AMLAPURA – Sebagai daerah yang masih tergolong miskin, seharusnya pemerintah Karangasem melakukan perencanaan program yang lebih prorakyat. Hal itulah yang menjadi landasan utama mengapa Fraksi Nasdem DPRD
Karangsem menyorot adanya anggaran yang tidak wajar dimana anggaran untuk pelatihan
PASKIBRAKA (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka) HUT RI 2015 dianggarkan senilai Rp.1.091.079.000.
Sorotan tersebut disampaikan
oleh Ketua Fraksi Nasdem DPRD Karangsem, I Gede Putu Sudita dalam acara rapat
paripurna pembacaan pandangan umum fraksi terhadap Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Karangasem 2015 di gedung DPRD Karangsem,
Kamis (30/10) kemarin. Sudita menyatakan dengan tegas anggaran yang tidak
rasional tersebut perlu dijelaskan dengan gamblang sehingga diketahui
peruntukannya dengan baik. Politisi asal Desa Kerta Mandala, Kecamatan Abang
tersebut menilai adanya anggaran yang berlebihan dalam pelatihan paskibra sebab
pihaknya dianggarkan Rp.1 Miliar lebih untuk pelatihan yang dilaksanakan hanya
dalam waktu satu bulan. “Kami dari fraksi Nasdem mempertanyakan anggara pelatihan
PASKIBRAKA HUT RI 2015 yang dianggarakan Rp.1.091.079.000, menurut kami anggaran itu terlalu besar sehingga nantinya perlu dikaji kembali” ujar politisi Nasdem dari dapil Abang tersebut.
Ditemui seusai rapat, Putu Sudita benar-benar
menyayangkan adanya rencana dana yang terlalu tinggi untuk Paskibraka. Dirinya menilai
kegiatan PASKIBRA memang penting namun alokasi dananya yang tinggi sehingga
memunculkan tanda Tanya. Apalagi dirinya mendengar bahwa untuk paskibra yang memakan
anggaran tinggi tersebut karena dipakai anggota paskibra jalan-jalan ke luar
daerah. Pihaknya menganggap itu belum
perlu dilakukan mengingat kondisi masyarakat karangasem yang tingkat
kemiskinannya masih sangat tinggi yaitu sekitar 21 ribu jiwa. Pihanya menilai
lebih baik anggaran lebih banyak dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih kontributif
untuk pengentasan kemiskinan. “Lihatlah masyarakat karangasem masih banyak yang
miskin, lebih baik anggaran dialokasikan untuk kegiatan pengentasan kemiskinan
saja” ungkapnya. Dirinya mencontohkan bahwa masyarakat karangasem masih banyak
yang memiliki rumah tidak layak huni, banyak pengangguran, pendidikan rendah,
juga penyediaan air bersih masih sangat kurang. Untuk itu pihaknya beerharap
agar anggaran-anggaran yang kurang penting dan tidak produktif nanti bisa
dirasionalaisasi dan bahkan dihapus.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Karangasem, I
Gede Ariyasa saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa memang benar untuk
paskibraka dianggarkan sebesar 1.091.000.000. Dijelaskan
bahwa anggaran tersebut sebagian besar dipakai sebagai “hadiah” 90 anggota paskibraka
atas jasanya dalam melakukan upacara bendera. “Nanti kemungkinan dipakai
berkunjung ke Istana Negara, kasian mereka (anggota paskibraka) sudah sebulan
berlatih dan tidak sekolah, tentu mereka perlu diberi apresiasi” ujarnya.
Menurut Ariyasa bahwa anggaran perjalanan itu yang memang memakan banyak biaya
yaitu dianggarkan senilai Rp.632 Juta. Sementara sisanya Rp.459 juta dipakai
untuk keperluan makan dan minum dalam masa latihan sebulan, membeli pakaian latihan dan
pakaian di hari H, membayar uang intstruktur dan kebutuhan operasional lainnya.