Laman

Laman

Selasa, 18 November 2014

Budidaya Pepaya Prospek Pertanian Menjanjikan

AMLAPURA – Memanfaatkan potensi alam pertanian secara maksimal memang diperlukan untuk memajukan kualitas hidup para petani. Untuk itu diperlukan terobosan dalam pertanian baik dari segi komoditi pertanian maupun cara pengolahan lahan pertanian agar hasilnya lebih profitable. Seperti halnya progresitifitas pertanian yang dilakukan di Dusun Waliang, Desa Abang, Kecamatan Abang, Karangasem yang melakukan budidaya tanaman pepaya Calina. Penanaman pepaya yang dikenal dengan buah tebal dan rasa yang manis itu adalah inisiatif seorang petani asal Waliang yang bernama Dewa Gede Ngurah (55). 
Dewa Gede mengaku menanam papaya calina dari tahun 2010. Adanya keinginan menanam pepeya tersebut diakuinya atas arahan dan ajakan seorang pegawai dari dinas pertanaian kecamamtan Abang. “saya yang pertama menanam papaya calina di sini karena ajakan dari seorang pegawai dinas pertanian kecamatan Abang” Ujar Dewa Gede Ngurah saat ditemui di kebun pepayanya, Selasa (29/7) kemarin. Sebelum menanam papaya, Dewa mengaku awalnya di ladangnya ia menanam ubi jalar dan singkong. Ternyata hasil dari menanaman singkong dan ubi jalar di lahan seluas 700 M2 miliknya tersebut ternyata tidak maksimal dan dinilainya kurang mampu membantu meningkatkan ekonomi keluarganya. “Hasil menanam papaya jauh lebih baik daripada menanam singkong dan ubi jalar” akunya. Kini langkah gerak bapak 4 anak yang memiliki sekitar 125 pohon pepaya tersebut diikuti oleh masyarakat di dusunnya. Bahakan Dewa juga mensuplay bibit pepaya calina untuk masyarakat di luar Desa Abang yang punya keinginan untuk menanam pepaya calina. “Banyak juga dari luar desa yang mencari bibit pepaya di sini untuk ditanam di desanya” Akunya.
       Menanam pepaya diakuinya sebagai sesuatu yang tidak sulit dilakukan. Untuk masalah penanaman dan perawatan tidak terlalau memutuhkan tenaga ektra kecuali dalam waktu masa pembibitan yang memang agak rentan mati apabila kurang perawatan. Bibit yang dalam bentuk biji perlu dicampur abotil semacam obat perangsang tumbuh akar agar cepat tumbuh. Untuk itu disarankan lebih baik untuk pemula agar bibit yang dipakai dibeli yang sudah jadi biar bisa langsung tanam.
         Dewa menyampaikan hal lain yang perlu dipersiapkan adalah penggalian lubang 1x1,5 meter dengan kedalaman 1 meter. Sebelum bibit ditanam lubang diisi dulu dengan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah penggalian dengan komposisi 1:3 atau menggunakan ukuran 3 bak arko pupuk kandang. Bibit ditanaman setelah berumur kurang lebih satu bulan. Jarak penanaman satu pohon dengan pohon lainnya 2,5 meter. Sebaiknya dibuat gundukan tanah dengan untuk menghindari air menggenang pada batang papaya saaat musim hujan. “Perlu dibuatkan gundukan agar batang tidak terendam air kalau hujan supaya batangnya tidak keropos” ungkapnya.
       Sementara untuk masa panen disampaikan bahwa sudah bisa dilakukan setelah pepaya calina berumur 7 bulan. Masa panen berlangsung selama 2-3 bulan dengan rata-rata panen perpohon 1-2 butir per 3 hari. Usia produktif bisa mencapai 5 sampai 6 tahun tergantung perawatan. Sementara untuk penjualan buah tidak dilakukan perbiji tapi memakai ukuran massa. Dewa menyampaikan untuk 1 kg dihargai Rp.7000 rupiah.  Dirinya mengaku tidak kesulitan untuk melakukan penjualan sebab sudah ada pembeli yang bahkan langsung datang ketempatnya. “Sudah ada agen yang langsung datang kesini, kami masih kekurangan produksi untuk melayaninya” ujarnya seraya mengajak masyarakat lainnya untuk berbudidaya pepaya calina.

0 komentar:

Posting Komentar