AMLAPURA – Memanfaatkan potensi
alam pertanian secara maksimal memang diperlukan untuk memajukan kualitas hidup
para petani. Untuk itu diperlukan terobosan dalam pertanian baik dari segi
komoditi pertanian maupun cara pengolahan lahan pertanian agar hasilnya lebih
profitable. Seperti halnya progresitifitas pertanian yang dilakukan di Dusun Waliang,
Desa Abang, Kecamatan Abang, Karangasem yang melakukan budidaya tanaman pepaya
Calina. Penanaman pepaya yang dikenal dengan buah tebal dan rasa yang manis itu
adalah inisiatif seorang petani asal Waliang yang bernama Dewa Gede Ngurah (55).
Dewa Gede mengaku menanam papaya calina dari tahun 2010. Adanya keinginan menanam
pepeya tersebut diakuinya atas arahan dan ajakan seorang pegawai dari dinas
pertanaian kecamamtan Abang. “saya yang pertama menanam papaya calina di sini
karena ajakan dari seorang pegawai dinas pertanian kecamatan Abang” Ujar Dewa
Gede Ngurah saat ditemui di kebun pepayanya, Selasa (29/7) kemarin. Sebelum
menanam papaya, Dewa mengaku awalnya di ladangnya ia menanam ubi jalar dan
singkong. Ternyata hasil dari menanaman singkong dan ubi jalar di lahan seluas
700 M2 miliknya tersebut ternyata tidak maksimal dan dinilainya
kurang mampu membantu meningkatkan ekonomi keluarganya. “Hasil menanam papaya
jauh lebih baik daripada menanam singkong dan ubi jalar” akunya. Kini langkah
gerak bapak 4 anak yang memiliki sekitar 125 pohon pepaya tersebut diikuti oleh
masyarakat di dusunnya. Bahakan Dewa juga mensuplay bibit pepaya calina untuk
masyarakat di luar Desa Abang yang punya keinginan untuk menanam pepaya calina.
“Banyak juga dari luar desa yang mencari bibit pepaya di sini untuk ditanam di
desanya” Akunya.
Menanam pepaya diakuinya sebagai sesuatu yang
tidak sulit dilakukan. Untuk masalah penanaman dan perawatan tidak terlalau
memutuhkan tenaga ektra kecuali dalam waktu masa pembibitan yang memang agak
rentan mati apabila kurang perawatan. Bibit yang dalam bentuk biji perlu
dicampur abotil semacam obat perangsang tumbuh akar agar cepat tumbuh. Untuk
itu disarankan lebih baik untuk pemula agar bibit yang dipakai dibeli yang
sudah jadi biar bisa langsung tanam.
Dewa menyampaikan hal lain yang perlu dipersiapkan
adalah penggalian lubang 1x1,5 meter dengan kedalaman 1 meter. Sebelum bibit
ditanam lubang diisi dulu dengan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah
penggalian dengan komposisi 1:3 atau menggunakan ukuran 3 bak arko pupuk
kandang. Bibit ditanaman setelah berumur kurang lebih satu bulan. Jarak
penanaman satu pohon dengan pohon lainnya 2,5 meter. Sebaiknya dibuat gundukan
tanah dengan untuk menghindari air menggenang pada batang papaya saaat musim
hujan. “Perlu dibuatkan gundukan agar batang tidak terendam air kalau hujan
supaya batangnya tidak keropos” ungkapnya.
Sementara untuk masa panen disampaikan bahwa sudah
bisa dilakukan setelah pepaya calina berumur 7 bulan. Masa panen berlangsung
selama 2-3 bulan dengan rata-rata panen perpohon 1-2 butir per 3 hari. Usia
produktif bisa mencapai 5 sampai 6 tahun tergantung perawatan. Sementara untuk
penjualan buah tidak dilakukan perbiji tapi memakai ukuran massa. Dewa
menyampaikan untuk 1 kg dihargai Rp.7000 rupiah. Dirinya mengaku tidak kesulitan untuk
melakukan penjualan sebab sudah ada pembeli yang bahkan langsung datang
ketempatnya. “Sudah ada agen yang langsung datang kesini, kami masih kekurangan
produksi untuk melayaninya” ujarnya seraya mengajak masyarakat lainnya untuk berbudidaya pepaya calina.
0 komentar:
Posting Komentar