahwa bangunan gedung yang dibiayai dari dana APBD senilai Rp.4,1 Miliar rupiah tersebut harus segera dirampungkan supaya masyarakat lebih dekat dan lebih mudah dalam mendapatkan pelayanan dari pemerintah. 
“Saya harap gedung civic centre ini cepat diplaspas sehingga bisa cepat digunakan untuk memberikan pelayanan kepada masyakat” Ujar Geredeg saat melakukan sidak di bagunan civic centre, Senin (17/10) kemarin. Bupati Geredeg yang didampingi oleh Kadis PU, I Nyoman Sutirtayasa dan Kabag Perlengkapan, I Nyoman Dani memaparkan bahwa nantinya gedung lantai tiga tersebut akan digunakan oleh 4 dinas yaitu Sat Pol PP, KP2T, Budpar, dan Kesbangpol. Rencananya Sat Pol PP dan KP2T akan ditempatkan di lantai satu dan dua, sementara Budpar dan Kesbangpol akan ditempatkan di Lantai 3.
    Terkait kondisi gedung Civic Centre yang ada di Jalan Ngurah Rai Amlapura tersebut, Geredeg menginginkan supaya beberapa bagian yang ada di ruangan perlu dibersihkan dengan segera seperti lantai yang masih kotor dan pegangan tangga yang penuh dengan debu. Selain itu, pihaknya juga meminta menyelesaikan kamar mandi yang belum bisa dioperasikan. Ditegaskan bahwa membersihkan dan menyelesaiakan beberapa bagian gedung yang belum selesai merupakan masih tanggung jawab pemborong karena masih dalam masa pemeliharaan.
     Menanggapi intruksi tersebut, Kabag Perlengkapan I Nyoman Dani mengaku akan segera melakukan koordinasi dengan tukang banten agar dicarikan dewasa (hari baik) untuk melakukan upacara plaspas. “Nanti secepatnya saya akan berkordinasi dengan tukang banten untuk mencari hari baik melakukan upacara plaspas” ujarnya. 

Minggu, 26 Oktober 2014

Kejari Amlapura Tak Takut Tahan Siapapun Tersangka Korupsi

AMLAPURA – Kejari Amlapura, Ivan Jaka Marsudi mengaku tidak pernah takut menahan siapapun tersangka kasus korupsi. “Saya tidak pernah takut tahan siapapun tersangka korupsi” Ungkap Ivan seusai acara penahanan tersangka kasus korupsi pipanisasi, Wayan Arnawa. Pihaknya mengaku jika nantinya kasus korupsi menyeret orang yang jabatannya lebih tinggi entah bupati atau wakil bupati sekalipun dirinya mengaku akan melakukan penahanan sesuai dengan aturan yang berlaku. “Siapapun akan kita tahan asal penanganan kasusnya sudah sesuai aturan yang berlaku” ujarnya.  Ivan Jaka tergolong berani sebab selama ini, sejak ditetapkan sebagai tersangka dari tahun 2009 ternyata I Wayan Arnawa belum penah ditahan di Polda Bali.
Sebelumnya Tersangka kasus korupsi pipanisasi, I Wayan Arnawa  ditahan oleh pihak kejari Amlapura, Kamis (23/10) kemarin. Penahanan terhadap mantan kadis PU Karangasem tersebut dilakukan mengingat Kejari Amlapura sudah mendapatkan limpahan kasusnya dari Kejati Bali yang sebelumnya juga mendapat limpahan dari Polda Bali. Rencananya Arnawa ditahan selama sepuluh hari di LP Amlapura Karangasem sebelum akhirnya menjalani proses persidangan yang akan dilaksanakan di pengadilan Tipikor Denpasar.
Kejari Amlapura, Ivan Jaka menyampaikan bahwa penahan tersangka Arnawa yang saat ini masih berstatus sebagai pejabat staf ahli Bupati Karangasem tersebut agar yang bersangkutan tidak kabur saat nantinya akan menjalani persidangan di Denpasar yang jaraknya cukup jauh dari Karangasem. “Kami tahan (Arnawa) agar nantinya tidak kabur sehingga bisa menghambat kegiatan persidangan di Denpasar” ujar Kejari Amlapura, Ivan Jaka Marsudi saat ditemui seusai pemeriksaan Arnawa. Ditambahkan bahwa penahan itu juga dilakukan untuk mengantisifasi adanya tindakan menghilangkan barang bukti atau mempengaruhi saksi-saksi lainnya. Menurut Ivan penahan juga dilakukan untuk memberikan rasa keadilan kepada tersangka yang lain bahwa kejari memang sangat berkomitmen untuk menindak pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu. “Siapapun tersangka korupsi kami perlakukan dengan cara yang sama, agar jangan nanti ada yang ditahan dan ada yang tidak ditahan sehingga menimbulkan dispergensi bagi tersangka yang lain” ungkapnya.
     Ivan menyampaikan bahwa pelimpahan kasus pipanisasi ke Kejari yang dilaukan oleh Kejati mengingat lokasi terjadinya tindak pidana korupsi terjadi di Karangasem. “Pelimpahan itu karena lokasi tempat kasus korupsi pipanisasi dilakukan di Karangasem” ujarnya. Pihaknya pun berjanji akan membantu dan memfasilitasi segala hal yang diperlukan untuk pengembangan kasus tersebut sehingga masalahnya bisa clear dan terang benderang. Disampaikan bahwa kasus pipanisasi tersebut diduga juga menyeret beberapa nama-nama orang dan pejabat berpengaruh di Bumi Lahar. “Kemungkinan akan menyeret banyak tersangka lain, tunggu saja bagaimana fakta hasil dari persidangan nanti” ungkapnya.


Dua Cewek Cantik Penyebar Virus HIV AIDS Cuma Isu Belaka

AMLAPURA – Isu dugaan dua cewek cantik yang menyebarkan virus HIV AIDS di Karangasem ternyata hoak semata. Berita yang meresahkan masyarakat tersebut cuma merupakan kabar bohong dari orang iseng yang tidak bertanggung jawab. Sebab Minggu, (26/10) kemarin sekitar pukul 19:00 Wita kedua cewek yang diisukan menyebarkan virus HIV AIDS tersebut datang menemui Wakil Bupati Karangasem, I Made Sukerana di rumah dinas wakil Bupati Karangasem. Pertemuan itu mengingat Wabup Sukerana selaku Ketua KPAD (Komisi Penanggulangan AIDS Daerah)  untuk mengkalarifikasi berita yang selama ini beredar. Didampingi oleh kedua orang tuanya serta ketua Organisasi Bantuan Hukum (OBH) KPPA Bali, I Nyoman Suparni, serta anggota DPRD Provinsi I Wayan Kari Subali, kedua cewek cantik yang masih ABG tersebut terlihat lebih banyak diam. 
Orang tua mereka tanpa canggung menyampaikan  bahwa apa yang diberitakan selama ini tidak benar bahwa anaknya mengidap Virus HIV AIDS. Orang tua mereka menunjukkan bukti hasil tes VCT yang menyatakan bahwa mereka berdua negatif HIV AIDS. Tes VCT tersebut berdasarkan sampel darah yang diambil dari salah satu bidan di desanya yang diserahkan ke RSUD Karangasem. "Saya merasa malu karena anak saya dibilang mengidap HIV AIDS makanya saya bersama keluarga punya inisiatif memeriksakan anak saya supaya semuanya jelas" ujar orang tua si Cewek. Karena anaknya tidak terbukti terkena HIV seperti yang diisukan, pihaknya bersama OBH KPPA berencana melaporkan kasus pencemaran nama baik tersebut ke Polres Karangasem, Senin (27/10) hari ini. Pihaknya berharap si penyebar isu bisa ditangkap. 
   Wabup Sukerana yang menerima dua cewek tersebut menyampaikan pihaknya menyesalkan adanya isu tersebut berkembang dan mencemarkan nama baik sang cewek dan juga mencemarkan nama baik Kabupaten Karangasem. Pihaknya pun menyampaikan bahwa masyarakat terlalu mudah menerima isu-isu yang belum tentu kebenarannya. Oleh sebab itu, Sukerana berharap ke depan masyarakat juga media jangan terlalu mudah percaya omongan-omongan yang belum tentu kebenarannya apalagi yang akibatnya sampai mencoreng nama daerah atau wilayah Karangasem. "Kedepan saya harap masyarakat jangan terlalu percaya pada isu-isu yang belum jelas kebenarannya" ujar Sukerana.
   Wabup Sukerana menyampaikan kejadian ini mohon digunakan sebagai pelajaran sehingga kedepan tidak terulang lagi. Ada hikmah posistif yang dapat diambil bahwa setiap orang mesti jangan melakukan hubungan sek bebas dan menjauhi yang namanya berzinah sehingga rentan sebagai penularan virus HIV AIDS. Diakui bahwa perkembangan kasus HIV AIDS sendiri di Karangasem memang sudah cukup mengkhawatirkan. Sebab dari tahun 2013 ke tahun 2014 tercatat ada penambahan 60 orang baru yang positif AIDS di Bumi Lahar. Data dinas Kesehatan Karangasem  sampai saat ini menjunjukkan jumlah pengidap HIV AIDS yang terdata berjumlah 363 orang. Kendati jumlahnya jauh lebih kecil dari kabupaten lain, namun pihaknya selaku KPAD mengaku akan semakin giat melakukan sosialisasi dan pencegahan penularan Virus HIV AIDS di setiap kecamatan dan di desa-desa sehingga angka penyebaran Virus HIV AIDS di Karangasem tidak semakin meluas. 



Sabtu, 25 Oktober 2014

I Wayan Arnawa, Tersangka Kasus Korupsi Pipanisasi Ditahan

AMLAPURA - Salah Seorang tersangka kasus korupsi pipanisasi Karangasem, I Wayan Arnawa ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Amlapura sejak Kamis (23/10) kemarin. Arnawa ditahan atas dugaan kasus korupsi proyek pipanisasi yang bersumber dari mata air Embukan di Dusun Tanah Lengis, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem yang menelan biaya Rp.29 Miliar rupiah. Karena kualitas proyek tidak sesuai dengan perencanaan, diduga terjadi penyalahgunaan anggaran yang mengakibatkan kerugian Negara ditaksir sekitar Rp.3,7 Miliar rupiah. Arnawa yang ditemui setalah pemeriksaan di kejari Amlapura kemarin menyampaikan bahwa menyerahkan kasus tersebut diserahkan kepada pihak yang berwajib. “Kita serahkan semuanya pada yang berwajib” ujarnya. Tidak banyak pertanyaan yang bisa dijawab oleh Pria yang berasal dari Desa Rendang, Kecamatan Rendang tersebut karena dirinya segera dituntun masuk kedalam mobil kejaksaan untuk diantar ke LP Amlapura.
Sebelumnya, Arnawa tiba di Kejaksaan Negeri Amlapura sekitar pukul 14:00 Wita dengan mobil Toyota Avanza DK 1093 LI. Dia dikawal oleh dua orang dari kejati Bali dan 4 orang dari penyidik Polda Bali. Penyidik membawa sejumlah barang bukti berupa 76 bendel berkas dan sejumlah potongan pipa. Selain itu, Arnawa juga terlihat diperiksa di ruang kasi Pidsus selama 2 jam sampai pukul 16:00 Wita. Arnawa datang ke Kejari juga ditemani oleh Istri dan salah seorang anaknya yang menunggu di luar Gedung Kejari. Tidak banyak yang disampaikan sang istri selain meminta untuk mendoakan suaminya agar diberikan jalan yang terbaik. “Mohon doa agar suami saya diberikan jalan yang terbaik” Ujar Istri Arnawa yang enggan menyebutkan namanya.
    Kasus korupsi pipanisasi yang menyeret nama I Wayan Arnawa berawal dari proyek pipanisasi mata air Embukan sekitar tahun 2009. Proyek yang dibiayai oleh dana APBN senilai Rp.29 Miliar tersebut awalnya dimenangkan tender oleh PT Waskita Karya. Namun setelah proses berjalan ternyata PT Adhi Karya yang ditunjuk Dinas PU Karangasem untuk mengerjakan proyek tersebut. Adanya ketidakadilan tersebut membuat PT Waskiata Karya geram lalu sebanyak dua kali mengajukan proses sanggahan namun tidak digubris oleh pihak PU Karangasem selaku pelaksana proyek. Oleh sebab itu, pihak PT Waskita Karya kemudian melaporkan kasus tersebut ke Polda Bali dan ke Kejati Bali. 
   Kasus korupsi pipanisasi yang juga menyeret nama pejabat tinggi di Karangasem itu kini telah memasuki babak baru. Setelah mengendap sekitar 5 tahun yaitu sejak tahun 2009, kasus yang melibatkan dana APBN senilai Rp.29 Miliar tersebut kini dikebut penuntasannya. Sebab Polda Bali rupanya sudah melimpahkan kasus tersebut ke Kejati Bali, Kamis (23/10) kemarin. Penyerahan berkas tersebut lengkap dengan barang bukti berupa dokumen-dukumen serta barang bukti lainnya.
  Menurut keterangan salah seorang penyidik dari Polda Bali, Kompol Ida Bagus Wedanajati menyampaikan bahwa pihaknya saat ini berstatus melimpahkan kasus korupsi pipanisasi mata air embukan ke Kejati Bali. “Kami melipahkan kasus ini kepada Kejati” ujarnya Wedanajati saat ditemui di Kejari Amlapura kemarin. Disampaikan bahwa pihaknya sudah cukup melakukan proses penyidikan terhadap tersangak I Wayan Arnawa. Selain itu, pihaknya juga mengaku memiliki barang bukti kerugian Negara Rp.3,7 Miliar dari BPKP dan sebanyak 76 bendel dokumen serta beberapa potongan pipa yang tidak sesuai dengan percanaan. 
   Disampaikan bahwa untuk saat ini pihaknya baru bisa  menetapkan satu tersangka sementara tersangka yang lain masih menunggu proses lebih lanjut. “Ada tersangka lain, masih tunggu proses lebih lanjut” ujarnya. Pihaknya menyampaikan bahwa kasus korupsi pipanisasi bisa juga menyeret nama-nama pelaku yang lainnya. Mengingat selama ini setidaknya ada 11 orang tersangka yang ditetapkan oleh Polda Bali yang tersangkut kasus korupsi pipanisasi. 

Usaha Meredam Kasus Gigitan Monyet di Lempuyang, 11 Monyet Dieleminasi Sisanya Akan Dimandulkan

AMLAPURA – Kasus gigitan monyet di Kawasan Suci Pura Lempuyang Luhur, Banjar Purwayu, Desa Tri Buana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem tidak terdengar lagi. Sejak kasus gigitan terakhir yang memakan korban seorang pecalang bernama Gede Parsa pada Kamis (28/8) silam, praktis berita tentang keganasan monyet di Lempuyang mereda. Walaupun demikian, pihak Desa Adat Purwayu selaku pengempon Pura Lempuyang tidak berhenti untuk melakukan pengamanan terhadap para pemedek yang datang untuk sembahyang ke Pura Sad Kahyangan tersebut. Pihak Desa Adat pun tidak berhenti untuk mencari berbagai macam solusi baik secara skala dan niskala agar kondisi kembali kondusif dan tidak ada lagi bencana akibat kasus gigitan Monyet Lempuyang yang sampai saat ini tercatat sudah menelan korban 35 kasus gigitan.
Tidak adanya tambahan kasus gigitan monyet galak di Lempuyang kemungkinan tidak terlepas dari keberhasilan pihak juru boros (pemburu) yang disewa oleh pihak desa adat. Diketahui bahwa juru boros dengan perangkap Jebagnya berhasil menangkap lalu mengeliminasi 11 monyet yang dicurigai menggigit para pemedek. Ketika dikonfirmasi tetang hal itu, Bendesa Adat Purwayu, I Nyoman Jati menyampaikan bahwa untuk saat ini memang kasus gigitan monyet di Lempuyang sudah tidak ada lagi. Namun pihaknya tidak berani menjamin kasus serupa tidak terulang kembali. “Mudah-mudahan tidak terulang lagi, karena kasus gigitan sudah banyak” Ujarnya yang menyampaikan sudah 35 kasus gigitan yang tercatat sejak tahun 2013.
Nyoman Jati tidak berani mengatakan kalau penyebab tidak ada kasus gigitan lagi karena telah berhasil mengeliminasi 11 monyet yang dicurigai menggigit para pemedek. “Saya tidak berani mengatakan kalau kasus gigitan berhenti karena 11 monyet sudah dibunuh” ungkapnya. Pihaknya mengaku terus akan melakukan upaya apapun agar kasus gigitan tidak ada lagi termasuk mepinunas (meminta petunjuk) secara niskala.
Kilas balik, Nyoman Jati menuturkan bahwa monyet-monyet yang terperangkap masuk jebag tersebut dibunuh karena terlihat agresif dan galak saat didekati. “Sebelas monyet yang dibunuh itu karena galak dan agresif sehingga dicurigai warga sebagai monyet yang menggigit para pemedek” ujarnya Nyoman Jati. Sementara monyet yang tidak galak dan terlihat polos kembali dilepaskan. Pihaknya pun mengaku tidak berani sembarangan membunuh mengingat di Lempuyang merupakan kawasan suci. Ile-ile nanti bisa sisip (kualat). Disampaikan bahwa ke-11 Monyet yang dieleminasi tersebut sudah diupacarai agar tidak terjadi sisip (kualat) dengan Ida Sesuunan di Pura Lempuyang. “Kami tidak berani gegabah dalam membunuh monyet di Lempyang karena merupakan kawasan suci, kami sudah lakukan upaca terhadap monyet-monyet yang dibunuh tersebut agar tidak kesisipan” akunya.
    Kendati sekarang sudah reda namun pihaknya mengaku juga berencana untuk menambah lagi jebag untuk memperoleh lebih banyak monyet. Pihaknya melakukan hal tersebut untuk menangkapnya dan memeberikannya obat mandul. Hal tersebut dilakukan bekerjasama dengan dinas perternakan. “Kami akan melakukan kerjasama dengan dinas peternakan untuk memndulkan beberapa monyet yang berhasi ditangkap” ungkapnya. Upaya pemandulan itu dilakukan karena perkembangan populasi monyet di Lempuyang sudah sangat padat. Dipaparkan bahwa dulu tidak lebih dari seratus monyet yang ada di Lempuyang, Namun belakangan sudah lebih dari 1000 monyet yang tersebar di Lempuyang. Jumlah yang meningkat tersebut membuat persaingan mencari makanan semakakin kecil. Sementara para pemedek yang memeberikan makanan cenderung jumlahnya tetap. Oleh sebab itu, upaya mandulkan monyet dilakukan untuk menstabilkan jumlah pupulasi sehingga persaingan mendapatkan makanan semakin kecil dan kasus monyet yang menyerang dan menggigit pemedek tidak ada lagi. 


Kamis, 23 Oktober 2014

Dua Cewek Cantik Yang Diduga Penyebar HIV AIDS Tak Bisa Ditangkap

AMLAPURA – Mengenai terduga dua orang cewek cantik yang menyebarkan virus HIV AIDS di Karangasem ternyata tidak bisa ditangkap. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem, IGM Tirtayana mengatakan bahwa yang bersangkutan itu tidak bisa ditangkap atau diambil paksa karena pihaknya tidak punya wewenang terhadap hal itu. Pihaknya hanya bisa melakukan pendekatan dan konseling kepada yang barsangkutan jika nantinya cewek itu ditemukan. “Kami tidak punya kewenangan untuk menangkap, Siapa yang berani menangkap? ya kalau benar dia HIV AIDS kalau tidak kami bisa dituntut” ujar Tirtayana, Rabu (22/10) kemarin.
Kendati hampir sebagian besar masyarakat sudah mengetahui sosok cewek tersebut, namun ternyata si cewek dikabarkan masih tetap berkeliaran. Dua cewek yang masih berstatus kakak adik tersebut kini populer di dunia maya terutama bagi mereka yang melek media sosial dan pengguna BBM. Fotonya terpampang jelas di beberapa akun facebook dan sengaja dibroadcast ke semua orang untuk dihindari. Walaupun demukian, sebagaian masyarakat terutama orang tua tetap pula resah dan khawatir terhadap keberadaan dua cewek nakal tersebut. 
     IGM Tirtayana menilai bahwa keresahan dan kekhawatiran masyarakat memang beralasan karena virus HIV AIDS tergolong penyakit berbahaya. Kendati demikian, Tirtayana menjelaskan bahwa virus tersebut tidak menular melalui pegangan tangan, bertukar pakaian, atau berciuman sekalipun. Disampaikan bahwa penyebaran virus tersebut hanya bisa melalui kontak aliran darah dan cairan sperma atau cairan vagina. Oleh karena itu, apabila ada terindikasi orang yang mengidap HIV AIDS di kalangan masyarakat harap orang tersebut  jangan dikucilkan. Apabila dikucilkan atau dijauhi malah yang membuat orang tersebut defresi dan berniat balas dendam menyebarkan virusnya kepada orang lain. “Kalau ada yang mengidap HIV AIDS jangan dikucilkan, ajak mereka dan sarankan untuk berobat” ujarnya. Disampaikan bahwa bagi para pengidap yang diketahui sejak awal bisa ditolong dengan memberikan obat berupa ARV (antiretroviral). Pemberian capsul ARV tersebut bisa membantu menguatkan daya tahan tubuh penderita sehingga virus HIV AIDS di dalam tubuhnya tidak berkembang biak.
    Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, saat ini pihak dinas kesehatan akan memeberikan sosialisasi lebih intens tentang virus HIV AIDS kepada masyarakat. Pihaknya mengaku akan memeberdayakan KPAD (Kader Peduli AIDS Desa) yang akan secara intensif memberikan penyuluhan ke masyarakat tentang apa dan bagaimana pencegahan HIV AIDS di masyarakat. Selain itu, pihaknya juga mengaku sudah merancang tes VCT (Voluntary Counseling and Testing) untuk masyarakat yang terduga terkena virus HIV AIDS. 
     Pihaknya sudah memeprsiapkan satu orang tenaga konseling VCT di 12 Puskesmas di Kabupaten Karangasem. Sementara untuk di RSUD Karangasem sudah disiapkan 6 orang konselor VCT yang siap melayani penderita HIV AIDS. Pihaknya juga merancang pemeriksaan VCT untuk ibu-ibu hamil yang berobat ke puskesmas atau Rumah Sakit. Disampaikan pemeriksaan itu untuk memastikan nantinya bayi bagi sang pengidap HIV AIDS bisa diselamatkan tidak terkena HIV walaupun ibunya penderita. “Kita sudah rancang VCT untuk ibu-ibu hamil biar nanti diperiksa kalau positif biar diberikan penanganan khusus agar bayinya tidak ikut terkena virus HIV AIDS” pungkasnya.


2.566 Pelamar CPNS di Karangasem Lulus Seleksi Administrasi

AMLAPURA – Setelah sempat molor selama dua hari, pengumuman hasil seleksi administrasi pelamar CPNS akhirnya diumumkan oleh BKD Karangasem, Rabu (22/10) kemarin. Dari penguman yang ditempel di Kantor BKD Karangasem dan disebarkan lewat Website tersebut terlihat sebanyak 2.566 yang dinyatakan lulus seleksi administrasi. “Dari hasil ferivikasi yang kami lakukan sebanyak 2.566 dinyatakan lulus seleksi” ujar Kepala BKD Karangasem, I Nyoman Tari saat ditemui di Amlapura, (22/10) kemarin. 
Selain yang lulus tersebut, Tari menyampaikan ada juga pelamar CPNS yang tidak lulus saat ferivikasi administrasi yaitu sebanyak 126 orang. “Yang tidak lulus administrasi juga ada sebanyak 126 orang” ungkapnya. Disampaikan bahwa yang tidak lulus tersebut karena formasi CPNS yang dilamarnya tidak sesuai dengan kualifikasi izasah dari si pelamar. “Mereka tidak lulus karena izasahnya tidak sesuai dengan kualifikasi formasi yang  dicari” tambahnya.
     Dilihat dari data pelamar yang lulus seleksi administrasi terlihat bahwa pelamar dari kalangan Guru masih mendominasi yaitu sebanyak 1.944 orang. Sisanya adalah untuk tenaga kesehatan sebanyak 380 orang dan tenaga teknis sebanyak 262 orang. Jumlah tersebut nantinya akan memperebutkan formasi CPNS sebanyak 145 formasi yang terdiri dari 82 tenaga guru, 24 tenaga kesehatan, dan 39 tenaga teknis. Lebih Jauh Tari menyampaikan pelamar yang telah dinyatakan lulus nantinya berhak mendapatkan nomor testing ujian CPNS yang tempat tesnya akan dilaksanakan di kantor BKN rayon X di Denpasar.
   Tari menyampaikan pengambilan nomor testing sudah dilakukan mulai besok bertempat di Gor Gunung Agung. Disinggung masalah waktu test, Nyoman Tari mengaku belum mengetahui jadwal pasti kapan akan dilakukan tes CPNS tersebut. “Untuk pelaksanaan tesnya kami belum tahu, kami masih menunggu jadwal dari pusat” ujarnya.

Rabu, 22 Oktober 2014

Waspada, Dua Cewek Penyebar Virus HIV AIDS Masih Berkeliaran

AMLAPURA – Kendati sudah lebih dari dua minggu isu penyebaran HIV AIDS yang diduga disebarkan oleh dua orang cewek cantik santer dibicarkan masyarakat Karangasem, namun sampai saat ini belum ada tindakan signifikan yang dilakukan KPAD (Komisi Pemberantasan AIDS Daerah) dan Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem dalam menindaklanjuti isu tersebut.  Pasalnya menurut informasi yang beredar, dua orang cewek yang merupakan kakak-adik tersebut terus berkeliaran mencari mangsa menyebarkan virusnya ke orang lain. Oleh Karena itu, setiap orang diminta waspada jangan sembarangan melakukan hubungan seksual dengan orang yang tidak dikenal atau bukan dengan pasangan sendiri. Sebab diduga telah lebih dari 30 orang yang menjadi korban dari sang cewek. Terakhir dua gadis yang masih berumur dibawah 20 tahun tersebut sempat diketahui mangkal di Jalan Veteran atau yang lebih dikenal dengan jalur 11. Di tempat ini, dikabarkan si cewek sempat bercinta dengan 5 orang cowok sekaligus.
Bukan hanya itu berita kehebohan tentang dua bidadari penyebar HIV. Yang lebih meresahkan lagi, dari beberapa broadcast melalui Blacbery beredar isu bahwa cewek yang bersangkutan sempat mandi di salah satu tempat wisata air di karangasem dan dengan sengaja melukai dirinya agar darahnya tersebar di air. Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk menularkan virus HIV AIDS yang dimilikinya kepada banyak orang.
I Made Sukerana selaku ketua KPAD (Komisi Pemberantasan AIDS Daerah) Karangasem tidak menampik adanya isu peredaran HIV AIDS tersebut. Ketika ditemui di Amlapura Selasa (21/10) kemarin, wabup mengaku pihaknya mengertahui isu tetang penyebaran virus HIV AIDS yang diduga disebarkan oleh dua Cewek cantik. “Saya mendengar isu tersebut, saya sudah perintahkan orang untuk menyelidikinya” Ujar Sukerana. Berdasarkan hasil informasi yang diperolehnya, Sukerana menyampaikan bahwa ternyata yang sempat memakai cewek tersebut adalah kebanyakan anak-anak muda geng motor yang sering nongkrong malam-malam di pinggir jalan raya. “Katanya pernah diajak beramai-ramai oleh anggota geng motor” ungkapnya.
    Mantan Ketua Koni Karangasem tersebut mengaku saat ini telah menjalin koordinasi dengan pihak-pihak terkait terutama dinas kesehatan dan kepolisian untuk menangani dua cewek yang diduga menyebarkan virus tersebut. “Kami sudah menjalin koordinasi supaya cewek tersebut bisa dibinan dan dikarantina agar tidak berkelairan lagi” akunya. Pihaknya mengaku sudah mengantongi identitas dan foto dari dua cewek yang diduga sebagai penyebar virus tersebut.
      Sementara untuk orang-orang yang pernah berhubungan badan dengan salah satu dari dua cewek tersebut, Sukerana  mengharapakan agar dengan suka rela untuk melakukan tes VCT (Voluntary Counseling and Testing). “Yang pernah melakukan dengan cewek tersebut saya harapkan dengan suka rela untuk melakukan tes agar diketahui kebenarannya apakah sudah kena atau tidak” sarannya. Sukerana menyampaikan kalau sejak dini diketahui maka akan bisa diberikan obat penangkal sehingga virus di dalam tubuh penderita tidak berkembang biak dan orang yang bersangkutan tidak menjadi penyebar virus yang baru.
    Sementara itu, Kadis Kesehatan Karangasem, IGM Tirtayana menyampaikan bahwa pasca isu penyebaran HIV AIDS yang beredar di masayarakat ternyata banyak warga yang telah melakukan tes VCT untuk mengetahui kondisi tubuhnya. Tirtyana engan menyebutkan siapa dan berapa jumlahnya yang jelas pihaknya berjanji akan menagani dan meberikan pengobatan dan konsultasi kepada para penderita HIV AIDS tersebut. Disampaikan bahwa di puskesmas juga sudah disiapakan satu orang dokter yang mampu memebrikan bimbingan dan nasihat kepada penderita HIV AIDS. Selain itu, para penderita juga akan diberikan obat berupa ARV (antiretroviral) yang bertujuan menekan perkembangan virus sehingga penderita bisa hidup lebih lama. Disampaikan bahwa obat tersebut didapatkan dengan gratis di RSUD Karangasem.

Satu Orang Tenaga Magang Ke Jepang Asal Karangasem Dikabarkan Menghilang

AMLAPURA – Satu orang tenaga magang ke Jepang asal Karangasem dikabarkan menghilang dari tempat kerjanya di Koperasi Scuba, Provinsi Ibaraki, Jepang. Tenaga magang yang menghilang tersebut tersebut diketahui bermana I Wayan Putu Gorsi (23) asal Desa Bukit, Kecamatan Karangasem. Gorsi dikabarkan menghilang sejak Kamis (16/10) lalu dari tempat kerjanya yang merupakan areal peternakan babi. Pemuda yang berangkat magang sejak tahun 2011 itu dikabarkan tiba-tiba tidak ada di tempat kerjanya tanpa pemberitahuan sebelumnya. Padahal Gorsi sekitar 4 bulan lagi sudah akan menyelesaikan masa kontrak magangnya sehingga akan kembali lagi pulang ke Karangasem.
Berita tentang menghilangnya seorang tenaga magang ke Jepang asal Karangasem tersebut disampaikan oleh Bupati Karangasem, I Wayan Geredeg dalam acara road show evaluasi pembangunan di Balai Banjar Susuan, Karangasem, Selasa (21/10) kemarin.  Dalam acara tersebut, I Wayan Geredeg menyampaikan bahwa dirinya mengetahui kabar tersebut saat melakukan kunjungan langsung ke Jepang mengantar dan meninjau tenaga magang di Jepang, Sabtu (18/10) lalu. Pihaknya mengaku belum tahu penyebab pasti tenaga magang tersebut tidak ada di tempat kerjanya, entah menghilang karena diculik sekelompok orang atau menghilang karena ingin keluar bekerja di tempat lain.  Oleh karena itu, Geredeg mengaku telah mendatangi KBRI (Keduataan Besar Republik Indonesia) yang ada di Jepang untuk melaporkan masalah tersebut. Selain itu, pihaknya mengaku  juga telah bekerjasama dengan polisi dan Interpol di jepang untuk menemukan I Wayan Putu Gorsi. “Kita sudah datangagi KBRI dan polisi di Jepang melaporkan hal tersebut” ungkapnya. Geredeg berharap Gorsi cepat ditemukan sehingga bisa diketahui kebenarannya.
    Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karangasem, I Gusti Nyoman Arya Sulang menyampaikan bahwa Wayan Putu Goris memang tercatat sebagai orang yang ikut magang ke Jepang sejak tahun 2011. Disampaikan Gorsi di Jepang tinggal dan bekerja bersama seorang temannya I Nengah Sudarma (24) yang juga berasal dari Karangasem. “Menurut Sudarma bahwa Gorsi tidak pernah cerita apapun atau berpesan papaun kepadanya sebelum ia menghilang” ujar Arya Sulang. Kendati demikian, pihaknya mengaku telah coba menghubungi pihak keluarga Gorsi di Desa Bukit, Kecamatan Karangasem terkait masalah menghilangnya Gorsi dari tempatnya bekerja. Kendati dikabarkan telah menghilang, namun menurut Arya Sulang pihak keluarga dari Wayan Putu Goris memberikan respon yang santai dan tidak khawatir tentang berita tersebut. 
   Arya Sulang pun menduga Wayan Putu Goris telah berkomunikasi dengan orang tuanya menyampaikan perihal alasan dirinya menghilang dari tempat kerjanya di Jepang. Arya Sulang menduga kalau di akhir masa kontrak kerjanya yang masih 4 bulan dimanfaatkan Gorsi untuk mencari kerja di tempat lain yang menawarkan jumlah gaji yang lebih besar. Jika itu benar terjadi, maka tindakan Gorsi bukan hanya merugikan dirinya sendiri jika tertangkap, namun di sisi lain juga mengurangi kepercayaan pihak Koperasi Scuba dalam melanjutkan kerjasama merekrut tenaga magang asal Karangasem ke Jepang.

Selasa, 21 Oktober 2014

Antisifasi Penyebaran Virus HIV AIDS, Tim Yustisi Razia Tempat Kost

AMLAPURA – Merebaknya isu penyebaran HIV AIDS yang meresahkan warga Karangasem beberapa akhir ini membuat tim yustisi yang dimotori Sat Pol PP Karangasem mengambil langkah antisifatif. Tim pun memutuskan memerangi penyebaran virus berbahaya tersebut dengan mencegah perbuatan sex bebes dan prostitusi terselubung yang dicurigai dilakukan di sejumlah kos-kosan yang ada di seputar wilayah Karangasem. Untuk itu, tim yustisi melakukan razia terhadap sejumlah kost yang ada di seputaran Amlapura, Minggu (19/10) kemarin. Lebih dari 10 tempat kos yang disambangi tim, namun sayang razia yang terkesan dilaksanakan terlalu dini ini yaitu mulai pukul 20:00 Wita itu tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Bukannya memperoleh pasangan mesum, atau 2 gadis yang diduga penyebar HIV AIDS, Tim hanya mendapati tiga orang penghuni kost yang tidak memiliki identitas.
    Kasat Pol PP Karangasem, Iwan Suparta saat ditemui di markas Sat Pol PP di Jalan Kapten Jaya Tirta Amlapura mengaku saat ini pihaknya intens untuk mengantisifasi kenakalan remaja yang menjurus pada sex bebas dan postutusi terselubung yang rentan mengabatkan penyebaran HIV AIDS. Pihaknya mengaku bergerak berdasarkan laporan masyarakat bahwa di sejumlah kost-kosan sering dijadikan tempat bercinta oleh remaja dan ada pula kost-kosan cewek yang setiap harinya disambangi cowok-cowok. “Kita bergerak berdasarkan laporan masyarakat dimana sejumlah kost dicurigai sebagai tempat sek bebas” ujarnya. Pihaknya mengaku bahwa tim yang bergerak di sejumlah kost-kosan tidak mendapatkan hasil yang signifikan kemungkinan razia yang dilakukan bocor. Sebab sebelum tim bergerak ke kost-kosan yang lain ternyata sudah kosong ditinggalkan penghuninya. “Saat kita lakukan razia memang banyak kos yang ternyata kosong” akunya. Kendati demikian pihaknya mengaku terus akan sewaktu-waktu akan melakukan razia di tempat-tempat kost yang sudah menjadi blacklist di sat Pol PP. “Nanti kita akan kembali bergerak bukan hanya malam bisa juga siang atau tengah malam” akunya.
     Sementara itu, tiga orang yang terjaring razia karena tanpa identitas didata di sat Pol PP untuk diberikan pembinaan. Dua dari tiga orang tersebut adalah cewek yang ternyata minggat dari rumahnya. Dua cewek yang masih muda tersebut yaitu PL (21) dan DA (14). Sementara sorang cowok diketahui bernama SD (16). PL, DA, dan SD di tangkap di tempat yang sama yaitu di Kos-kosan di Jalan Sudirman Amlapura. Kendati demikian, SD mengelak bahwa kedatangannya ke kos-kosan tersebut mencari PL dan DA. “Saya tidak kenal (PL dan DA), saya ke kosan sana cari teman”ujar Pemuda asal Praya, Lombok Tengah yang tinggal di Lingkungan Karanglangko tersebut.
   Sementara itu, PL yang merupakan seorang janda muda beranak dua mengaku baru sekitar 3 bulan kos di Sudirman. PL yang sudah 6 bulan cerai dari mantan suaminya itu mengaku lebih memilih kost daripada tinggal bersama keluarganya di lingkungan Jasri karena ingin hidup mandiri. “Saya lebih suka kost daripada di rumah” akunya saat didata di Sat Pol PP. Janda muda itupun kemudian dikembalikan kepada orang tuanya dan disarankan untuk mencari KTP sehingga tidak lagi terjaring razia sat Pol PP.
  Di sisi lain, DA (14) diketahui sebagai anak putus sekolah yang minggat dari rumahnya sudah lebih dari sebulan. DA yang kenal dengan PL numpang tempat tinggal karena tidak mau pulang ke rumahnya. Gadis yang seharusnya masih duduk di Kelas 3 SMP itu mengaku minggat dari rumahnya karena sedang ada masalah keluarga. “Saya ada masalah keluarga” akunya. Setelah dihubungi orang tuanya, DA pun dijemput oleh orangtuanya untuk diajak kembali ke rumahnya di Jalan Ngurah Rai Amlapura.

Didukung Oleh 8 PAC, Gede Dana Ambil Formulir Pendaftaran Calon Bupati Dari PDIP

AMLAPURA – I Gede Dana yang digadang-gadang sebagai calon kuat yang diusung PDIP untuk maju dalam pertarungan Pilbup Karangasem 2015 akhirnya mengambil formulir pendaftaran calon bupati dari PDIP, Senin (20/10) kemarin. Politisi PDIP yang tiga kali lolos ke gedung DPRD Karangasem tersebut mengambil formulir sekitar pukul 09:30 Wita didampingi oleh puluhan warga sipatisan pendukungnya. Bukan itu saja, Gede Dana juga didampingi oleh 8 pimpinan PAC dan sejumlah anggota fraksi PDIP DPRD Karangasem. Kendati demikian, Gede Dana mengaku keputusan akhir tentang siapa yang akan diusung PDIP ditentukan di DPP. 
Dirinya berjanji apapun keputusan ketum PDIP akan dihormati dan dilaksanakannya sebaik-baik-baiknya. “Apapun keputusan partai akan saya hormati dan laksanakan” ujarnya di hadapan seluruh pendukungnya yang ikut dalam acara pengambilan formulir pendaftaran penjaringan calon bupati karangasem di aula DPC PDIP, Senin (20/10) kemarin.  Dirinya pun mengaku siap mendukung siapapun calon yang diusung PDIP, walaupun bukan dirinya yang terpilih. Gede Dana yang juga sebagai ketua DPC PDIP itu percaya calon yang dipilih PDIP adalah pemimpin yang memang benar-benar dipilih mewakili hati masyarakat yang dipercaya bisa mengantarkan masayarakat karangasem ke hidup yang lebih baik. “Nanti siapapun calon yang dipilih berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh tim di pusat, orang tersebut pastinya orang yang dikenal luas di masyarakat Karangasem dan dipercaya mampu membawa masyarakat karangasem hidup lebih sejahtera” ungkapnya.
    Sementara itu, anggota DPD PDIP korwil Karangsem, Adenan menyampaikan bahwa PDIP memberikan sistem penjaringan yang terbuka kepada siapa saja baik kader PDIP atau di luar partai untuk ikut dalam penjaringan calon bupati dan wakil bupati karangasem 2015. Pihaknya menyampaikan tahun 2015 PDIP mengharapkan mampu untuk meraih kembali kursi Bupati Karangasem yang sudah 10 tahun jatuh ke tangan partai lain. Adenan berkeinginan untuk merebut kembali kursi bupati dengan bersatu dengan masayarakat untuk bersama-sama membangun karangasem ke arah yang lebih baik. Disampaikan bahwa nantinya baik kader maupun non kader yang ikut penjaringan supaya solid dan tetap mendukung PDIP kendati siapapun calon yang diputuskan oleh DPP. “Nanti siapapun yang dicalonkan harus didukung, kita PDIP harus bersatu dan solid sehingga mampu merebut kembali kursi Bupati Karangasem” ungkapnya.
     Ketua Tim Penjaringan calon Bupati dan Wakil Bupati PDIP, I Nyoman Oka Antara menyapaikan bahwa Gede Dana menjadi orang ke-13 yang mengambil formulir pemdaftaran. Disampaikan bahwa sebelumnya pendaftaran juga dilakukan oleh I Wayan Sudirta yang diwakilkan oleh I Putu Wirata Dwikora. Sementara untuk pendaftaran sampai Senin kemarin jumlahnya 14 orang yang terdiri dari 7 calon bupati dan 7 calon Wakil Bupati. Dijelasakan Yang mendaftar sebagai bupati antara lain AA Bagus Ngurah, I Gusti Ayu Mas Sumantri, I Gusti Bagus Agung Sutedja, I Kadek Ageng Puja Astawa, dan Ni Nengah Sumiati, I Wayan Sudirta, dan I Gede Dana. Sementara yang mengambil formulir calon Wakil Bupati adalah I Wayan Suastika, I Negah Rata, I Gede Sudarma, I Wayan Pandu Prapanca Lagosa, Nyoman Pasek, dan I Wayan Artadipa, dan I Wayan Sukedana. Pihaknya masih buka kesempatan pengambilan formulir sampai tanggal 26 Oktober 2015. Hal itu dilakukan untuk mmberikan kesempatan kepada setiap  tokoh  masyarakat atau kader PDIP yang lain yang ingin mencalonkan diri dan begabung dengan PDIP. Kendati misalnya nanti tidak lolos hasil survey yang bersangkutan pasti akan dilibatkan dalam panitia untuk membawa PDIP menuju pemenang pilkada Karangasem 2015.